• xnxx
  • xnxx
Membedah Trilogi Tauhid Wahabi - AnnajahSidogiri.id
AnnajahSidogiri.id
No Result
View All Result
Rabu, Desember 24, 2025
  • Login
  • Terbaru
  • Aktual
    Teologi islam

    Teologi Islam ; Dalang Kegagalan Revolusi Sains di Dunia Muslim?

    Tuhan

    Kenapa Tuhan Harus Allah?

    Percaya Hari Sial, Bisa Fatal!

    Wali Jadzab; Penyebab dan Cara Membedakannya

    peran taurat

    Peran Taurat dalam Penulisan Al-Quran

    Burung gagak

    Burung Gagak Pertanda Kematian?

    Matan as-Sanusiyyah; Kitab Tipis, Sarat Makna

    Matan as-Sanusiyyah; Kitab Tipis, Sarat Makna

    Membongkar Mitos: Al-Ghazali dan Klaim Kemunduran Sains Islam (1/2)

    Membongkar Mitos: Al-Ghazali dan Klaim Kemunduran Sains Islam (1/2)

    Naskh dan Mansukh; Antara Relevansi dan Kontroversi

  • Aswaja
    Imamul Mutakallimin;  Ahmad bin Muhammad ath-Thahawi

    Prinsip Interaksi dengan Non-Muslim

    Awam dan Kewajibannya Terhadap Hukum Syariat

    Imamul Mutakallimin;  Ahmad bin Muhammad ath-Thahawi

    Bagaimana Aswaja Memandang Rezeki?

    Wali

    Wali dan Karamah [3/3]

    karomah wali

    Wali dan Karamah [2/3]

    Wali dan Karamah [1/3]

    Arti Mimpi Melihat Allah

    Ketika Kau Membenci Ahlul Bait

    Ketika Kau Membenci Ahlul Bait

    Nabi Khidir Hanya Ilusi Sufi?

    Nabi Khidir Hanya Ilusi Sufi?

  • Liberal
    Sekularisme

    Islam vs Sekularisme Politik

    Nabi Muhammmad ﷺ Seorang Tokoh Pluralisme?

    Nabi Muhammmad ﷺ Seorang Tokoh Pluralisme?

    Analisis Misi Orientalis

    Analisis Misi Orientalis

    Syariat

    Syariat Islam Harus Dijalankan

    Kemakhlukan Al-Quran Versi Muktazilah dan Liberal

    Tuhan Tidak Adil?

    Membantah Isu Feodalisme dalam Pesantren (2/2)

    Membantah Isu Feodalisme dalam Pesantren (2/2)

     Membantah Isu Feodalisme dalam Pesantren (1/2)

     Membantah Isu Feodalisme dalam Pesantren (1/2)

    Menepis Tafsir Feminis

  • Wahabi
    Politik Wahabi vs Dinasti Utsmani (1/2)

    Politik Wahabi vs Dinasti Utsmani (1/2)

    Keterlibatan Inggris Dalam Kampanye Wahabisme

    Keterlibatan Inggris Dalam Kampanye Wahabisme

    Shalawat Nabi Dan Sejarah Kelam Wahabi

    Shalawat Nabi Dan Sejarah Kelam Wahabi

    Kontroversi Wahabi Perihal Mengatakan “ Sayyid “ Pada Nabi

    Kontroversi Wahabi Perihal Mengatakan “ Sayyid “ Pada Nabi

    Apa Yang Menjadi Dalil Boleh Baca Al-Quran di Kuburan?

    Apa Yang Menjadi Dalil Boleh Baca Al-Quran di Kuburan?

    Dusta Wahabi Terhadap Akidah Ulama (#1)

    Dusta Wahabi Terhadap Akidah Ulama (#1)

    Cikal Bakal Ideologi Tajsim

    Cikal Bakal Ideologi Tajsim

    Fitnah Wahabi Pada Imam Syafi’i Perihal Tasawuf

    Fitnah Wahabi Pada Imam Syafi’i Perihal Tasawuf

    Jimat Kalung Balita, Bidahkah?

    Jimat Kalung Balita, Bidahkah?

