• xnxx
  • xnxx
Telisik Prisma Berpikir Teologi Imam Al-Asy’ari (Bagian II)
AnnajahSidogiri.id
No Result
View All Result
Senin, Desember 8, 2025
  • Login
  • Terbaru
  • Aktual
    Tuhan

    Kenapa Tuhan Harus Allah?

    Percaya Hari Sial, Bisa Fatal!

    Wali Jadzab; Penyebab dan Cara Membedakannya

    peran taurat

    Peran Taurat dalam Penulisan Al-Quran

    Burung gagak

    Burung Gagak Pertanda Kematian?

    Matan as-Sanusiyyah; Kitab Tipis, Sarat Makna

    Matan as-Sanusiyyah; Kitab Tipis, Sarat Makna

    Membongkar Mitos: Al-Ghazali dan Klaim Kemunduran Sains Islam (1/2)

    Membongkar Mitos: Al-Ghazali dan Klaim Kemunduran Sains Islam (1/2)

    Naskh dan Mansukh; Antara Relevansi dan Kontroversi

    Memahami Perbuatan Tuhan

    Memahami Perbuatan Tuhan

  • Aswaja
    Imamul Mutakallimin;  Ahmad bin Muhammad ath-Thahawi

    Prinsip Interaksi dengan Non-Muslim

    Awam dan Kewajibannya Terhadap Hukum Syariat

    Imamul Mutakallimin;  Ahmad bin Muhammad ath-Thahawi

    Bagaimana Aswaja Memandang Rezeki?

    Wali

    Wali dan Karamah [3/3]

    karomah wali

    Wali dan Karamah [2/3]

    Wali dan Karamah [1/3]

    Arti Mimpi Melihat Allah

    Ketika Kau Membenci Ahlul Bait

    Ketika Kau Membenci Ahlul Bait

    Nabi Khidir Hanya Ilusi Sufi?

    Nabi Khidir Hanya Ilusi Sufi?

  • Liberal
    Analisis Misi Orientalis

    Analisis Misi Orientalis

    Syariat

    Syariat Islam Harus Dijalankan

    Kemakhlukan Al-Quran Versi Muktazilah dan Liberal

    Tuhan Tidak Adil?

    Membantah Isu Feodalisme dalam Pesantren (2/2)

    Membantah Isu Feodalisme dalam Pesantren (2/2)

     Membantah Isu Feodalisme dalam Pesantren (1/2)

     Membantah Isu Feodalisme dalam Pesantren (1/2)

    Menepis Tafsir Feminis

    Memahami Makna Rahmatan lil Alamin Dengan Benar

    Memahami Makna Rahmatan lil Alamin Dengan Benar

    Mengurai Tuduhan Al-Quran Pluralisme

    Mengurai Tuduhan Al-Quran Pluralisme

  • Wahabi
    Politik Wahabi vs Dinasti Utsmani (1/2)

    Politik Wahabi vs Dinasti Utsmani (1/2)

    Keterlibatan Inggris Dalam Kampanye Wahabisme

    Keterlibatan Inggris Dalam Kampanye Wahabisme

    Shalawat Nabi Dan Sejarah Kelam Wahabi

    Shalawat Nabi Dan Sejarah Kelam Wahabi

    Kontroversi Wahabi Perihal Mengatakan “ Sayyid “ Pada Nabi

    Kontroversi Wahabi Perihal Mengatakan “ Sayyid “ Pada Nabi

    Apa Yang Menjadi Dalil Boleh Baca Al-Quran di Kuburan?

    Apa Yang Menjadi Dalil Boleh Baca Al-Quran di Kuburan?

    Dusta Wahabi Terhadap Akidah Ulama (#1)

    Dusta Wahabi Terhadap Akidah Ulama (#1)

    Cikal Bakal Ideologi Tajsim

    Cikal Bakal Ideologi Tajsim

    Fitnah Wahabi Pada Imam Syafi’i Perihal Tasawuf

    Fitnah Wahabi Pada Imam Syafi’i Perihal Tasawuf

    Jimat Kalung Balita, Bidahkah?

    Jimat Kalung Balita, Bidahkah?

