Sudah masyhur di kalangan kita sosok iblis yang disebutkan dalam al-Quran sebagai satu-satunya makhluk yang menolak untuk bersujud pada Nabi Adam. Alasannya singkat lagi penuh kesombongan. “Aku lebih baik daripada Adam. Engkau (Allah) menciptakanku dari api dan menciptakan Adam dari tanah liat”, kata iblis.
Baca Juga: Malaikat Lebih Berhak Menjadi Nabi, Benarkah?
Karena itulah, Allah melaknat iblis dan mengeluarkannya dari surga. Sedangkan Nabi Adam, diberikan semua kenikmatan surga, termasuk seorang istri yang diciptakan dari tulang rusuknya; Hawa. Namun demikian, Allah melarang satu hal pada Nabi Adam dan Hawa. Yakni, mendekati sebuah pohon yang ada di dalam surga.
Namun, tak butuh waktu lama, iblis yang ketika itu sudah dikeluarkan dari surga mendengar kabar bahwa Adam dan Hawa diberi kedudukan mulia di surga dengan syarat tidak mendekati pohon yang dimaksud.
Lantas iblis merancang rencana untuk menjebak keduanya agar mau memakan buah dari pohon larangan itu. Dengan kecerdikannya, ia berhasil membujuk keduanya sehingga Nabi Adam dan Hawa memakan buah dari pohon tersebut sehingga keduanya turut dikeluarkan dari surga. Begitulah cerita ringkas tentang kedengkian iblis pada Adam yang tercantum dalam al-Quran.
Namun sekilas ada sebuah kemusykilan di dalam cerita tersebut. Yakni, bagaimana cara iblis menggoda Adam? Padahal ketika itu, Iblis ada di luar surga sedangkan Adam ada di dalam surga. Menyikapi hal ini, ulama berbeda pendapat. Berikut beberapa pendapat ulama yang penulis rangkum dari beberapa kitab.
Pendapat pertama
pendapat yang dilontarkan oleh Syekh Abdurrahman asy-Sya’alabi. Beliau dalam kitabnya, al-Jawahir al-Hisan menjelaskan bahwa iblis tetap di luar surga. Hanya saja, ia menghasut Adam melalui kemampuannya yang diberikan oleh Allah, berupa waswas dll. Berikut ibaratnya,
اِنَّ اِبْلِيْسَ لَمْ يَدْخُلْ الجَنَّةَ بَعْدَ اَنْ اُخْرِجَ مِنْهَا وَاِنَّمَا اَغْوَى آدَمَ بِشَيْطَانِهِ وَسُلْطَانِهِ وَوَسَاوِسِهِ الَّتِيْ أعْطَاهُ الله تَعَالَى كَمَا قَالَ النَّبِيُّ: {اِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِيْ مِنْ اِبْنِ آدَمَ مَجْرَى الدَمِ}
Pendapat kedua
pendapat Wahbah az-Zuhaili dalam kitabnya, Tafsirul-Munir. Menurut beliau, mungkin saja Iblis diberi wewenang untuk masuk surga dengan tujuan mengganggu Adam, bukan untuk memuliakannya,
اَنَّهُ يَجُوْزُ اَنْ يَمْنَعَ اِبْلِيْس دُخُوْلَ الْجَنَّةِ عَلَى جِهَةِ التَّكْرِيْمِ كَدُخُوْلِ الْمَلاَئِكَةِ وَلاَ يَمْنَع اَنْ يَدْخُلَ عَلَى جِهَةِ الْوَسْوَسَةِ اِبْتِلاَءً لآدَمَ وَحَواء
Pendapat Wahbah az-Zuhaili juga didukung oleh Imam al-Qurthubi dengan pendapat yang sama. Beliau mengungkapkan,
قَالَ الْقُرْطُبِيْ: وَلاَ يَسْتَحِيْلُ دُخُوْلُ الْاِبْلِيْس الْجَنَّةَ لِتَغْرِيْر آدَمَ
Pendapat ketiga
pendapat seorang Shahabat yang dinukil oleh imam Jalaluddin as-Suyuthi dalam kitabnya, ad-Durrul Mantsur fi Tafsiril Ma’tsur. Menurutnya, iblis meminta bantuan ular agar memasukkannya ke surga melalui mulutnya,
وَاَخْرَجَ اِبْنُ جَرِيْر وَابْنُ اَبِيْ حَا تِم عَنِ ابْنِ مَسْعُوْد وَنَاس مِنَ الصَّحَابَةِ قَالُوْا: لَمَّا قَالَ اللهُ لآدَمَ “اُسْكُنْ اَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ” اَرَادَ اِبْلِيْس اَنْ يَدْخُلَ عَلَيْهِمَا الْجَنَّةَ فَاَتَى الْحَيَّةَ وَهِيَ دَابَّةٌ لَهَا اَرْبَعُ قَوَائِم كَاَنَّهَا البَعِيْرُ وَهِيَ كَاَحْسَنِ الدَّوَابِّ فَكَلَّمَهَا اَنْ تُدْخِلَهُ فِيْ فَمِهَا
Dari tiga pendapat di atas, penulis belum menemukan pendapat mana yang lebih unggul. Namun setidaknya, pendapat ketiga, yakni pendapat yang mengatakan bahwa iblis menyusup ke surga melalui bantuan ular adalah pendapat yang paling banyak dipilih oleh para ulama. Seperti Syakih Khatib asy-Syarbini dalam kitab, Tafsirul-Khatib asy-Syarbini dan Syaikh Abi al-Hasan Ali an-Naisaburi dalam kitab, al-Wasith fi Tafsiril-Qur’an al-Majid. Wallahu alam.
Ghazali | Annajahsidogiri.id