Mayoritas umat Islam gemar membaca shalawat, ada berbagai macam shalawat yang dibaca, ada yang rutin membaca shalawat Dalail al-Khairat, ada juga yang rutin membaca shalawat Nariyah, al-Fatih dan lailn-lain, ada yang menjadikannya pujian sebelum shalat, ada yang membacanya bersama-sama setelah shalat.
Kaum Wahabi menghadapi fenomena tersebut biasanya menyampaikan protes dan mengatakan “Mengapa membaca shalawat terus?” Jawaban singkatnya, karena Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada Nabi SAW, Dan umat Islam juga dianjurkan agar bershalawat kepada Nabi SAW, seperti kutipan ayat berikut.
Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an:
إنَّ اللهَ وَمَلَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النّبَيْ يَاأيُّهَاالَّذِيْنَ أَمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawat kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (QS al-Ahzab : 56)”.
Ada beberapa pembahasan yang perlu diuraikan berkaitan dengan ayat di atas:
Petama, ayat tersebut memberikan penjelasan bahwa Allah dan malaikat-malaikat-Nya selalu bershalawat untuk Nabi. Oleh karena itu, Allah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk bershalawat dan mengucapkan salam penghormatan kepada Nabi. Menurut para ulama, ayat ini menjadi dalil wajibnya membaca shalawat dalam shalat ketika tahyat akhir.
Kedua, yang dimaksud dengan shalawat yang diberikan oleh Allah kepada Nabi, adalah pujian Allah dan pemberitahuan keagungan Nabi di hadapan para malaikat-Nya.
Ketiga, yang dimaksud dengan shalawat para malaikat kepada Allah agar selalu memuji Nabi, menambah keagungannya, memberinya anugerah dengan keberkahan dan ampunan, dan derajat-derajat luhur lainnya yang layak dengan keagungan Nabi.
Keempat, yang dimaksud dengan shalawat orang-orang beriman kepada Nabi adalah permohonan mereka kepada Allah agar mengagungkan Nabi di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, ketika kita membaca shalawat dengan berkata:
اللّهم صلّ على محمد
“Ya Allah limpahkanlah shalawat-Mu kepada Nabi Muhammad”
Maka artinya adalah, “Ya Allah limpahkan keagungan kepada Nabi di dunia dan akhirat. Di dunia dengan meninggikan namanya, memenangkan dakwahnya dan mengekalkan syariatnya. Dan di akhirat dengan menerima syafaatnya bagi umatnya, memperbanyak pahalanya, menampakkan keutamaannya atas orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian dengan memperoleh kedudukan yang terpuji serta mendahulukan Nabi atas semua orang-orang yang didekatkan kepada Allah pada hari kiamat kelak.”
Kelima, yang dimaksud dengan ucapan salam penghormatan orang-orang beriman kepada Nabi, adalah permohonan mereka kepada Allah agar menyelamatkan Nabi dari segala cela dan kekurangan. Oleh karena itu, ketika berdoa:
اللّهم سلّم على محمد
“Ya Allah, limpahkanlah salam penghormatan kepada Nabi Muhammad.”
Maka artinya adalah, “Ya Allah limpahkanlah keselamatan kepada Nabi dalam dakwah dan umatnya dari setiap kekurangan, sehingga dakwahnya semakin hari semakin luhur, umatnya semakin bertambah, namanya semakin tinggi dan tidak ada sesuatu yang dapat merintangi urusannya dalam hal apapun.”
Keenam, yang dimaksud dengan doa keberkahan orang-orang beriman bagi Nabi adalah permohonan mereka kepada Allah agar mengekalkan dan mengabadikan kemuliaan dan kebaikan Nabi. Oleh karena itu, ketika berdoa:
اللّهم بارك على محمّد
“Ya Allah, limpahkanlah keberkahan kepada Nabi Muhammad.”
Maka maksudnya adalah, “Ya Allah kekalkanlah dan abadikanlah nama,dakwah dan pendukungnya, beritahukan umatnya dari keberkahan dan kebahagiaannya yaitu dengan menerima syafaatnya bagi mereka, memasukkan mereka ke dalam surge-Mu dan menempatkan mereka pada tempat ridha-Mu.”
Ketujuh, apabila Allah dan para malaikat telah bershalawat kepada Nabi, lalu apa gunanya shalawat kita? Al-Imam Fakhruddin al-Razi memberikan jawaban dalam kitabnya, al-Tafsir Kabir, bahwa shalawat yang kita berikan kepada Nabi bukan karena keperluan Nabi, Nabi juga tidak perlu pada shalawat para malaikat setelah Allah bershalawat kepadanya. Shalawat yang kita baca hanyalah untuk membuktikan bahwa kita mengangungkan Nabi Muhammad SAW, dan sebagai kasih sayang Allah pada kita agar memberikan pahala kepada kita dengan shalawat tersebut.
Dari beberapa paparan dan rincian di atas bisa dijadikan alasan mengapa orang-orang Ahlussunnah Wal Jamaah Rajin membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Wallaahu a’lam.
Misbahul Ulum | AnnajahSidogiri.id