  • Syiah
    al-Kisai

    Menyikapi Kisah Ahlul Kisa’ dengan Benar

    Allah Adalah Dzat, Bukan Roh

    Ismailiyah: Sinkronisasi Filsafat dalam Ajaran Syiah

    Syiah

      Membedah Hadis Syiah

    Menyoal Cinta Syiah kepada Ahlul Bait

    Sekte Al-Kaysaniyyah: Antara Politik, Pembalasan, dan Penyimpangan

    Sekte Al-Kaysaniyyah: Antara Politik, Pembalasan, dan Penyimpangan

    Sekilas Tentang Politik Syiah

    Sekilas Tentang Politik Syiah

    Perkembangan Syiah di Indonesia

    Perkembangan Syiah di Indonesia

    Aliran Ghurabiyyah sekte Syiah Yang Keluar dari Arus Utama Islam

    Aliran Ghurabiyyah sekte Syiah Yang Keluar dari Arus Utama Islam

    Sekte Saba’iyah: Awal Mula Ekstremisme dalam Sejarah Islam

    Sekte Saba’iyah: Awal Mula Ekstremisme dalam Sejarah Islam

  • Lintas Agama
  • Serial Akidah Awam
  • Publikasi
    • Buletin Tauiyah
    • e-book
    • Kajian Kitab Kiai
    • Kolom
    • Konsultasi
      Jahmiyyah; Sekte Pengingkar Asma Allah

      Jahmiyyah; Sekte Pengingkar Asma Allah

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#3)

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#3)

       Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#2)

       Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#2)

      Asmaul-Husna: Apakah Cuma Sembilan Puluh Sembilan Nama?

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#1)

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#1)

      Jangan Katakan Al-Quran Makhluk !

      Jangan Katakan Al-Quran Makhluk !

      Siapa Iblis Itu?

      Siapa Iblis Itu?

      Mengapa Tahlilan Hingga 7 Hari?

      Mengapa Tahlilan Hingga 7 Hari?

      Hikmah di Balik Menabur Bunga di Atas Kuburan

      Hikmah di Balik Menabur Bunga di Atas Kuburan

    • Resensi
    • Tokoh
      Strategi Membendung Aliran Sesat di Era Globalisasi

      Syekh Ahmad Zaini Dahlan; Mufti dan Pejuang Melawan Wahabi

      Syeikh Al-Baijuri:  Sang Pembela Kebenaran

      Syeikh Al-Baijuri: Sang Pembela Kebenaran

      at-Thohahawi

      Imamul Mutakallimin; Ahmad bin Muhammad ath-Thahawi

      Ahmad Bin Hanbal: Amir al-Mukminin al-Hadis

      Ahmad Bin Hanbal: Amir al-Mukminin al-Hadis

      Mutiara Pembela Ahlusunnah dari Kota Mekah

      Mutiara Pembela Ahlusunnah dari Kota Mekah

      Saad al-Din at-Taftazani

      Saad al-Din at-Taftazani

      Syekh Muhammad bin Umar Al-Hadhrami

      Syekh Muhammad bin Umar Al-Hadhrami

      Al-Imam Al-Ghazali

      Al-Imam Al-Ghazali

      Al-Imam Al-Baghawi

      Al-Imam Al-Baghawi

      • Firqah
    • Wawancara
  • Video
AnnajahSidogiri.id

Membedah Trilogi Tauhid Wahabi

Redaksi by Redaksi
4 Januari 2021
in Wahabi
Reading Time: 5 mins read
A A
0
Membedah trilogi wahabi

Membedah trilogi wahabi

211
SHARES
2.6k
VIEWS
Bagikan di FBBagikan di TwitterBagikan di WABagikan di Telegram

Tauhid Wahabi tidak sama dengan kita. Sejak zaman Salafush-shaleh, umat Islam mengenal makna tauhid dengan, “Meyakini Allah swt sebagai satu-satunya Tuhan yang patut  disembah”, tidak lebih dan tidak kurang. Seorang muslim yang bersyahadat, mengakui tiada tuhan selain Allah swt dan Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT maka ia sah menjadi seorang muslim. Ini berdasarkan hadis Nabi saw:

أمِرْتُ أنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتىّ يَشْهَدُوْا أنْ لاَ إلهَ إلاّ اللهُ وَأنّيْ رَسُوْل اللهِ، فَإذَا فَعَلُوْا ذَلكَ عُصِمُوْا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وأمْوَالَهُمْ إلاّ بِحَقّ

“Aku diperintah untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (Ilâh) yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa saya (Nabi Muhammad) adalah utusan Allah. Jika mereka melakukan itu maka terpelihara dariku darah-darah mereka dan harta-harta mereka kecuali karena hak”. (HR. Bukhari Muslim).

Dalam Hadis lain, Nabi saw bersabda:

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلامِهِ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Barangsiapa mengucapkan Lâilâha Illallâh pada akhir hidupnya, maka ia masuk surga.” (HR. Abu Dawud).

