Berbicara perihal Ilmu kalam sudah pasti berkaitan dengan sejarah terhadap kemunculannya. Syekh Adud din al-Iji dalam kitab al-Mawaqif ilm Kalam halaman tujuh, menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Ilmu kalam ialah Ilmu yang mampu menetapakan akidah beserta hujjah dan menolak kesyubhatan. Istilah Ilmu kalam di masa periode Nabi dan shahabat belum dikenal. Karena di waktu itu Nabi dan para shahabat masih kental terhadap akidah.
Kemunculan Ilmu kalam terjadi pada akhir abad ketiga, yakni saat Imam Abul Hasan al-Asyari melakukan perlawanan kepada firkah -firkah seperti kalangan Muktazilah. Faktor kemunculan ilmu kalam disebut oleh Doktor Abdullah Kamil dalam kitab al-Insaf fÎ ma Utsirah wal Khilaf juz 1(227), beliau menguraikan ada 4 faktor yang mempengaruhi keberadaan ilmu kalam sebagaimana berikut:
1. Al-Qur’an merupakan asas terpenting perihal penyebab ilmu kalam, sekalipun sebab ini tidak kuat. Namun, al-Qur’an memberikan contoh terhadap kemunculannya. Seperti pada ayat:
وَقَالُوۡا مَا هِىَ اِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنۡيَا نَمُوۡتُ وَنَحۡيَا وَمَا يُهۡلِكُنَاۤ اِلَّا الدَّهۡرُؕ وَمَا لَهُمۡ بِذٰلِكَ مِنۡ عِلۡمٍ ۚ اِنۡ هُمۡ اِلَّا يَظُنُّوۡنَ
“Dan mereka berkata, ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan dunia saja, kita mati dan kita hidup. Tidak ada yang membinasakan kita selain masa.’ Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah menduga-duga saja.” (QS. al-Jatsiya [45]: 24)
Ayat di atas menjadi penolakan terhadap kelompok Dahriyah yang mengikari ketuhanan dan kenabian.
Selain hal itu, ada pula ayat yang menjadi penolakan terhadap orang musyrik perihal tuhan khalayak bintang. Dengan firman-Nya:
فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ الَّيْلُ رَاٰ كَوْكَبًا ۗقَالَ هٰذَا رَبِّيْۚ فَلَمَّآ اَفَلَ قَالَ لَآ اُحِبُّ الْاٰفِلِيْنَ
“Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, ‘Inilah tuhanku.’ Maka ketika bintang itu terbenam, dia berkata, ‘Aku tidak suka kepada yang terbenam.” (QS al-An’am [6]: 76)
2. Munculya kelompok Muktazilah, Khawarij dan Syiah ke ranah politik atau bisa disebut Khilafah as-Siyasiah
3. Pertemuan kalangan muslimin dengan beberapa peradapan di negara lain seperti Negara Persia dan Romawi. Negara Persia banyak didominasi oleh agama watsani dan untuk Negara Romawi mayoritas Nasrani.
4. Awal Gerakan di akhir Bani Umayyah pada kekuasaan Khalid bin Yazid. Sehingga, berkembang pada masa Dinasti Abbasiyah. Yakni menerjemah filsafat Yunani untuk kalangan muslimin. Kemudian membuahkan ilmu Mantik, Riyadhah dan tabiat. Dari kejadian ini mereka mempunyai kesemangatan untuk belajar ilmu kalam. Abu Hudail al-Allaf termasuk orang pertama yang belajar filsafat untuk menolong agama Islam, meskipun ia golongan Muktazilah.
Dari pemaparan di atas kita bisa mengetahui penyebab kemunculan ilmu kalam. Oleh karena itu sangat penting sekali belajar ilmu kalam, terutama di zaman sekarang banyak sekali aliran sesat bermunculan dan hanya bisa dibantah dengan belajar ilmu kalam.
Nur Cholis Majid | Annajahsidogiri.ID