Pertanyaan:
Assalamualaikum, Ustaz. Mohon penjelasan takdir menurut Imam Asyari dan Maturidi. Terimakasih.
Jawaban:
Keputusan Allah atau yang biasa kita sebut dengan takdir, juga terdapat silang pendapat di antara Imam Asyari dan Maturidi. Berikut perinciannya:
Pendapat Asyari
Dalam Kitab Kâsyifatus-Sajâ (hlm. 60-61), Syekh Nawawi al-Banteni menjelaskan bahwa qada menurut Asyairah adalah kehendak Allah terhadap segala sesuatu pada azali. Sedang qadar adalah penciptaan Allah atas kehendaknya yang awal.
فَاْلقَضَاءُ عِنْدَ اْلأَشَاعِرَةِ إِرَادَةُ اللهِ الأَشْيَاءَ فِي اْلأَزَلِ عَلَى مَا هِيَ عَلَيْهِ فِيْ غَيْرِ اْلأَزَلِ وَاْلقَدَرُ عِنْدَهُمْ إِيْجَادُ اللهِ الأَشْيَاءَ عَلى sقَدْرٍ مَخْصُوْصٍ عَلَى وِفْقِ اْلإِرَادَةِ
“Qada menurut Asyairah adalah kehendak Allah atas sesuatu pada azali sebagaimana mestinya kelak di luar azali (ketika sudah nyata). Sementara qadar menurut mereka adalah penciptaan Allah atas sesuatu pada kadar tertentu sesuai dengan kehendak-Nya.”
Asyairah menyandarkan pendapatnya pada hadis riwayat Muslim (no. 4790) berikut:
عَنْ اَبِي الْاَسْوَدِ الدئلي قَالَ قَالَ لِي عِمْرَانُ بْنُ الْحُصَيْنِ اَرَاَيْتَ مَا يَعْمَلُ النَّاسُ الْيَوْمَ وَيَكْدَحُونَ فِيهِ اَشَيْءٌ قُضِيَ عَلَيْهِمْ وَمَضَى عَلَيْهِمْ مِنْ قَدَرِ مَا سَبَقَ اَوْ فِيمَا يُسْتَقْبَلُونَ بِهِ مِمَّا اَتَاهُمْ بِهِ نَبِيُّهُمْ وَثَبَتَتْ الْحُجَّةُ عَلَيْهِمْ فَقُلْتُ بَلْ شَيْءٌ قُضِيَ عَلَيْهِمْ وَمَضَى عَلَيْهِمْ … اِنَّ رَجُلَيْنِ مِنْ مُزَيْنَةَ اَتَيَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَا يَا رَسُولَ اللَّهِ اَرَاَيْتَ مَا يَعْمَلُ النَّاسُ الْيَوْمَ وَيَكْدَحُونَ فِيهِ اَشَيْءٌ قُضِيَ عَلَيْهِمْ وَمَضَى فِيهِمْ مِنْ قَدَرٍ قَدْ سَبَقَ اَوْ فِيمَا يُسْتَقْبَلُونَ بِهِ مِمَّا اَتَاهُمْ بِهِ نَبِيُّهُمْ وَثَبَتَتْ الْحُجَّةُ عَلَيْهِمْ فَقَالَ لَا بَلْ شَيْءٌ قُضِيَ عَلَيْهِمْ وَمَضَى فِيهِمْ وَتَصْدِيقُ ذَلِكَ فِي كِتَابِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا فَاَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
“Dari Abul Aswad ad-Duali, ia berkata bahwa Hushain berkata padanya, ‘Apakah perilaku dan jerih payah kaum muslimin sekarang ini karena adanya takdir yang telah ditentukan sejak dulu ataukah karena mereka mengetahui ajaran yang dibawa oleh Nabi dan ada hujah yang akan menuntut mereka?’ Maka aku (Abul Aswad) berkata, ‘Itu karena takdir yang telah ditentukan sejak dahulu terhadap mereka.’ … Pada suatu hari ada dua orang laki-laki dari suku Muzainah datang kepada Rasulullah dan bertanya: ‘Ya Rasulullah, menurut engkau apakah perilaku dan usaha kaum muslimin sekarang ini karena sudah suratan takdir yang telah ditetapkan sejak dahulu atau karena mereka mengamalkan ajaran yang dibawa oleh Nabi mereka dan mereka sadar atas hujjah yang akan menuntut mereka?’ Rasulullah menjawab, ‘Itu merupakan suratan takdir yang telah ditetapkan (Allah) sejak dahulu, sesuai dengan firman Allah yang berbunyi, ‘Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)-nya, maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya’.[1]”
Pendapat Maturidi
Masih dalam kitab yang sama, Syekh Nawawi al-Banteni (hlm. 60-61) mengartikan qada dan qadar versi Maturidiyah sebagaimana berikut:
وَأَمَّا عِنْدَ الْمَاتُرِيْدِيَّةِ فَالْقَضَاءُ إِيْجَادُ اللَّهِ الْأَشْيَاءَ مَعَ زِيَادَةِ الإتقانِ أَيْ عَلَى وِفْقِ عِلْمِهِ تَعَالَى وَالْقَدَرُ تَحْدِيدُ اللَّهِ أَزَلًا كُلَّ مَخْلُوقٍ بِحَدِّهِ الَّذِي يُوْجَدُ عَلَيْهِ مِنْ حُسْنٍ وَقُبْحٍ وَنَفْعٍ وَضُرٍّ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ
“Sedangkan menurut Maturidiyah, qada adalah penciptaan Allah terhadap segala sesuatu serta penambahan pengokohan, yakni menyocoki ilmu Allah. Adapun qadar adalah pembatas yang Allah tetapkan pada azali terhadap seluruh makhluk, yang meliputi baik, jelek, manfaat, bahaya, dll.”
Pengertian di atas, dilandaskan pada firman Allah dalam surah al-Furqan ayat 02 berikut:
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهٗ تَقْدِيْرًا
“Dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya dengan tepat.” (QS. Al-Furqan [25]: 02)[2]
Kesimpulan
Singkatnya, perbedaan pandang terkait qada dan qadar antara Asyairah dan Maturidiyah hanyalah keterbalikan. Dalam artian, qada menurut Asyairah adalah qadar menurut Maturidiyah dan qada menurut Maturidiyah adalah qadar menurut Asyairah.
Misalnya begini: Pada azali, Allah menetapkan Zaid sebagai pemuda berkulit putih dengan badan yang kekar. Dalam Asyairah, hal ini disebut qada sedang dalam Maturidiyah disebut qadar. Nah, ketika Allah merealisasikan keputusannya yang tadi sehingga terciptalah Zaid sebagai pemuda berkulit putih dengan badan yang kekar, maka inilah yang disebut qadar oleh Asyairah dan qada oleh Maturidiyah.
Ghazali | Annajahsidogiri.id
[1] Syekh Zadah dalam Kitab Nadzmul-Farâidh wa Jam’ul-Fawâid (hlm. 22).
[2] Syekh Zadah dalam Kitab Nadzmul-Farâidh wa Jam’ul-Fawâid (hlm. 21-22).