كنت نهيتكم عن زيارة القبور ألا فزوروها فإنها تذكركم الآخرة
”Dulu aku melarang kalian untuk berziarah kubur. Maka sekarang, berziarahlah ke kuburan, karena hal itu bisa menumbuhkan sifat zuhud pada dunia dan mengingatkan pada akhirat.”
(HR. Ibnu Hiban)
Ziarah Kubur di Masa Awal Islam; Kajian Separuh Hadis Pertama
ada masa awal Islam, ziarah kubur memang dilarang oleh Rasulullah. Mullâ ‘Ali al-Qâri dalam kitabnya, ‘Umdat al-Qâri (8/69) menyebutkan bahwa alasan pelarangan tersebut adalah karena pada masa itu agama Islam tidak terlalu kuat dan orang-orang Islam yang imannya masih hijau berdekatan dengan para penyembah berhala dan orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai tempat penyembahan. Dekatnya status keislaman orang Islam dengan orang-orang Jahiliah beserta.
Baca Juga: Mempertanyakan Legalitas Tahlilan
amalan-amalan syirik mereka seperti yang telah disebutkan, menjadi alasan pelarangan ziarah kubur pada masa awal Islam karena ditakutkan amalanamalan tersebut –yang masih ada kaitannya dengan kuburan– diikuti oleh orang-orang Islam waktu itu. Hal ini sebagaimana bisa kita pahami dari analisis Abu al-Hasan al-Mubarakfûri pada hadis riwayat Ibnu Hibân di atas dalam kitabnya, Mir’âh al-Mafâtîh Syarhu Misykâh al-Mashâbîh (5/1032)
Ziarah Kubur setelah Beberapa Waktu; Kajian Separuh Hadis Terakhir
Seiring berjalannya waktu, Islam tumbuh dan mulai mengakar kuat di hati orang-orang Islam. Kaidah-kaidah Islam sudah menjadi dasar dan perilaku umat. Hukum-hukum Islam sudah jelas sehingga umat bisa tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Iman mereka juga sudah aman dari orang-orang yang menyembah kuburan. Ketika keadaan sudah berangsur membaik, maka ziarah kubur diperbolehkan dan dianjurkan oleh Rasulullah, karena bisa menumbuhkan sifat zuhud dan ingat kematian.
Rasulullah sendiri juga aktif melakukan ziarah. Sayidah Aisyah menceritakan bahwa setiap malam Rasulullah keluar di penghujung malam menuju komplek pemakaman Baqi’. Setelah sampai di Baqi’ Rasulullah mengucapkan
السلام عليكم دار قوم مؤمنين, وأتاكم ما توعدون, غدا مؤجلون, وإنا إن شاء الله بكم لاحقون, اللهم اغفر لأهل بقيع الغرقد
Cerita Sayidah Aisyah yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shahîh al-Muslim (3/65) ini sudah memberi gambaran jelas bagaimana panutan terbaik kita, juga melakukan ziarah.
Ziarah Kubur Zaman Sekarang
Meski sudah menjadi tradisi yang mengakar kuat dalam tradisi dan kebudayaan masyarakat Indonesia, masih saja kadang kita temukan orang-orang yang tidak mau ziarah kubur dengan alasan ziarah adalah pekerjaaan syirik dalam arti menyembah kuburan. Kritikan mereka benar, tapi salah alamat. Benar kita tidak boleh datang ke kuburan dalam rangka untuk menyembahnya, tapi salah alamat jika tuduhan itu diarahkan pada orang-orang Indonesia yang melakukan ziarah selama ini. Realita membuktikan, mayoritas –kalau tidak mau dikatakan semua– orang datang ke pemakaman, baik makam wali, kerabat, atau lainnya, hanya untuk melakukan ziarah sesuai anjuran Rasulullah. Orang-orang datang berziarah hanya berusaha mencontoh apa yang Rasulullah lakukan, bukan untuk menyembahnya sebagaimana tuduhan tak berdasar yang dialamatkan pada mereka. Jika mereka masih bersikukuh untuk melarang ziarah kubur karena dikhawatirkan menyebabkan syirik, berarti pikiran mereka terjebak di zawan awal Islam serta secara tidak langsung mengakui bahwa agama Islam belum kuat dan stagnan seperti di awal Islam. Wallâhu a’lam.
Badruttamam | Annajahsidogiri.id