  • Syiah
    Allah Adalah Dzat, Bukan Roh

    Ismailiyah: Sinkronisasi Filsafat dalam Ajaran Syiah

    Syiah

      Membedah Hadis Syiah

    Menyoal Cinta Syiah kepada Ahlul Bait

    Sekte Al-Kaysaniyyah: Antara Politik, Pembalasan, dan Penyimpangan

    Sekte Al-Kaysaniyyah: Antara Politik, Pembalasan, dan Penyimpangan

    Sekilas Tentang Politik Syiah

    Sekilas Tentang Politik Syiah

    Perkembangan Syiah di Indonesia

    Perkembangan Syiah di Indonesia

    Aliran Ghurabiyyah sekte Syiah Yang Keluar dari Arus Utama Islam

    Aliran Ghurabiyyah sekte Syiah Yang Keluar dari Arus Utama Islam

    Sekte Saba’iyah: Awal Mula Ekstremisme dalam Sejarah Islam

    Sekte Saba’iyah: Awal Mula Ekstremisme dalam Sejarah Islam

    Tinjauan Kritis Akidah Pokok Syiah

    Tinjauan Kritis Akidah Pokok Syiah

  • Lintas Agama
  • Serial Akidah Awam
  • Publikasi
    • Buletin Tauiyah
    • e-book
    • Kajian Kitab Kiai
    • Kolom
    • Konsultasi
      Jahmiyyah; Sekte Pengingkar Asma Allah

      Jahmiyyah; Sekte Pengingkar Asma Allah

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#3)

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#3)

       Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#2)

       Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#2)

      Asmaul-Husna: Apakah Cuma Sembilan Puluh Sembilan Nama?

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#1)

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#1)

      Jangan Katakan Al-Quran Makhluk !

      Jangan Katakan Al-Quran Makhluk !

      Siapa Iblis Itu?

      Siapa Iblis Itu?

      Mengapa Tahlilan Hingga 7 Hari?

      Mengapa Tahlilan Hingga 7 Hari?

      Hikmah di Balik Menabur Bunga di Atas Kuburan

      Hikmah di Balik Menabur Bunga di Atas Kuburan

    • Resensi
    • Tokoh
      Syeikh Al-Baijuri:  Sang Pembela Kebenaran

      Syeikh Al-Baijuri: Sang Pembela Kebenaran

      at-Thohahawi

      Imamul Mutakallimin; Ahmad bin Muhammad ath-Thahawi

      Ahmad Bin Hanbal: Amir al-Mukminin al-Hadis

      Ahmad Bin Hanbal: Amir al-Mukminin al-Hadis

      Mutiara Pembela Ahlusunnah dari Kota Mekah

      Mutiara Pembela Ahlusunnah dari Kota Mekah

      Saad al-Din at-Taftazani

      Saad al-Din at-Taftazani

      Syekh Muhammad bin Umar Al-Hadhrami

      Syekh Muhammad bin Umar Al-Hadhrami

      Al-Imam Al-Ghazali

      Al-Imam Al-Ghazali

      Al-Imam Al-Baghawi

      Al-Imam Al-Baghawi

      Syekh Ahmad bin Ismâ‘îl Al-kûrâni

      Syekh Ahmad bin Ismâ‘îl Al-kûrâni

      • Firqah
    • Wawancara
  • Video
AnnajahSidogiri.id
  • Terbaru
  • Aktual
    Tuhan

    Kenapa Tuhan Harus Allah?

    Percaya Hari Sial, Bisa Fatal!

    Wali Jadzab; Penyebab dan Cara Membedakannya

    peran taurat

    Peran Taurat dalam Penulisan Al-Quran

    Burung gagak

    Burung Gagak Pertanda Kematian?

    Matan as-Sanusiyyah; Kitab Tipis, Sarat Makna

    Matan as-Sanusiyyah; Kitab Tipis, Sarat Makna

    Membongkar Mitos: Al-Ghazali dan Klaim Kemunduran Sains Islam (1/2)

    Membongkar Mitos: Al-Ghazali dan Klaim Kemunduran Sains Islam (1/2)

    Naskh dan Mansukh; Antara Relevansi dan Kontroversi

    Memahami Perbuatan Tuhan

    Memahami Perbuatan Tuhan

  • Aswaja
    Imamul Mutakallimin;  Ahmad bin Muhammad ath-Thahawi

    Prinsip Interaksi dengan Non-Muslim

    Awam dan Kewajibannya Terhadap Hukum Syariat

    Imamul Mutakallimin;  Ahmad bin Muhammad ath-Thahawi

    Bagaimana Aswaja Memandang Rezeki?