Namun, dalam tauhid Wahabi, mereka menyatakan bahwa, “Percaya kepada Allah swt sebagai satu-satunya Dzat yang patut disembah” saja itu tidak cukup. Kaum Wahabi berpendapat bahwa tauhid terbagi menjadi tiga bagian; tauhid Ulûhiyyah, tauhid Rubûbiyyah, dan tauhid Asmâ’ Wa ash-Shifât.[1] Tidaklah dianggap cukup keimanan seseorang kecuali jika meyakini ketiga tauhid Wahabi tersebut. Ibnu Taimiyah, ulama panutan Wahabi menyatakan dalam Risâlah Ahlish-Shuffah, “Tauhid Rubûbiyyah saja tidak cukup dan tidak menghilangkan kekufuran.”[2]

Hal ini karena menurut Wahabi, jika hanya percaya pada keesaan Allah SWT saja maka setiap orang kafir pun juga percaya. Menurut Ibnu Taimiyah, Tauhid Rubûbiyyah ini telah diyakini oleh semua orang, baik orang-orang musyrik maupun orang-orang mukmin. Dalil yang dijadikan justifikasi adalah firman Allah SWT:

وَلَئِن سَأَلْتَهُم مَّنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ لَيَقُولَنَّ اللهُ

“Dan jika engkau bertanya kepada mereka siapakah yang menciptakan seluruh lapisan langit dan bumi? Maka mereka benar-benar akan menjawab: Allah.” (QS. Luqman: 25)

Padahal perkataan orang-orang kafir di atas (pengakuan ketuhanan Allah) hanya di dalam mulut saja, tidak keluar dari hati mereka. Buktinya adalah mereka masih tetap menyembah selain Allah SWT, yakni berhala yang mereka buat sendiri.[3] Mereka berkata demikian itu karena terdesak, mereka tidak memiliki jawaban apapun untuk membantah dalil-dalil kuat dan argumen-argumen yang sangat nyata bahwa hanya Allah SWT yang berhak disembah.  

Sedangkan akibat dari dijadikannya tauhid Rubûbiyyah dan Ulûhiyyah sebagai dua syarat tak terpisahkan bagi seseorang untuk menjadi muslim, adalah orang yang hanya bertauhid Rubûbiyyah saja tidak dianggap muslim sehingga halal darahnya untuk dibunuh. Begitu juga sebaliknya.

Baca Juga: Trilogi Tauhid Salafi Wahabi

Pandangan ini dengan tegas dinyatakan oleh pendiri gerakan Wahabi, Syekh Muhammad bin Abdul Wahab dalam Kasyfus Syubuhât, “Setelah kamu pastikan bahwa Rasulullah SAW memerangi kaum musyrik supaya berdoa hanya kepada Allah, bernadzar hanya kepada Allah, menyembelih hanya kepada Allah, meminta tolong hanya kepada Allah dan sekalian ibadah hanya kepada Allah dan telah kamu ketahui bahwa pengakuan mereka dengan tauhid Rubûbiyyah tidaklah memasukkan mereka dalam agama Islam dan tujuan mereka kepada para Malaikat dan para auliya adalah untuk meminta syafaat mereka dan pendekatan diri kepada Allah, dengan cara demikian merupakan hal yang menghalalkan darah dan harta mereka. Dapatlah kamu ketahui ketika itu tauhid yang diajak oleh para Rasul dan enggan diakui oleh kaum musyrik.”[4]

Ada dua penyimpangan dari pernyataan Ibnu Abdil-Wahab di atas:  1) Bahwa mengucapkan dua kalimat syahadat itu tidak cukup untuk menjadi muslim; 2) Muslim yang bertauhid Rubûbiyyah saja dianggap musyrik dan halal darahnya. Dua poin ini  menjadikan pengikuti Salafi Wahabi menjadi intoleran pada saudaranya sesama muslim dari luar kelompoknya.

Dari pembagian Rubûbiyyah dan Ulûhiyyah ini pula, muncullah teologi takfiri, yaitu mengkafirkan sesama muslim serta menganggap syirik semua muslim kecuali dirinya. Padahal, kata Rabb (Rubûbiyyah) dan Ilah (Ulûhiyyah) adalah satu entitas yang merupakan satu kata sinonim (muradif). 

Ayat-ayat al-Quran, Hadis dan pernyataan para ulama Ahlussunnah wal Jamaah, tidak ada yang membedakan antara makna Rabb (Rubûbiyyah) dan makna Ilah (Ulûhiyyah). Bahkan dalil-dalil al-Quran dan Hadis mengisyaratkan adanya keterkaitan yang sangat erat antara tauhid Rubûbiyyah dengan tauhid Ulûhiyyah. Apabila seseorang telah bertauhid Rubûbiyyah, berarti secara otomatis dia bertauhid Ulûhiyyah. Allah SWT berfirman:

وَلاَ يَأْمُرَكُمْ أَنْ تَتَّخِذُوا الْمَلاَئِكَةَ وَالنَّبِيِّيْنَ أَرْبَابًا

“Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan malaikat dan para nabi sebagai arbab (tuhan-tuhan).” (QS. Ali-Imran: 80).

