Interpretasi Ahli Bait Versi Ahlusunah
Secara umum, ahli bait adalah semua orang mukmin dari golongan Bani Hasyim dan Bani Muthalib. Dalam arti luas, ahli bait meliputi seluruh Istri Rasulullah, cucu, beserta kerabat beliau yang masih ada garis keturunan dari Bani Hasyim dan Muthalib. Bukan khusus pada Sayidina Ali dan Sayidah Fatimah beserta keturunannya seperti yang diklaim oleh Syiah. Dalil umum yang menjadi landasan Ahlussunah bahwa Bani Hasyim dan Muthalib merupakan ahli bait seperti hadis yang dirawayatkan Imam Muslim:
عَنْ يَزِيْد بْن حَيَّان قَالَ سَمِعْتُ زَيْدَ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ قَامَ فِيْنَا ذَاتَ يَوْمٍ رَسُولُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطِيْبًا فَحَمِدَ الله وَأَثْنَى عَلَيْهِ، ثُمَّ قَالَ: «أَمَّا بَعْدُ، أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ يُوشِكُ أَن يَأْتِيَ رسولُ ربي فَأُجِيبُهُ، وإِنِّي تاركٌ فيكم ثَقَلَيْنِ: أوَّلُهما كتَاب اللهِ، فيه الهُدَى وَالنُّوْر فَاسْتَمْسَكُوا بِكِتَابِ اللهِ وَخُذُوْا به فحَثَّ على كتاب الله، ورغَّبَ فيه، ثم قال: «وأهل بيتي أُذَكِّرُكُمُ اللهَ في أهل بيتي ثلاَثَ مَرَّاتٍ فَقَالَ لَهُ حُصَيْنٌ: يَا زَيْدُ مَنْ أَهْل بَيْته أَلَيْسَ نِسَاؤُهُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ قال: بَلَى إِنَّ نِسَاؤُهُ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ، ولَكِنْ أَهْلُ بيتِهِ مَنْ حُرِمَ الصدقةَ بِعْدَهُ، قال: ومَنْ هُمْ؟ قال: هُمْ آلُ عَلٍّي، وآل جَعْفَرٍ، وآل عباسٍ وآلُ عقيلٍ قال: كَلُّ هَؤُلاَءِ يُحْرَمُ الصدقةَ؟ قال: نعمْ
Artinya, Yazid bin Hayyan berkata, “Aku mendengar Zaid bin Arqam berkata ‘Pada suatu hari Rasulullah saw berpidato di tengah-tengah kami, lalu memuji dan menyanjung Allah, kemudian bersabda. ‘Amma ba’du. Wahai manusia, sesungguhnya aku hanyalah seorang manusia, yang sebentar lagi didatangi utusan Tuhanku, lalu aku memenuhi panggilan-Nya. Sesungguhnya aku meninggalkan pada kalian dua pusaka. Pertama, adalah kitab Allah SWT, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya, maka berpeganglah kamu dengan kitab Allah SWT tersebut dan ambillah isinya. Lalu Rasulullah SAW mendorong mengambil kitab Allah SWT dan memberikan motivasi terhadapnya. Kemudian beliau bersabda, ‘kedua adalah ahli baitku (keluargaku). Aku ingatkan kalian tentang ahli baitku. Beliau meneyebutnya sampai tiga kali. Lalu Husain berkata: Wahai Zaid, siapakah ahli bait Nabi SAW? Bukankah istri-istri beliau adalah ahli baitnya? Zaid menjawab: Ya, sesungguhnya istri-istri beliau adalah ahli baitnya, mereka adalah orang-orang yang dilarang menerima sedekah sesudahnya. Husain berkata: Siapa mereka? Zaid menjawab: Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Jakfar, keluarga Abbas dan keluarga Aqil. Husain berkata: apakah mereka dilarang menerima sedekah? Zaid menjawab: Ya.”
Dalam hadis di atas terdapat penjelasan seputar ahli bait, yakni para istri Nabi SAW, serta kerabat beliau dari jalur Bani Hasyim yang diharamkan menerima zakat pasca wafat beliau, yang meliputi Sayidina Ali beserta keluarganya, keluarga Jakfar, keluarga Aqil dan keluarga Abbas.
Ada pula penamaan ahli bait yang ditujukan pada sahabat yang langsung disebut Nabi, sebab kedekatannya. Seperti Salman, Usamah dan Wasilah.
قَوْلُه ﷺ: «سَلْمَانُ مِنَّا أَهْلَ الْبَيْتِ». رواه الطبراني والحاكم
قَوْلُه ﷺ: أُسَامَة مِنْ أَهلِ الْبَيتِ ظَهرا لبطن. رواه الدَيْلمي في الفردوس
عن شداد أَبي عمار، قال: إني لجالس عند واثلة بن الأسقع إذ ذكروا عليًّا رضي الله عنه، فشتموه، فلما قاموا قال: اجلس حتى أخبرك عن هذا الذي شتموه؛ إني عند رسول الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم إذ جاء علي وفاطمة وحسن وحسين، فألقى عليهم كساء له، ثم قال: “اللَّهُمَّ هَؤُلاءِ أَهْلُ بَيْتِي، اللَّهُمَّ أَذْهِبْ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهِّرْهُمْ تَطْهِيرًا”. قلت: يا رسول الله، وأنا؟ قال: “وَأَنْتَ”. قال: فوالله إنها لأوثق عملي عندي. رواه إبن جرير
Konsepnya, dalam kitab Minhatul-Hamid, ahli bait terbagi menjadi tiga; Pertama, ahli bait nasab, yaitu mereka dari marga Bani Hasyim dan Mutholib yang haram menerima zakat. Seperti keterangan hadis umum ahli bait yang telah disampaikan di atas.
Kedua, ahli bait as-sukna yakni para istri Nabi Muhammad. Dalam hal ini surat al-Ahzab ayat 32 dan 33 yang menjadi landasan. dalam Tafsir Jalalain dijelaskan bahwa yang dimaksud dalam ahli bait di sana ialah para Istri Nabi SAW.
Ketiga, ahli bait hukmân I’tibariyân. Seperti Salman, Usamah dan Wasilah.
Walhasil, justifikasi Syiah tentang ahli bait hanyalah pendapat sepihak belaka. Tidak ada ulama yang membenarkan konsep yang mereka buat. Dalil-dalil yang digunakan pun tidak jelas otoritas sanadnya. Tujuannya tak lain hanya untuk meng-cover konsep mereka sendiri agar bisa diterima baik oleh masyarakat.
Mohammad Iklil | Annajahsidogiri.id