    Wali

    Wali dan Karamah [3/3]

    karomah wali

    Wali dan Karamah [2/3]

    Wali dan Karamah [1/3]

    Arti Mimpi Melihat Allah

    Ketika Kau Membenci Ahlul Bait

    Ketika Kau Membenci Ahlul Bait

    Nabi Khidir Hanya Ilusi Sufi?

    Nabi Khidir Hanya Ilusi Sufi?

  • Liberal
    Analisis Misi Orientalis

    Analisis Misi Orientalis

    Syariat

    Syariat Islam Harus Dijalankan

    Kemakhlukan Al-Quran Versi Muktazilah dan Liberal

    Tuhan Tidak Adil?

    Membantah Isu Feodalisme dalam Pesantren (2/2)

    Membantah Isu Feodalisme dalam Pesantren (2/2)

     Membantah Isu Feodalisme dalam Pesantren (1/2)

     Membantah Isu Feodalisme dalam Pesantren (1/2)

    Menepis Tafsir Feminis

    Memahami Makna Rahmatan lil Alamin Dengan Benar

    Memahami Makna Rahmatan lil Alamin Dengan Benar

    Mengurai Tuduhan Al-Quran Pluralisme

    Mengurai Tuduhan Al-Quran Pluralisme

  • Wahabi
    Politik Wahabi vs Dinasti Utsmani (1/2)

    Politik Wahabi vs Dinasti Utsmani (1/2)

    Keterlibatan Inggris Dalam Kampanye Wahabisme

    Keterlibatan Inggris Dalam Kampanye Wahabisme

    Shalawat Nabi Dan Sejarah Kelam Wahabi

    Shalawat Nabi Dan Sejarah Kelam Wahabi

    Kontroversi Wahabi Perihal Mengatakan “ Sayyid “ Pada Nabi

    Kontroversi Wahabi Perihal Mengatakan “ Sayyid “ Pada Nabi

    Apa Yang Menjadi Dalil Boleh Baca Al-Quran di Kuburan?

    Apa Yang Menjadi Dalil Boleh Baca Al-Quran di Kuburan?

    Dusta Wahabi Terhadap Akidah Ulama (#1)

    Dusta Wahabi Terhadap Akidah Ulama (#1)

    Cikal Bakal Ideologi Tajsim

    Cikal Bakal Ideologi Tajsim

    Fitnah Wahabi Pada Imam Syafi’i Perihal Tasawuf

    Fitnah Wahabi Pada Imam Syafi’i Perihal Tasawuf

    Jimat Kalung Balita, Bidahkah?

    Jimat Kalung Balita, Bidahkah?

  • Syiah
    Allah Adalah Dzat, Bukan Roh

    Ismailiyah: Sinkronisasi Filsafat dalam Ajaran Syiah

    Syiah

      Membedah Hadis Syiah

    Menyoal Cinta Syiah kepada Ahlul Bait

    Sekte Al-Kaysaniyyah: Antara Politik, Pembalasan, dan Penyimpangan

    Sekte Al-Kaysaniyyah: Antara Politik, Pembalasan, dan Penyimpangan

    Sekilas Tentang Politik Syiah

    Sekilas Tentang Politik Syiah

    Perkembangan Syiah di Indonesia

    Perkembangan Syiah di Indonesia

    Aliran Ghurabiyyah sekte Syiah Yang Keluar dari Arus Utama Islam

    Aliran Ghurabiyyah sekte Syiah Yang Keluar dari Arus Utama Islam

    Sekte Saba’iyah: Awal Mula Ekstremisme dalam Sejarah Islam

    Sekte Saba’iyah: Awal Mula Ekstremisme dalam Sejarah Islam

    Tinjauan Kritis Akidah Pokok Syiah

    Tinjauan Kritis Akidah Pokok Syiah

  • Lintas Agama
  • Serial Akidah Awam
  • Publikasi
    • Buletin Tauiyah
    • e-book
    • Kajian Kitab Kiai
    • Kolom
    • Konsultasi
      Jahmiyyah; Sekte Pengingkar Asma Allah

      Jahmiyyah; Sekte Pengingkar Asma Allah

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#3)

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#3)

       Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#2)

       Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#2)

      Asmaul-Husna: Apakah Cuma Sembilan Puluh Sembilan Nama?

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#1)

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#1)

      Jangan Katakan Al-Quran Makhluk !

