Jahmiyyah adalah sekte teologis yang berafiliasi dengan Islam, merupakan pecahan dari sekte Murji’ah ekstrimis yang muncul sebagai respon terhadap kaum Khawarij. Pendiri kelompok yang muncul pada kuartal pertama abad kedua Hijriah ini adalah Al-Jahm bin Safwan Al-Tirmidzi; pengikut Jabariyah murni. Dia mulai menyebarkan pahamnya pertama kali di Tirmidh.
Paham Sesat Sekte Jahmiyah
Banyak ulama Ahlusunah Salah satunya adalah Imam Ahmad bin Hanbal, yang mengkritik Al-Jahm bin Safwan karena memiliki berbagai paham yang sesat dan menyesatkan. Bahkan, beliau menganggap bahwa dia telah mendirikan agama baru bernama Jahmiyyah. Hal tersebut sesuai dalam kitab ar-Raddu alâ-Jahmiyyah lil-Imâm Ahmad, hlm 105.
Kritik para ulama Ahlusunah ini bukan tanpa alasan. Sebab, salah satu paham yang ia miliki adalah mengingkari nama-nama serta sifat-sifat Allah ﷻ yang telah menjadi kesepatakan para ulama Ahlusunah. Paham ini ia serap dari al-Ja`d bin Dirham; salah satu mentor kesesatan yang ia miliki.
Pengingkaran terhadap nama-nama serta sifat-sifat Allah ﷻ itu, persis seperti asumsi yang dilontarkan oleh Muktazilah. Hanya saja, muktazilah mengakui adanya nama-nama beserta sifat maknawiyah yang Allah ﷻ miliki. Beda halnya dengan Jahmiyah, mereka mutlak menafikan seluruh nama ataupun sifat Allah ﷻ. Sebab, menurut mereka hal itu akan berdampak adanya hal Qadim selain Allah ﷻ.
Selain itu, kelompok ini juga berpendapat bahwa Iman cukup dengan makrifat. Hanya bermodal makrifat, seseorang sudah bisa dikatakan beriman tanpa terpengaruh oleh dosa atau ketaatan yang ia perbuat. Hal tersebut tertera dalam kitab Syarah Akîdah at-Tahâwiyah, juz 42 hlm 16.
Mereka juga berasumsi bahwa, manusia memiliki tekanan dan keterpaksaan dalam melakukan perbuatannya. Selama dia terpaksa, maka dia tidak akan dimintai pertanggung jawaban.
Tingkatan Sekte Jahmiyyah
Dalam kitab Firaqu Muâsharatin Tuntasabu ilal-Islâm wa Bayâni Mauqifil-Islâm Minhâ disebutkan bahwa, sekte Jahmiyyah terpecah menjadi tiga tingkatan:
Pertama, kelompok ekstrim yang meniadakan nama-nama dan sifat-sifat Allah ﷻ. Seandainya mereka menetapkan suatu nama kepada Allah ﷻ, maka itu hanyalah majaz.
Kedua, kelompok yang hanya menafikan sifat-sifat Allah ﷻ tanpa menafikan nama-nama yang dimiliki oleh-Nya.
Ketiga, berbeda dengan kelompok sebelumnya, kelompok ini menetapkan nama-nama dan sifat-sifat yang Allah ﷻ miliki. Hanya saja, titik kerancuan yang membikin kelompok ini termasuk dari golongan Jahmiyyah, adalah mereka menetapkan nama atau sifat Allah secara global tanpa membedakan apakah sifat tersebut warid ataupun tidak.
Status Sekte Jahmiyyah
Para ulama berbeda-beda dalam memberikan status terhadap sekte jahmiyyah. Ada yang mengkafirkannya secara mutlak, ada pula yang mengkafrikan kelompok jahmiyyah yang ekstrim saja dan ada juga yang hanya menganggapnya sebagai pelaku bidah.
Moh Zaim Robbani | Annajahsidogiri.id