Pakar Tafsir yang Bermazhab Asy‘ari
Salah satu ulama pakar tafsir dari golongan Ahlusunah bermazhab Maliki Asy‘ari yang melahirkan banyak karya yang bermanfaat adalah Imam Syihabuddin Abul-Abbas Ahmad bin Muhammad ash-Shawi al-Khalwati atau lebih dikenal dengan Imam ash-Shawi. Beliau lahir pada tahun 1175 di Shan al-Hajar, sebuah desa di tepi sungai Nil barat. Dulu orang Yunani menyebut daerah itu dengan Sais H. Lalu pindah ke al-Azhar Mesir pada tahun 1187 H untuk menuntut ilmu.
Imam ash-Shawi merupakan ulama yang terkenal “pakar” dalam berbagai keilmuan, diantaranya ilmu Nahwu, Sharraf, I‘rab, Qira’at, Tasawuf, Kalam dan lain sebagainya. Dalam ilmu Fikih beliau merupakan pengikut mazhab Maliki dan dalam ilmu Kalam beliau mengikuti mazhab al-Asy‘ari. Sedangkan dalam hal tarekat beliau mengikuti gurunya yaitu Syekh Ahmad ad-Dardir.
Ibunya adalah seorang wanita salihah dan wara‘. Diriwayatkan bahwa Imam ash-Shawi pernah membacakan sesuatu tentang ilmu Tauhid kepadanya. Lalu ibunya berkata “Wahai Anakku, semua yang engkau bacakan tadi sudah terlebih dulu ada di hatiku, hanya saja aku tidak mampu mengibaratkannya dengan kata-kata seperti yang engkau jelaskan.”
Guru Beliau
Pada awalnya Imam ash-Shawi mengaji kepada ayahnya yang terkenal wara’, tekun beribadah, dan taat kepada Allah. Beliau dididik oleh ayahnya dengan bekal takwa dan iman. Ayahnya wafat pada saat beliau berumur lima tahun setelah beliau menyelesaikan hafalan al-Qurannya. Selanjutnya, beliau mulai diasuh oleh saudaranya. Imam ash-Shawi belajar di al-Azhar Kairo sejak tahun 1187 H di usianya yang belum menginjak dua belas tahun.
Selain berguru kepada ayahnya, beliau juga berguru kepada beberapa ulama al-Azhar. Di antaranya:
- Syekh asy-Syihab Ahmad bin Muhammad ad-Dardiri al-‘Adawi al-Maliki (W.1201 H), seorang ulama dari kalangan mazhab Maliki.
- Syekh Sulaiman bin Umar bin Mansur al-‘Ajili (W.1204 H), seorang pakar tafsir yang memiliki karya yang berjudul al-Futûhât al-Ilâhiyyah.
- Syekh Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin ‘Arafah ad-Dasuqi (W.1230 H).
- Syekh Muhammad bin Muhammad bin Ahmad al-Amir al-Kabir al-Maliki (W.1232 H).
Karya Beliau
Imam ash-Shawi memiliki banyak karangan. Kebanyakan karangan beliau itu berupa kitab syarh dan hâsyiyah dari berbagai bidang keilmuan. Di antaranya adalah:
- Syarh ‘alâ Jauharatit-Tauhîd. Kitab ini merupakan salah satu syarh nazam Jauharatut-Tauhîd karangan Syekh Ibrahim al-Laqani yang penjelasannya ringkas namun lengkap. Lafaznya sedikit serta mudah dipaham, namun di dalamnya sarat akan makna.
- Syarhu Manzhûmah Asmâ’ Allâh al-Husnâ, kitab syarh untuk nazam karangan gurunya, Syekh ad-Dardiri.
- Hâsyiyah ‘alâ Syarhi-Kharîdah al-Bahiyyah
- Hâsyiyah ‘alâ Tafsîril-Jalâlain
- Risâlah fir-Radd fi Munkirî Karâmâtil-Auliya’, karangan belia yang rampung dalam waktu semalam saja, adapun kitab ini untuk menepis tuduhan seseorang yang menginkari karamah Syekh ad-Dardir hingga Syekh ad-Dardir mengomentari “seolah-olah dia menulisnya sesuai dengan isi hatiku”.
- Ar-Risâlah fil-Jihâd, dalam kitab itu Imam ash-Shawi mengumpulkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadis yang berhubungan dengan jihad
Sepak Terjang Beliau
Sayyid Ahmad Asy-Syitsyi, murid Imam ash-Shawi, menyebutkan dalam kitabnya, Manâqib Ash-Shâwi, “Beliau sungguh-sungguh mengajak umat ke jalan yang benar, Allah membantunya menghalau umat dari sifat dengki, durhaka, dan keras kepala, sehingga manfaatnya dapat kita rasa hingga sekarang dan selamanya”.
“Beliau (Imam ash-Shawi) biasa mendakwahi orang-orang kepada Allah dengan perbuatan dan ucapannya, lemah lembut dan penyayang kepada sesama, mendidik muridnya dengan perhatian, menunjuk mereka ke derajat yang mulia, hingga semerbaknya tercium hingga seantero alam, dan tabirnya tersebar hingga ke lembah-lembah”
Beliau wafat pada 7 Muharram 1241 H di Madinah al-Munawwarah setelah menyelesaikan ibadah haji dan berziarah ke makam para wali. Semoga Allah tempatkan beliau di sebaik-baiknya tempat di sisi-Nya. Amin.
M. Ro’isuddin Rohmat Rohmatulloh | Annajahsidogiri.id