Awal mula pendapat ini dikemukakan oleh Imam as-Suyuti. Sebab kala itu, beliau membantah banyak pernyataan yang muncul bahwa Nabi Muhammad ﷺ tidak akan berada di alam barzah lebih dari 1000 tahun. Oleh sebab itu, Imam as-Suyuti langsung mengeluarkan pendapat yang ia tulis dalam kitab al-Hâwi lil-Fatâwȋ, karangan beliau sendiri:
أَنَّ مُدَّةَ هَذِهِ الأُّمَّةِ تَزِيْدُ عَلَى أَلْفِ سَنَةٍ وَلَاتَبْلُغُ الزِّيَادَةُ عَلَيْهَا خَمْسَمِائَةٍ سَنَةٍ
“Umur umat ini akan lebih dari 1000 tahun. Setelah 1000 tahun, tidak akan lebih dari 500 tahun”.
Banyak orang yang dilema dan bertanya-tanya mengenai hal ini. Karena, apabila kita mengacu pada pendapat ini, artinya umur bumi sekarang tinggal 57 tahun. Apakah pendapat ini benar dan dapat dipercaya?
Jika kita menelaah dari sumber hadis yang dijadikan rujukan, kebanyakan hadis yang dipaparkan sanadnya dhaif. Hanya ada satu hadis yang rawinya mauquf ke Ibnu Abbas, yakni:
“Imam Suhail berkata: Meskipun hadis ini sanadnya tergolong dhaif, namun hadis ini juga berstatus mauquf ke Ibnu Abbas melalui jalur sahih. Beliau (Ibnu Abbas) berkata: dunia hanya 7 hari, setiap harinya bagaikan seribu tahun. Dan Rasul ﷺ diutus di masa akhir. Hadis ini disahihkan Abu Jakfar at-Thabari, asal ini sahih dan diperkuat dengan beberapa atsar.”
Sementara, ada beberapa hadis perihal kiamat yang lebih sahih dan masyhur yang bisa dijadikan sumber primer. Seperti hadis yang menjelaskan tentang Islam, iman dan ihsan yang terdapat di dalam kitab Arba’in an-Nawawȋ. Di akhir hadis tersebut terdapat penjelasan berikut:
قَالَ , فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ , قَالَ ” مَا المَسْئُوْلُ بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ
Orang itu berkata (Malaikat Jibril), “Beritahukan kepadaku tentang kiamat.” Rasulullah menjawab, “orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari yang bertanya.”
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim memberikan pengertian bahwa tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan kiamat akan terjadi. Lantas, apakah kita masih ingin mengambil hadis dhaif dengan kalkulasi hitungan yang tidak akurat?
Dalam al-Quran pun telah dijelaskan bahwa tidak ada orang yang mengetahui kapan tepatnya hari kiamat akan terjadi, selain Allah.
يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا
Artinya: “Manusia bertanya kepadamu tentang hari kiamat. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu hanya di sisi Allah”. Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya.” (QS. Al-Azhab: 63)
Lagi pula, apabila kita meneliti dengan cermat, maka dapat kita temukan bahwa pendapat Imam as-Suyuti ini agaknya kurang akurat. Sebab, jika kita kalkulasi hitungan yang memprediksikan umur bumi tersebut, seharusnya sebelum terjadinya kiamat, tentu akan muncul beberapa tanda-tanda. Bahkan, Imam as-Suyuti sendiri memaparkan di dalam kitab al-Hâwi lil-Fatâwȋ terkait tanda-tanda kiamat, seperti turunnya Nabi Isa yang konon setelah membunuh Dajjal akan menetap di bumi selama 40 tahun, terbitnya matahari dari sebelah barat yang akan dilanjut dengan kehidupan manusia setelahnya selama 120 tahun. Jarak antara dua tiupan sangkakala selama 40 tahun. Total keseluruhan menjadi 200 tahun. Sedangkan sekarang sudah memasuki tahun 1443 H, sementara bumi masih belum merasakan tanda-tanda besar tersebut. Padahal jika angka 1500 dikurangi 1443, hasilnya tidak sampai ke hitungan 200.
Mohammad Iklil | Annajahsidogiri.id