Setiap orang cenderung menyukai sesuatu yang menakjubkan, yaitu sesuatu yang tidak lazim dilakukan oleh semua orang. Sebagian masyarakat yang menjumpai orang-orang yang mampu melakukan perkara hebat tersebut tak jarang memujinya habis-habisan. Bahkan ada yang mendewa-dewakannya, sehingga mereka menganggapnya sebagai wali dan setia menjadi pengikut setianya. Apaun yang diucapkan dan dititahkan oleh orang tersebut selalu diikuti dan diamini. Tentu saja fenomena ini amat berbahaya, sebab mereka terlalu berlebihan menyikapi kasus semacam ini tanpa mau meneliti apakah perkara ‘hebat’ tersebut datang dari Allah atau justru datang dari setan dan kroni-kroninya? Juga tidak meneliti apakah orang itu memang orang yang taat menjalankan syariat Islam sehingga perkara ‘hebat’ tersebut dinamakan karamah, atau malah sebaliknya, orang itu tak lebih hanya seorang dukun, ahli maksiat dan fasik kepada Tuhannya, sehingga perkara ‘hebat’ yang dimilikinya dinamakan istidraj?
Buletin Tauiyah edisi 251 akan membahas terkait perbedaan wali dan dukun, karamah dan isdiraj yang kami muat pada rubrik Tahqiqat. Adapun pembahasan ‘mengimani Isra dan Mikraj Nabi’ kami sajikan pada rubrik Tabyinat. Sementara pada rubrik Tanbihat, alhamdulillah Buletin Tauiyah berhasil mewawancarai Habib Muhsin bin Ali bin Muhsin al-Hamid terkait fenomena ‘menyesatkan dan mengkafirkan sesama Muslim’. Dan khusus pada rubrik Tatbiqat, kami mengurai pembahasan ‘fase penyucian dada Nabi’. Untuk itu, kepada para pembaca yang budiman, kami ucapkan selamat menikmati!
Link download PDF: Download Buletin Tauiyah 251
EDISI-251