Beriman kepada Nabi Muhammad dan turunnya Al-Qur’an juga melazimkan iman kepada malaikat. Dalam kata lain, mengingkari malaikat sama halnya ingkar pada para nabi dan Al-Qur’an secara bersamaan (Kubra Yaqiniat Kauniyat 274). Keterangan ini seirama dengan ayat Al-Qur’an yang berbunyi:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهِ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهِ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَ مَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا
Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh”. ( QS An-Nisa 136).
Baca Juga: Malaikat Lebih Berhak Menjadi Nabi, Benarkah?
Adapun bentuk malaikat itu lembut, bercahaya, tidak bisa dilihat dan bisa berubah bentuk yang baik dengan bertempat tinggal di langit. Malaikat tidak memiliki jenis kelamin, laki-laki ataupun perempuan, sebab jika menyifatinya dengan laki maka fasik dan bila perempuan maka kufur ( Jauharut Tauhid 168). Mengenai hal ini, Allah berfirman,
وَجَعَلُوا الْمَلَائِكَة الَّذِيْنَ هُمْ عِبٰدُ الرَّحْمٰنِ اِنَاثًا ۗ اَشَهِدُوْا خَلْقَهُمْ ۗ سَتُكْتَبُ شَهَادَتُهُمْ وَيُسْـَٔلُوْنَ
Artinya:” Dan mereka menjadikan malaikat-malaikat hamba-hamba (Allah) Yang Maha Pengasih itu sebagai jenis perempuan. Apakah mereka menyaksikan penciptaan (malaikat-malaikat itu)? Kelak akan dituliskan kesaksian mereka dan akan dimintakan pertanggungjawaban”.
Para malaikat memiliki tugas bervariatif, ada yang selalu beribadah atau bertasbih kepada Allah SWT, ada pula yang bertugas menjaga surga dan malaikat penjaga kehidupan manusia sebagaimana ayat Al-Qur’an yang berbunyi,
لَهُ مُعَقِّبٰتٌ مِّنۡۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِ يَحۡفَظُوۡنَهُ مِنۡ اَمۡرِ اللّٰهِِ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوۡمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوۡا مَا بِاَنۡفُسِهِمْ وَاِذَاۤ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوۡمٍ سُوۡۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمۡ مِّنۡ دُوۡنِهِ مِنۡ وَّالٍ
Artinya : “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia’’.
Ada pula malaikat pembawa arsy yang berjumlah 8 malaikat. Penjelasan ini sesuai dengan keterangan Al-Qur’an yang berbunyi,
وَّالْمَلَكُ عَلٰٓى اَرْجَاۤىِٕهَاۗ وَيَحْمِلُ عَرْشَ رَبِّكَ فَوْقَهُمْ يَوْمَىِٕذٍ ثَمٰنِيَةٌ
Artinya:“ Dan para malaikat berada di berbagai penjuru langit. Pada hari itu delapan malaikat menjunjung ‘Arsy (singgasana) Tuhanmu di atas (kepala) mereka”.
Dalam hal ini, bila kita tarik pembahasan antara malaikat dan para nabi, mana yang utama antara keduanya?
Kadi Abdullah Al-Halimi berpendapat sama dengan Muktazilah bahwa malaikat lebih utama daripada para nabi kecuali Nabi Muhammad SAW, sebab beliau merupakan makhluk paling utama. Syekh Tajuddin As-Subuki mengomentari pendapat tersebut bahwa dalam permasalahan ini tidak ada yang perlu untuk diutamakan dan yang selamat (dari jurang dosa) dalam persoalan ini adalah bersikap diam saja.
Adapun mazhab jumhur Ahlussunnah wal Jamaah memberi penjelasan mengenai manusia tertentu termasuk para nabi dan orang-orang jujur lebih utama dibanding malaikat. Namun secara umum, orang-orang shaleh dari kalangan kaum muslimin juga lebih utama daripara malaikat, berdasarkan ayat Al-Qur’an yang berbunyi,
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اُولائك هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِۗ
Artinya : “ Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk”. ( QS Al-Bayyinah 7)
Imam Al-Qurthubi mengomentari hal tersebut bahwa tidak ada dalil pasti dalam hal keutamaan para nabi terhadap malaikat. Pun sebaliknya.
Nur Cholis Majid | Annajahsidogiri.id