Masyarakat Barat berusaha menerapkan kesetaraan gender dalam Islam yang tidak mempunyai problem dalam masalah hukum, aturan, dan keadilan, bahkan mengangkat derajat wanita. Ini adalah usaha mereka dalam menghancurkan dan mencoreng reputasi[1] Islam dengan menyuarakan kebebasan demokratisasi[2] dan Hak Asasi Manusia (HAM) kaum perempuan. Padahal dengan menuntut hak dan kewajiban yang sama, justru mereka membebani kaum wanita dan menghancurkan kehidupannya.
Baca Artikel Sebelumnya: Feminisme Penindasan secara Samar (#1)
Feminisme sangat berbahaya pengaruhnya terhadap akhlak, ideologi, dan syariat Islam. Dalam aspek ideologi, mereka akan menentang terhadap hukum yang telah Allah tetapkan di dalam al-Quran. Secara tidak langsung mereka mengingkari al-Quran yang harusnya diimani serta dianut oleh umat Islam.
Salah satu ayat yang dianggap mendiskriminasi kaum wanita adalah ayat “الرِّجالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّساءِ.” “Kaum lelaki adalah pemimpim kaum perempuan”. Dalam lanjutan ayat di atas Allah menyebutkan dua sebab kepemimpinan seorang laki-laki pada seorang perempuan, “بِما فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلى بَعْضٍ وَبِما أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوالِهِمْ.” “Karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena mereka telah memberikan nafkah dari artanya.” Dalam ayat tersebut Allah telah mengutamakan pria dari pada wanita. Secara jasmani, laki-laki lebih kuat, akalnya lebih sempurna, dan keutamaan-keutamaan lainnya. Itulah sebab pertama laki-laki menjadi pemimpin bagi perempuan. Dalam agama Islam laki-laki adalah yang berkewajiban mencari nafkah untuk istri, anak, dan kerabatnya. Laki-laki juga yang berkewajiban membayar mahar sebagai penghormatan pada wanita. Agama Islam tidak membebani wanita untuk memberi nafkah dan membayar mahar. Bahkan jika ada laki-laki tidak mampu memberi nafkah, maka menajadi hutang walaupun istrinya kaya.
Baca Juga: Poligami dan Diskriminasi Terhadap Perempuan
Hadis Nabi Muhammad SAW. berikut juga sering dianggap mendiskriminasi kaum wanita. Rasul pernah berkata pada kelompok kaum perempuan “ما رأيت من ناقصات عقل ودين أذهب للب الرجل الحازم من إحداكن.” “Aku tidak melihat orang yang paling kurang akal dan agamanya namun lebih mudah menaklukkan hati seorang laki-laki yang bijak selain salah satu dari lakian.”Dengananggapan demikian, secara tidak langsung, mereka mengingkari Rasulullah SAW. yang juga wajib diimani umat Islam.
Menurut ilmu psikologi, dan psikologi pendidikan, emosi wanita lebih kuat dan daya pikirnya lebih lemah dibandingkan laki-laki. Sedangkan laki-laki adalah sebaliknya. Jika kekuatan berpikir wanita sama seperti laki-laki, emosi perempuan lebih lemah, keras perasaan dan seterusnya, maka lelaki akan bosan menghadapi kehidupan bersamanya, dan akan lari darinya. Kondisi ini sama saja dengan hidup dengan sesama jenis. Sedangkan orang normal tidak ada yang mau menikah sesama jenis. Begitu juga jika kaum lelaki sama seperti perempuan, maka perempuan pasti celaka, perlindungan terhadap keselamatan darinya tidak bisa diharapkan. Jadi, semua perbedaan tersebut merupakan anugerah yang diberikan Allah agar keduanya saling melengkapi satu sama lain. Sehingga perbedaan tersebut merupakan kesetaraan yang hakiki dan menjadi sumber kebahagiaan keduanya.
Baca Juga: Lima Karakteristik Islam Liberal
Andai perempuan menjadi kepala negara, maka di saat hamil, negara akan kosong dari kepemimpinan dan urusan negara akan hancur, sebab ia harus fokus pada kandungannya serta menyusui setelah melahirkan, yang tentunya hal ini tidak bisa diserahkan pada pria. Itulah, salah satu dampak jika kepemimpinan diserahkan pada wanita.
Jika kita perhatikan sejarah peradaban umat manusia, maka kita akan mengetahui bahwa mayoritas yang pernah menjadi kepala negara sejak awal peradaban sampai saat ini adalah kaum lelaki, sedangkan jumlah perempuan tidak lebih dari jumlah jari kedua tangan. Jelas ini menunjukan bahwa masyarakat-masyarakat itu memiliki pandangan sama dengan Islam. Mengapa kita juga tidak mendengar bahwa ada seorang perempuan menjadi presiden di Amerika Serikat semanjak lahirnya negara itu? Padahal Amerika Serikat adalah negara yang senantiasa mengembar-gemborkan hak ini pada kaum perempuan negara-negara Islam.
Kesimpulannya, Feminisme tidak menghasilkan keadilan pada kaum perempuan, melainkan beban, penyiksaan dan penindasan secara samar yang dibungkus dengan kebebasan dan kesetaraan gender. Gerakan tersebut akan meruntuhkan ideologi, hukum, dan akhlak dalam agama Islam.
Roihan Al-Farisi | Annajahsidogiri.id
[1] Nama baik
[2] Gagasan atau pandangan hidup yg mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yg sama bagi semua