      Jangan Katakan Al-Quran Makhluk !

      Siapa Iblis Itu?

      Siapa Iblis Itu?

      Mengapa Tahlilan Hingga 7 Hari?

      Mengapa Tahlilan Hingga 7 Hari?

      Hikmah di Balik Menabur Bunga di Atas Kuburan

      Hikmah di Balik Menabur Bunga di Atas Kuburan

    • Resensi
    • Tokoh
      Syeikh Al-Baijuri:  Sang Pembela Kebenaran

      Syeikh Al-Baijuri: Sang Pembela Kebenaran

      at-Thohahawi

      Imamul Mutakallimin; Ahmad bin Muhammad ath-Thahawi

      Ahmad Bin Hanbal: Amir al-Mukminin al-Hadis

      Ahmad Bin Hanbal: Amir al-Mukminin al-Hadis

      Mutiara Pembela Ahlusunnah dari Kota Mekah

      Mutiara Pembela Ahlusunnah dari Kota Mekah

      Saad al-Din at-Taftazani

      Saad al-Din at-Taftazani

      Syekh Muhammad bin Umar Al-Hadhrami

      Syekh Muhammad bin Umar Al-Hadhrami

      Al-Imam Al-Ghazali

      Al-Imam Al-Ghazali

      Al-Imam Al-Baghawi

      Al-Imam Al-Baghawi

      Syekh Ahmad bin Ismâ‘îl Al-kûrâni

      Syekh Ahmad bin Ismâ‘îl Al-kûrâni

      • Firqah
    • Wawancara
  • Video
No Result
View All Result
AnnajahSidogiri.id
  • Terbaru
  • Aktual
  • Aswaja
  • Liberal
  • Wahabi
  • Syiah
  • Lintas Agama
  • Serial Akidah Awam
  • Publikasi
  • Video

Telisik Prisma Berpikir Teologi Imam Al-Asy’ari (Bagian II)

Ahmad Ilham Zamzami by Ahmad Ilham Zamzami
20 Mei 2021
in Aswaja, Liberal
Reading Time: 5 mins read
A A
0
Telisik Teologi Imam Al-Asyari
160
SHARES
2k
VIEWS
Bagikan di FBBagikan di TwitterBagikan di WABagikan di Telegram

Lalu bagimanakah al-Asy’ari mengejewantahkan paradigma teologinya? Mula-mula yang perlu diketahui bagi siapapun yang ingin mendalami teologi Asy’arian, memahami prisma berpikir al-Asy’ari dalam mengkonstruksi pengetahuan dan perangkatnya hingga mencapai kebenaran hakiki dalam berakidah. Defenisi ilmu atau pengetahuan oleh al-Asy’ari dideskripsikan sebagai: “Sesuatu yang dengannya orang yang tahu dapat mengetahui sesuatu yang diketahui.”

Baca Juga: Telisik Prisma Berpikir Teologi Imam Al-Asy’ari (Bagian I)

Dalam artian orang yang mengetahui suatu hal tidak mungkin disebut dengan orang yang tahu, melainkan melalui jalur di luar dirinya, yaitu ilmu. Sebab bagi al-Asy’ari sifat tahu merupakan sumber bagi seseorang untuk mengetahui sesuatu. Sebagaimana sifat kuasa adalah titik awal bagi orang untuk disebut sebagai orang yang berkuasa. Dalam arti lain kedua sifat tersebut menjadi penyebab seseorang bisa memiliki salah satu dua sifat tadi. Berbeda dengan Muktazilah yang mendefinisikannya dengan. “Meyakini sesuatu sesuai dengan hakikat yang ada dalam sesuatu tersebut, yang disertai ketetapan hati atas apa yang diyakini.”[1]

Al-Asy’ari mengkritik redaksi yang seperti ini, sebab tidak menafikan makna yang tidak sejalan dengan kata “mengetahui”. Semisal keyakinan seorang mukalid akan kebaharuan alam semesta, dia meyakini kebenarannya, hanya saja tidak mengetahui proses nalar terjadinya kesimpulan bahwa ala semesta itu baharu. Sehingga defenisi Muktazilah kurang tepat.[2]

