Dalam sejarah pemikiran Islam, muncul berbagai aliran dan sekte yang menyimpang dari ajaran utama Islam. Salah satu di antaranya adalah aliran Ghurabiyyah, sebuah kelompok Ekstremis akidah yang muncul dari lingkungan yang mengaku Syiah, namun dengan keyakinan yang jauh menyimpang dari prinsip-prinsip Islam dan bahkan mazhab Syiah itu sendiri.
Ajaran Pokok Ghurabiyyah
Ghurabiyyah tidak sampai mendewakan Imam Ali hingga menganggapnya sebagai Tuhan, sebagaimana yang dilakukan kelompok Saba’iyyah. Namun, mereka memiliki keyakinan yang tidak kalah sesatnya. Mereka meyakini bahwa sebenarnya risalah kenabian diperuntukkan bagi Ali bin Abi Thalib, bukan untuk Nabi Muhammad saw. Menurut mereka, Jibril keliru ketika menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad, padahal seharusnya diturunkan kepada Ali.
Baca Juga; Syiah dan Konsep Syafaat
Nama “Ghurabiyyah” (yang berarti burung gagak) berasal dari analogi yang mereka gunakan, yakni bahwa Ali sangat mirip dengan Nabi Muhammad, sebagaimana seekor burung gagak yang mirip dengan burung gagak lainnya—dan karena kemiripan inilah Jibril disebut-sebut “salah sasaran”.
Bantahan Ulama dan Kekeliruan Historis
Pendapat ini secara tegas dibantah oleh para ulama, di antaranya oleh Ibnu Hazm dalam kitabnya al-Fashl. Ia menegaskan bahwa klaim tersebut bertentangan dengan fakta sejarah dan logika. Saat Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul, Ali masih anak-anak berusia sekitar sembilan tahun, belum mencapai usia mukallaf, apalagi usia untuk menerima wahyu. Maka secara logis dan syar’i, tidak mungkin risalah diberikan kepadanya saat itu.
Selain itu, pernyataan bahwa Ali sangat mirip dengan Nabi Muhammad juga tidak memiliki dasar yang kuat. Justru, dalam banyak riwayat disebutkan bahwa keduanya memiliki karakteristik fisik yang berbeda, dan masing-masing memiliki ciri khas jasmani yang tidak bisa disamakan.
Sikap Syiah terhadap Ghurabiyyah dan Kelompok Serupa
Penting untuk dicatat bahwa kaum Syiah arus utama tidak mengakui kelompok seperti Ghurabiyyah sebagai bagian dari Syiah. Mereka menyebut kelompok ini sebagai ghulāt dan menolak keras ajaran mereka. Bahkan, sebagian besar dari kelompok ini tidak dianggap sebagai bagian dari umat Islam.
Baca Juga; Ahlusunnah wal Jamaah sebagai Manhajul Fikri dalam Islam
Para ulama dan penulis dari kalangan Syiah sendiri sering kali merasa terbebani oleh pandangan-pandangan ekstrem yang disandarkan secara salah kepada mereka. Dalam berbagai kesempatan, mereka menegaskan berlepas diri sepenuhnya dari kelompok-kelompok seperti Ghurabiyyah, Saba’iyyah, dan sejenisnya.
Penutup
Hingga hari ini, Syiah tidak mau mengakui Ghurabiyah sebagian dari mereka. Dengan dalih tidak ada di antara mereka yang secara terbuka menyatakan bahwa malaikat Jibril salah dalam menyampaikan wahyu. Sikap seperti ini membuktikan bahwa ajaran sesat seperti Ghurabiyyah bukan hanya menyimpang dari Syiah tapi juga menyimpang dari ajaran Islam.
Ref:
Mukhtashar Tarikh Al-Madzahib Karya Prof Muhammad Abu Zahrah, hal 20-21