Bagaimanapun juga ketaatan merupakan hal penting. Keberadaaannya merupakan unsur kesempurnaan iman. Ketika ketaatan seorang bertambah, maka nilai keimanan seseorang secara otomatis juga akan bertambah. Sebaliknya bila ketaatan berkurang, maka secara otomatis keimanan juga akan berkurang. Terkait hal ini Allah telah menyiratkannya dalam al-Qur’an:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.” (Al-Anfal; 2-4)
Walau demikian mencukupkan ketaatan dalam beragama tidaklah cukup. Bahkan seseorang juga perlu membarengi ketaatan tersebut dengan pemahaman yang benar terkait dengan hal-hal pokok dalam agama atau yang seringkali disebut dengan akidah. Sebab akidah merupakan salah satu unsur keimanan yang paling penting. Bahkan bisa dikatakan keduanya meimiliki hubungan yang erat karena keduanya sama-sama membahas sesuatu yang berkaitan dengan kemantapan hati terhadap hal pokok dalam agama. (Huriyyatul-I’tiqâd fȋ Dilil-Islâm. Hal, 64).
Baca Juga: Kenapa Tidak Boleh Taklid dalam Akidah?
Jika kita ibaratakan Keberadaan akidah itu layaknya pondasi, sedangkan ketaatan adalah bangunannya. Maka tidak akan berguna ketaatan seorang hamba ketika tidak dibarengi dengan keyakinan yang benar terhadap unsur-unsur pokok dalam agama. Dengan artian ketaatan itu tertolak dan sia-sia. Hal ini sebagaimana hadis: “Allah menolak untuk menerima amal seorang pengikut bidah, sampai ia meninggalkan bidahnya.” (HR. Ibnu Majah). Kenyataan ini sesuai dengan apa yang di ungkapkan dalam kitab Syarh Ushûli-I’tiqâdi Ahlis-Sunnah Wal- Jamâ’ah yang mengatakan bahwa kesalahan berakidah sejak awal akan berdampak buruk terhadap kehidupan seseorang.
Fungsi Faham Akidah
Selain karena memilki hubungan erat dengan keimanan, akidah sangat penting untuk menjadi perhatian setiap muslim karena dua hal ini:
Pertama, akidah berfungsi menyatukan amal setiap muslim sesuai dengan apa yang dituntut dalam Islam. Hal ini penting karena dapat menghindarkan seseorang dari keragu-raguan terhadap hal prinsipil dalam agama.
Kedua, akidah dapat berfungsi sebagai filter terhadap paham-paham ideologi yang hidup berdampingan.
Poin-Poin Pembahasan dalam Akidah
Di sini cakupan pembahasan akidah terbagi dalam beberapa hal: Pertama, ilahiyat, mencakup hal-hal wajib, mustahil dan jaiz bagi Allah. Kedua nubuwat, mencakup hal-hal wajib, mustahil dan jaiz bagi para Rasul. Ketiga, gaibiyat, mencakup hal-hal di luar pancaindra yang wajib diyakini
Dengan demikian, sudah sangat jelas bahwa memahami akidah sebagai pondasi agama adalah hal penting. Sebab sebagaimana perkataan di awal, bahwa keberadaan akidah memiliki hubungan erat dengan keimananan yang merupakan perkara fundamental dalam agama. Disamping itu memahaminya menjadi sangat penting karena tanpanya ketaatan seorang hamba hanya akan menjadi buih belaka. Karena abainya seseorang terhadap akidah secara otomatis menyebabkan ketaatannya terabaikan. Oleh karenanya sudah menjadi keniscayaan bagi setiap muslim memahaminya secara baik, di samping mereka terus senantiasa konsisten menjalankan perintah agama.