Cakupan kata “mengetahui” bagi al-Asy’ari tidak terbatas pada pengetahuan yang dihasilkan dari olah pikir, tapi juga mengarah pada induksi yang diperoleh dari pengamatan panca indera (idrâk, red). Karena demikian, konklusi yang berasal dari penggunaan panca indera juga bisa disebut dengan mengetahui juga. Namun pendapat al-Asy’ari yang ini tidak dibenarkan oleh al-Imam Abu Bakar Ibn Furak (w. 406 H), dia memilih pendapat al-Asy’ari yang ada dalam karyanya yang lain. Kesimpulan Ibn Furak adalah diksi “mengetahui” tidak sepadan dengan maknanya idrâk,[3] sebab idrâk ialah pengetahuan yang diperoleh bukan dari premis berpikir. Oleh karenanya diksi tersebut hanya diperuntukan bagi segala sesuatu yang menjadi objek inderawi. Dengan pengertian yang seperti ini, maka objek yang diperhatikan dalam ‘ilm (mengetahui, red) dan idrâk itu berbeda. Jika ‘ilm bertaut kelindan dengan segala sesuatu yang dapat diindra maupun tidak, maka idrâk hanya tertentu pada sesuatu yang bersifat kasat mata.[4]

Nah untuk mencapai kebenaran yang definitif, al-Asy’ari mengklasifikasi instrumen pengetahun menjadi tiga macam, yaitu pengetahuan indrawi atau eksperimental; informasi yang valid; dan nalar logis. Pengetahuan eksperimental hanya bisa dilakukan oleh panca indera, baik indera penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, dan peraba. Kegunaan lima indera barusan juga disesuaikan dengan struktur objek yang sama dengan panca indera.[5]

Untuk pengetahuan yang berdasarkan informasi valid bisa digunakan ketika terbatasnya informasi yang diperoleh dari panca indra atau nalar logika. al-Asy’ari memberikan cacatan bahwa dalam menerima suatu informasi, informan tidak disyaratkan harus memiliki klasifikasi kredibelitas tertentu, hal terpenting penerima informasi tersebut meyakini kebenaran apa yang telah ia terima. Sebagaimana seorang mukalid yang mendengarkan pelajaran dari gurunya bahwa dunia itu tidak kekal. Maka jika dia menerimanya tanpa ada keraguan, maka keterangan gurunya adalah pengetahuan bagi dirinya, begitu juga jika sebaliknya.[6]

Sedangkan nalar logika yang dimaksud oleh al-Asy’ari adalah, “Berpikir, menganalisa, dan menganalogikan dengan (format) silogisme. Dan mengilustrasikan sesuatu yang tidak kasat mata dengan yang kasat mata, jika keduanya memiliki kesamaan makna dan ilat.” Berdasarkan defenisi ini, al-`istidlâl al-‘aqlî dibangun atas konstruksi silogisme dengan pendekatan logika yang bisa menghadirkan suatu pengetahuan pada hal yang belum diketahui sebelumnya. Poin yang menjadi fokus pembahasan al-Asy’ari dalam hujah logis ialah qiyâs al-ghayb ‘alâ asy-syâhid (ilustrasi sesuatu yang tidak kasat mata dengan hal indrawi, red). Namun analogi atau ilustrasi ini tidak dikhususukan bagi hal yang tidak kasat mata saja, tapi berbentuk universal yang mencakup segala sesuatu yang tidak diketahui. Jadi diksi al-ghayb lebih diarahkan pada sesuatu yang tidak diketahui dan asy-syâhid pada sesuatu yang diketahui.[7]

Syarat mengaplikasikan metode ini kesamaan ilat atau kausalitas antara keduanya, agar ilustrasi ini bisa benar dan tepat sasaran. Di antara contohnya adalah proses terjadinya gerakan dan pengetahuan pada orang yang bergerak atau yang mengetahui, kemudian divisualisasikan proses tersebut di alam pikiran dengan sesuatu yang tidak dilihatnya, yang juga mengalami kejadian yang sama dengan di atas.[8]

Namun al-Asy’ari memberikan catatan, bahwa dalam analogi ini tidak serta merta mencari padanan ilat dari yang dilihatnya, lalu menyimpulkan bahwa proses ini juga sama dengan yang terjadi pada Allah Swt. yang gaib. Sebab jika seperti itu, maka akan berimplikasi bahwa apa yang dilakukan oleh Allah Swt. prosesnya sama dengan makhluknya. Tentu konklusi yang seperti ini ditolaknya oleh al-Asy’ari, karena Zat dan Sifat Allah Swt. itu berbeda dengan seluruh makhluk-Nya. Thus, untuk menghindari persepsi yang seperti tadi, al-Asy’ari hanya mencukupkan—jika berkaitan dengan Sifat Allah Swt.—pada hasil atau hikmah maha karya dari Sifat-sifat Allah Swt.[9]