Ayat di atas menegaskan bahwa orang-orang musyrik mengakui adanya Arbâb (tuhan-tuhan) selain Allah seperti malaikat dan para nabi. Dengan demikian, berarti orang-orang musyrik tersebut tidak mengakui tauhid Rubûbiyyah, dan mematahkan konsep Ibnu Taimiyah dan Wahabi, yang mengatakan bahwa orang-orang musyrik mengakui Tauhid Rubûbiyyah.[5] Seandainya orang-orang musyrik itu bertauhid Rubûbiyyah seperti keyakinan kaum Wahabi, tentu redaksi ayat di atas berbunyi:  وَلاَ يَأْمُرَكُمْ أَنْ تَتَّخِذُوا الْمَلاَئِكَةَ وَالنَّبِيِّيْنَ آَلِهَةً  (Dengan mengganti kalimat arbaban dengan alihatan).

Demikian pula ketika mereka membagi tauhid kepada tauhid Asmâ’ Wa ash-Shifât. Mereka memang menetapkan sifat-sifat Allah yang tercantum dalam al-Quran, hanya saja mereka menolak adanya penakwilan sehingga kerap memaknai beberapa sifat yang mengakibatkan pada menjisimkan Allah.

Tujuan mereka tidak lain hanya untuk mengkafirkan orang-orang yang melakukan takwil terhadap ayat-ayat Mutasyâbihât. Oleh karenanya, Wahabi adalah sekte yang sangat kaku dan keras dalam memegang teguh zhahir teks-teks Mutasyâbihât dan sangat “alergi” terhadap takwil. Bahkan mereka mengatakan, “al-Mu’aw-wil Mu’ath-thil”; artinya seorang yang melakukan takwil sama saja dengan mengingkari sifat-sifat Allah. Na’ûdzu Billâh.


Penulis: Moh. Kanzul Hikam, aktivis ACS semester II


[1] Tauhid Rubûbiyyah, yaitu pengakuan bahwa yang menciptakan, memiliki dan mengatur langit dan bumi serta seisinya adalah Allah saja. Tauhid Uluhiyyah, yaitu pelaksanaan ibadah yang hanya ditujukan kepada Allah. Tauhid Asmâ’ Wa ash-Shifât, yaitu menetapkan hakikat nama-nama dan sifat-sifat Allah sesuai dengan arti literal (zhahir)nya yang telah dikenal di kalangan manusia.

[2] Ibnu Taimiyah, Risalatu Ahlish-Shuffah, hlm. 34. Teks asal: توحيد الربوبية وحده لا ينفى الكفر ولا يكفى

[3] DR. Umar Abdullah Kamil, al-Inshaf fi ma Utsira Haulahul-Khilaf, hlm. 238.

[4] Khalid bin Abdullah bin Muhammad Al-Mushlih, Syarh Kasyfus-Syubuhat, hlm. 3/2.

[5] DR. Umar Abdullah Kamil, al-Inshaf fi ma Utsira Haulahul-Khilaf, hlm. 339.

Previous Post

Pengertian Sekularisme dan Sejarahnya

Next Post

Ijtihad Para Mujtahid Sekadar Opini?

Redaksi

Redaksi

Annajahsidogiri.id merupakan website Annajah Center Sidogiri (ACS), yang memegang teguh prinsip moderat dalam segala hal, sesuai dengan konsep Ahlusunnah Waljamaah.

Next Post
Ijtihad Para Mujtahid Sekadar Opini?

Ijtihad Para Mujtahid Sekadar Opini?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori

  • Aktual
  • Aswaja
  • Buletin Tauiyah
  • e-book
  • Firqah
  • Kajian
  • Kajian Kitab Kiai
  • Kolom
  • Konsultasi
  • Liberal
  • Lintas Agama
  • Publikasi
  • Resensi
  • Serial Akidah Awam
  • Syiah
  • Tokoh
  • Wahabi
  • Wawancara

© 2012-2025 AnnajahSidogiri.ID - design theme by Tim Media ACS.

  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot thailand
  • slot gacor
  • slot gacor hari ini
  • slot gacor
  • slot pulsa
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Terbaru
  • Aktual
  • Aswaja
  • Liberal
  • Wahabi
  • Syiah
  • Lintas Agama
  • Serial Akidah Awam
  • Publikasi
    • Buletin Tauiyah
    • e-book
    • Kajian Kitab Kiai
    • Kolom
    • Konsultasi
    • Resensi
    • Tokoh
      • Firqah
    • Wawancara
  • Video

© 2012-2025 AnnajahSidogiri.ID - design theme by Tim Media ACS.

  • slot gacor
  • slot gacor