Beliau adalah al-Imam al-Hâfizh al-Faqîh al-Mujtahid Abu Muhammad al-Husain bin Mas´ud bin Muhammad al-Farra al-Baghawi as-Syafii, mempunyai julukan Muhyi as-Sunnah dan Rukn al-Din. Nisbah Al-Farra mengacu pada suatu perdagangan bulu. Sedangkan al-Baghawi merujuk kepada kota kelahirannya Bagh atau Baghshûr (Persia) yaitu kota antara Herat dan Marw ar-Rud.
Sebagian besar sumber yang menulis biografi beliau tidak menyebutkan tahun kelahiran secara pasti. Hanya Yaqut al-Hamawi yang mencantumkan dalam Mu’jam al-Buldân bahwa beliau dilahirkan pada bulan Jumadil Awwal tahun 433 H. Sementara itu, Al-Zirikli dalam kitabnya Al-A’lam menyebutkan bahwa beliau dilahirkan pada tahun 436 H.
Aqidahnya
Al-Imam al-Baghawi merupakan salah seorang imam ulama ahlusunnah wal jamâ´ah yang berpegang teguh pada al-Quran dan Sunah. Hal ini dapat dibuktikan dengan pendapat beliau mengenai komentarnya tentang Qadr di hadis riwayat al-Imam Muslim.
قَالَ الشَّيْخُ، رَحِمَهُ اللهُ: الإِيمَانُ بِالْقَدَرِ فَرْضٌ لازِمٌ، وَهُوَ أَنْ يُعْتَقَدَ أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى خَالِقُ أَعْمَالِ الْعِبَادِ، خَيْرِهَا وَشَرِّهَا، كَتَبَهَا عَلَيْهِمْ فِي اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَهُمْ، قَالَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى: {وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ} [الصافات: ٩٦]، وَقَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ: {قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ} [الرَّعْد: ١٦]، وَقَالَ عَزَّ وَجَلَّ: {إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ} [الْقَمَر: {٤٩
“Iman terhadap takdir (Qadr) adalah suatu kewajiban. Maksudnya, mengimani bahwa Allah adalah Pencipta seluruh pekerjaan manusia baik dan buruk, dan (Qadr itu) telah ditetapkan bagi mereka dalam lauhul mahfudz sebelum mereka diciptakan. Allah berfirman: ‘Dan Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu kerjakan’ (Al-Saffat: 96). Allah berfirman: ‘Katakanlah bahwa Allah pencipta segala sesuatu’ (Al-Ra’du: 16). Allah berfirman ‘Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran’ (Al-Qamar: 49)”.
فَالإِيمَانُ وَالْكُفْرُ، وَالطَّاعَةُ وَالْمَعْصِيَةُ، كُلُّهَا بِقَضَاءِ اللَّهِ وَقَدَرِهِ، وَإِرَادَتِهِ وَمَشِيئَتِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ يَرْضَى الإِيمَانَ وَالطَّاعَةَ، وَوَعَدَ عَلَيْهِمَا الثَّوَابَ، وَلا يَرْضَى الْكُفْرَ وَالْمَعْصِيَةَ، وَأَوْعَدَ عَلَيْهِمَا الْعِقَابَ، قَالَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى: {وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ} [إِبْرَاهِيم: ٢٧{.
“Iman dan kekafiran, ketaatan dan kemaksiatan semuanya itu atas ketetapan takdir, dan keinginan Allah. Hanya saja Allah meridai keimanan dan ketaatan serta menjanjikan pahala atas keduanya. Allah tidak meridai kekafiran dan kemaksiatan serta berjanji atas adanya hukuman. Allah berfirman: ‘Dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim, dan Allah melakukan apa yang Dia kehendaki’ (Ibrahim: 27)”.[1]
baca juga: Hidangan cinta maulid Nabi
Karya Imam al-Baghawi
Al-Imam al-Baghawi dikenal sebagai sosok ulama yang produktif dalam menghasilkan karya-karya tulis yang sangat berguna bagi perkembangan ilmu-ilmu keislaman, berikut di antaranya :
- Al-Arba´ûn Haditsan.
- Tarjamatu al-Ahkâm.
- At-Tahdzîb fi Fiqhi al-Imam as-Syafii.
- Al-Anwâr atau Atsâr al-Anwar fi Syama’il an-Nabiy al-Mukhtâr.[2]
- Syarhu al-Jâmi’ li at-Tirmidziy.
- Syarhu as-Sunnah.
- Fatâwa al-Baghawi.
- Majmu’ah Mina al-Fatawa al-Marwadzi.
- Al-Kifayah fi al-Furu’.
- Al-Kifayah Fi al-Qiraah.
- Al-Madkhal ila Mashâbih as-Sunnah.
- Mashabihu as-Sunnah.[3]
- Ma’alim at-TanzÎL fi Tafsir al-Quran
- Mu’jam as-Syuyûkh.
Wafatnya
Umur beliau diperkirakan mencapai lebih dari 70 tahun. Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para ahli mengenai tahun wafatnya. Sebagian berpendapat bahwa al-Imam al-Baghawi wafat pada bulan Syawal 516 H/Desember 1122 M. Pendapat ini didukung oleh Yaqut al-Hamawi dalam Mu’jam al-Buldân, Ali Ayazi dalam al-Mufassirun, dan Umar Ridha dalam Mu’jam al-Muallifin. [4]
Sedangkan sebagian yang lain menyebutkan bahwa al-Imam al-Baghawi wafat pada bulan Syawal 510 H/ Februari 1117 M, ini adalah pendapat Muhammad husain adz-Dzahabi dalam at-Tafsir wa al-Mufassirun. Bahkan ada yang menyebutkan tahun 551 H.
Mengenai tempat wafat, para sejarawan mufassir sepakat meyebutkan bahwa al-Imam al-Baghawi wafat di Marwarrudz dan dikuburkan di samping makam gurunya al-Qadhi Husain di pemakaman al-Thaliqaniy,.[5]
Ach. Ubaidullah | AnnajahSidogiri.id
[1] Al-Baghawi, Abu Muhammad al-Husain bin Mas’ud bin Muhammad al-Farra’, Sharh al-Sunnah, juz. 1, hal. 142, Beirut: Al-Maktab al-Islami.
[2] Al-Kattani, Abu Abdullah, Ar-Risalah al-Mustathrifah Libayani Masyhuri Kutubi as-Sunnah al-Musyarrafah, hal. 105, Daru al-Basyair al-Islamiyah.
[3] Al-Qisthanthini, Mushthafa Abdullah, Kasyfu adz-Dzunun ‘An Asami al-Kutub Wal Funun, juz. 6, hal. 493, Muassasah al-furqan Lit al-Turats al-Islami.
[4] Al-Ḥamawī, Yāqūt ibn ʻAbd Allāh. Muʻjam al-Buldān, juz. 1, hal. 468, Beirut: Daru as-Shadir.
[5] Al-Baghawi, Abu Muhammad, Ma’alimu at-Tanzil Fi Tafsiri al-Quran, juz. 1, hal. 22, Daru al-Thayyibah.