Baca Juga: Epistemologi dan Legalitas Diskursus Kalam #1

Kesimpulan akhir dari kerangka berpikir al-Asy’ari, adalah mengoptimalkan tiga instrumen barusan dalam menggapai esensi kesahihan dalam berakidah dan berpengatahuan. Konklusi pengetahuan yang dicapai melalui panca indera memang bersifat parsial, tetapi bisa disempurnakan oleh nilai-nilai rasionalitas yang komprehensif. Hanya saja untuk bisa mencapai kebenaran yang paripurna, diperlukan wahyu ilahi sebagai jalan terakhir untuk mencapai hakikat yang defenitif. Sebab bagaimanapun seorang manusia mendayagunakan akalnya, ia tetap terbatas dan tidak bisa menyingkap hakikat segala sesuatu. Untuk itu syariat yang bersifat ilahi adalah sumber dari terbentuknya hukum-hukum taklif bagi manusia dan akal tidak memiliki peran di dalamnya. Ia hanya bisa memberi pendekatan hikmah dibalik hukum taklif tersebut.[10]

Ahmad Ilham Zamzami | Annajahsidogiri.id


[1] Al-Qadli Abdul Jabbar bin Ahmad, al-Mughnî, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2011, vol. v, hlm. 36.

[2] Syaikhul Azhar Ahmad at-Thayyib, Nazhârât fî Fikr al-`Imam al-`Asy’arî, Kairo: Dar al-Qudz al-Arabi, 2016, hlm. 26-27.

[3] Penulis sementara belum mendapati padanan makna yang tepat dalam Bahasa Indonesia, untuk diksi “idrâk” yang dimaksud oleh al-Asy’ari. Dalam terjemah berbahasa Indonesia idrâk diartikan dengan mengetahui, memahami, dan mengenal. Sedangkan idrâk dalam perspektif al-Asy’ari yang kedua adalah induksi yang diperoleh dari pengetahuan indrai.

[4] Op. Cit, Nazhârât fî Fikr al-`Imam al-`Asy’arî, hlm. 31.

[5] Ibid, hlm. 48.

[6] Ibid, hlm. 50-51.

[7] Ibid, hlm. 53-54.

[8] Ibid, hlm. 55 dan 57.

[9] Ibid, hlm. 57-58.

[10] Ibid, hlm. 77-78.

Previous Post

Telisik Prisma Berpikir Teologi Imam Al-Asy’ari (Bagian I)

Next Post

Telisik Prisma Berpikir Teologi Imam Al-Asy’ari (Bagian III/Selesai)

Ahmad Ilham Zamzami

Ahmad Ilham Zamzami

Peneliti Ahli Annajah Center Sidogiri & Alumnus al-Azhar University.

Next Post
Telisik Prisma Berpikir Teologi Imam Al-Asy'ari

Telisik Prisma Berpikir Teologi Imam Al-Asy’ari (Bagian III/Selesai)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori

  • Aktual
  • Aswaja
  • Buletin Tauiyah
  • e-book
  • Firqah
  • Kajian
  • Kajian Kitab Kiai
  • Kolom
  • Konsultasi
  • Liberal
  • Lintas Agama
  • Publikasi
  • Resensi
  • Serial Akidah Awam
  • Syiah
  • Tokoh
  • Wahabi
  • Wawancara

© 2012-2025 AnnajahSidogiri.ID - design theme by Tim Media ACS.

  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot thailand
  • slot gacor
  • slot gacor hari ini
  • slot gacor
  • slot pulsa
  • slot gacor
  • slot gacor
  • slot gacor

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Terbaru
  • Aktual
  • Aswaja
  • Liberal
  • Wahabi
  • Syiah
  • Lintas Agama
  • Serial Akidah Awam
  • Publikasi
    • Buletin Tauiyah
    • e-book
    • Kajian Kitab Kiai
    • Kolom
    • Konsultasi
    • Resensi
    • Tokoh
      • Firqah
    • Wawancara
  • Video

© 2012-2025 AnnajahSidogiri.ID - design theme by Tim Media ACS.

  • slot gacor
  • slot gacor