Feminisme adalah gerakan wanita yang menuntut kesetaraan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan pria di segala aspek kehidupan, baik di dalam atau luar rumah, seperti hak dalam warisan, kepemimpinan, dan aspek kehidupan lainnya. Mereka menuntut agar mendapatkan bagian yang sama dalam warisan, berhak menjadi pemimpin negara dan hak-hak lainnya yang menurut mereka mengandung unsur diskriminasi[1] pada kaum wanita.
Baca Juga: Poligami dan Diskriminasi Terhadap Perempuan
Munculnya gerakan ini tidak lepas dari sejarah hitam masyarakat Barat[2]. Masyarakat Eropa mengalami berbagai problem dengan agamanya (Kristen), konflik agama Katolik[3] dan Protestan[4], problem teologi (konsep trinitas), dan kekejaman Inkuisis. Robert Held dalam bukunya “Inquisition” membuat foto-foto dan lukisan-lukisan yang mengerikan tentang kejahatan Inkuisisi yang dilakukan Gereja ketika itu. 50 model alat-alat siksaan yang sangat kejam, seperti pembakaran hidup-hidup, pencungkilan mata, gergaji pembelah tubuh manusia, pemotong lidah, alat penghancur kepala, pengebor vagina, dan berbagai alat dan model siksaan lainnya. Ironisnya, sekitar 85 persen korban penyikasaan dan pembunuhan adalah perempuan.
Masyarakat Barat juga menganut deifikasi[5] materi yang mengajarkan bahwa materi adalah tujuan akhir dan satu-satunya pilar untuk membangun sebuah masyarakat ideal. Mereka hanya berfikir agar mendapatkan harta yang melimpah dengan cara mengumpulkan materi yang banyak, untuk mendapatkan kenikmatan tanpa memikirkan dampak buruk pada orang lain. Sehingga tidak ada solidaritas, kepedulian sosial, dan simpati terhadap penderitaan orang lain.
Dampak ajaran ini sangat berpengaruh terhadap eksistensi, harkat, dan martabat kaum wanita. Hal ini bisa dibuktikan dengan sikap Barat terhadap wanita. Mereka membebani kaum perempuan, baik gadis maupun seorang istri, dengan kewajiban-kewajiban serta menuntut mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri dengan berbagai cara sesuai kemampuannya. Dianggap bodoh bila saeorang gadis hanya berpangku tangan menunggu belas kasih kedua orang tuanya. Mereka tidak boleh bergantung pada orang lain maupun orang tuanya dalam memenuhi kebutuhan hidup, walaupun orang tuanya kaya. Begitu juga seorang istri, di samping bertanggung jawab terhapdap tugasnya sebagai seorang istri, dia harus menanggung beban kehidupan rumah tangga. Maka tidak heran jika kemudian muncul gerakan kaum Feminis.
Ide kesetaraan gender yang dianut kaum feminis juga bersumber pada ideologi Marxis yang menempatkan wanita sebagai kelas tertindas dan laki-laki sebagai kelas penindas. Untuk menegakkan masyarakat komunis, terlebih dahulu peran institusi keluarga dihilangkan dengan mewujudkan ide kesetaraan gender dengan alasan kebebasan demokratisasi[6] dan Hak Asasi Manusia (HAM) kaum perempuan.
Baca Juga: Lima Karakteristik Islam Liberal
Kesetaraan yang dimaksud Barat adalah bahwa kaum laki-laki dan perempuan ditempatkan dalam acuan-acuan sosial yang sama, sehingga masing-masing bergerak dalam acuan sosial yang satu, tinggal di tempat dan aturan yang satu, sturktur anatomi[7] fisik dan psikis mereka dianggap sama, sehingga masing-masing dari mereka dibebani kewajiban yang sama, bukan sama-sama dibebani kewajiban dan memiliki hak yang sama bukan sama-sama memiliki hak.
Berbeda dengan Islam yang datang mengangkat harkat dan martabat wanita dari kekejaman masyarakat sebelum datangnya agama Islam. Ketika dalam satu keluarga istri melakukan zina, maka tidak ada hukuman yang pantas selain darah atau kematian. Sedangkan zina yang dilaukan oleh suami, ayah atau mertuanya, maka kejahatan mereka tidak perlu dibersihkan dengan darah, tidak perlu dimaafkan, bahkan tidak perlu diingat. Hal itu karena wanita dianggap cela dan aib dalam keluarga.
Roihan Al-farisi | Annajahsidogiri.id
[1] Pembedaan perlakuan terhadap sesama manusia
[2] Orang, bangsa, negara Eropa dan Amerika
[3] Agama (umat) Kristen yg pemimpin tertingginya adalah Paus, yg berkedudukan di Vatikan
[4] Protestantisme: aliran dalam agama Kristen yg terpisah dari gereja Katolik Roma pada zaman reformasi (abad ke-16), yg dipelopori oleh Martin Luther
[5] Pendewaan
[6] Gagasan atau pandangan hidup yg mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yg sama bagi semua
[7] Anatomi :ilmu yg melukiskan letak dan hubungan bagian-bagian tubuh manusia, binatang, atau tumbuh-tumbuhan