Sahabat #SerialAkidahAwam kembali lagi dengan lanjutan dari pembahasan sebelumnya tentang sifat-sifat mustahil bagi Allah ﷻ. Kali ini kita akan membahas tentang tiga sifat yang memiliki ta’alluq yang sama, yakni Umyun, shumun, Bukmun.
Sifat Umyun (buta)
لَا تُدْرِكُهُ الْاَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْاَبْصَارَۚ وَهُوَ اللَّطِيْفُ الْخَبِيْرُ
“Dia tidak dapat dijangkau oleh penglihatan mata, sedangkan Dia dapat menjangkau segala penglihatan itu. Dialah yang Maha Halus lagi Maha Teliti.” (QS. Al-An‘ām[6]:103)
Umyun artinya tidak bisa melihat atau buta. Sifat mustahil Umyun berarti Allah ﷻ tidak mungkin buta atau tidak bisa melihat sesuatu yang terjadi, bahkan yang kasat mata. Yakni adanya suatu hal yang dapat menafikan perkara maujud dari setiap aspek ta’alluq atau hakikat. Allah ﷻ memiliki sifat bashar yang artinya Allah ﷻ bisa melihat terhadap segala perkara maujud (yang ada) baik yang wajib atau jaiz[1].
Dalil aqli sifat ini adalah Allah ﷻ mampu melihat apapun yang terlihat dan tersembunyi. Tidak ada satu pun di muka bumi ini yang lepas dari bashar-Nya.
Sifat Umyun merupakan lawan dari sifat Bashar Allah ﷻ menjelaskan dalam firman-Nya:
اِنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ غَيْبَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ وَاللّٰهُ بَصِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْن
“Sesungguhnya Allah ﷻ mengetahui apa yang gaib di langit dan di bumi. Allah ﷻ Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ḥujurāt [49]:18)
Sifat Shumun (tuli)
Shumun artinya tuli. Sifat mustahil Shumun, berarti Allah ﷻ tidak mungkin tidak mendengar karena Allah ﷻ adalah Maha mendengar segala sesuatu apapun yang ada. Tidak ada suatu hal yang luput dari pengawasan Allah ﷻ, bahkan yang disembunyikan atau hanya terucap dalam do’a dari seorang hamba-Nya. Allah ﷻ mampu mendengar semua hal bahkan yang tidak terdengar oleh manusia atau makhluk lainnya[2].
Dalil aqli sifat ini adalah Allah ﷻ mampu mendengar apapun baik yang jelas maupun tidak, sebab Tidak ada satu pun di muka bumi ini yang tidak Allah dengar walaupun dari hewan yang terkecil.
Sifat mustahil Shummun menjadi kebalikan dari sifat sami’nya Allah ﷻ
Allah berfirman:
قُلْ اَتَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ مَا لَا يَمْلِكُ لَكُمْ ضَرًّا وَّلَا نَفْعًا ۗوَاللّٰهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Mengapa kamu menyembah selain Allah ﷻ sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kepadamu mudarat dan tidak (pula) manfaat?” Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Mā’idah [5]:76)
فَاطِرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا وَّمِنَ الْاَنْعَامِ اَزْوَاجًاۚ يَذْرَؤُكُمْ فِيْهِۗ لَيْسَ كَمِثْلِهٖ شَيْءٌ ۚوَهُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
“(Allah ﷻ) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagimu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri dan (menjadikan pula) dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan(-nya). Dia menjadikanmu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syūrā [42]:11)
Sifat Bukmun (Bisu)
Bukmun artinya bisu. Sifat mustahil bukmun berarti Allah ﷻ tidak mungkin bisu atau diam, karena Allah ﷻ bersifat kalam, yakni berfirman bagi keselamatan dan tuntunan hidup bagi manusia. Atas keagungannya, Allah ﷻ berfirman melalui seorang makhluk yang mulia baginya, yakni para nabi dan rasul yang dapat dipercaya. Mustahil bagi Allah ﷻ tidak berkata-kata atas segala yang telah terjadi dan tercipta atas kekuasaannya2.
Dalil aqli sifat ini adalah jika Allah diam saja, tentu mustahil Allah ﷻ akan menurunkan wahyu kepada para Nabi yang Dia utus, seperti dalam surah berikut ini:
وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنٰهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلًا لَّمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۗوَكَلَّمَ اللّٰهُ مُوْسٰى تَكْلِيْمًاۚ
“Ada beberapa rasul yang telah Kami ceritakan (kisah) tentang mereka kepadamu sebelumnya dan ada (pula) beberapa rasul (lain) yang tidak Kami ceritakan (kisah) tentang mereka kepadamu. Allah telah benar-benar berbicara kepada Musa (secara langsung). (QS. An-Nisā’ [4]:164)
وَلَمَّا جَاۤءَ مُوْسٰى لِمِيْقَاتِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗۙ قَالَ رَبِّ اَرِنِيْٓ اَنْظُرْ اِلَيْكَۗ
“Ketika Musa datang untuk (bermunajat) pada waktu yang telah Kami tentukan (selama empat puluh hari) dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, dia berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” (QS. Al-A‘rāf [7]:143)
Kesimpulannya, pengelihatan dan pendengaran Allah ﷻ dengan penglihatan dan pendengaran kita itu tidak bisa diserupakan, sebab hakikatnya Allah ﷻ bisa melihat hal-hal yang kecil hingga hewan yang paling kecil di semesta, namun tidak untuk kita.
Adapun kalamullah itu tidak bersuara dan berbentuk maka dari itu kalamullah juga tidak bisa diserupakan dengan kalam yang kita miliki, sedangkan tentang pembahasan Al-Qur’an seperti yang telah dipaparkan pada tulisan sebelumnya.
Dimas Aji Negara | Annajahsidogiri.id
[1] Syekh Muhammad Ad-Dasuqi, Kitab Hasyiatul Ad-Dasuqi, hlm. 143
[2] Ibid, hlm. 144-145