Mengenai dalil memperingati Maulid Nabi Muhammad, al-Hafidz Ibnu Hajar pernah berkata: “Sungguh dalilnya telah jelas bagiku dari sumber yang absah, yaitu hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, bahwasanya ketika Rasulullah pertama kali hijrah ke Madinah, beliau menemukan orang-orang Yahudi biasa melaksanakan puasa Asyura.
Baja Juga: Inilah 11 Ulama yang Mengomentari Maulid Nabi
Ketika ada yang bertanya apa alasan mereka melakukan puasa Asyura, ternyata karena pada hari Asyura itu Firaun tenggelam dan nabi Musa selamat.
“Lalu kami berpuasa sebagai bentuk syukur,” kata orang Yahudi.
“Kalau begitu, maka kami lebih berhak untuk melakukannya,” timpal Rasulullah. Dan sampai saat ini, puasa Asyura tetap sunah.
Maka dari itu -lanjut Ibnu Hajar- bisa disimpulkan bahwa bersyukur pada hari tertentu atas datangnya sebuah nikmat atau hilangnya sebuah musibah itu boleh.
Sedangkan bersyukur itu bisa terlaksana dengan berbagai ibadah, seperti sujud, puasa, sedekah, membaca al-Quran atau lainnya.
Baca Juga: Hidangan Cinta Maulid Nabi
Dan kenikmatan mana yang lebih agung dari pada kelahirnya Rasulullah sebagai rahmat bagi semesta alam?
Allah berfirman:
لَقَدْ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” QS. Ali Imran [3]: 164
M. Muhsin Bahri|Peneliti Annajah Center Sidogiri