Pertanyaan
Assalamualaikum sahabat fillah…
Apakah di dalam kubur Nabi Muhamad juga ada tanya-jawab seperti manusia lainnya yang meninggal? Kalau ada, Nabi Muhamad menjawab apa ketika ditanya siapa nabinya?
Apakah kaum sebelum Nabi Muhamad juga ada tanya jawab dalam kubur? Dan jawaban apa ketika ditanya siapa nabinya?
Jawaban
Waalaikumsalam
Pertanyaan dalam kubur adalah salah satu bagaian dari ghabiyat (beberapa doktrin keagamaan yang hanya bisa kita yakini melalui dalil naqli). Salah satu hadis sahih yang menerangkan pertanyaan dalam kubur adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari no.1374 dan Imam Muslim no. 2870, bahwa Rasulullah pernah bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا وُضِعَ فِيْ قَبْرِهِ وَتَوَلَّى وَذَهَبَ عَنْهُ أَصْحَابُهُ وَ إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ أَتَاهُ مَلَكاَنِ فَأَقْعَدَاهُ فَيَقُوْلَانِ لَهُ: مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِيْ هَذَا الرَّجُلِ؟ فَأمَّا الْمُؤْمِنُ فَيَقُوْلُ:أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلِهِ. فَيُقَالُ لَهُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ أَبْدَلَكَ اللهُ بِهِ مَقْعَداً مِنَ الْجَنَّةِ. قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:فَيَرَاهُمَا جَمِيْعاً. وَأَمَّا الْمُنَافِقُ وَ الْكَافِرُفَيُقَالُ لَهُ: مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِيْ هَذَا الرَّجُلِ؟ فَيَقُوْلُ: لاَ أَدْرِيْ كُنْتُ أَقُوْلُ مَا يَقُوْلُ النَّاسُ. فَيُقَالُ لاَ دَرَيْتَ وَلاَ تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ بِمَطَارِقَ مِنْ حَدِيْدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيْحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيْهِ إِلاَّ الثَّقَلَيْنِ
“Ketika hamba telah diletakkan dalam kuburan, lalu keluarga dan kerabata pergi, dia masih bisa mendengar derap langkah kaki mereka. Lalu dua malaikat datang mendudukkan dia dan bertanya, ‘Apa yang akan kamu katakan tentang orang ini (Nabi Muhamad)?’ Jika dia seorang mukmin, maka dia akan menjawab, ‘Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba dan utusan Allah.’ Lalu dikatakan kepada dia: ‘Lihat tempat mu di neraka, sudah Allah ganti dengan tempat di surga.’
Rasulullah melanjutkan, ‘Kemudian dia melihat dua tempat itu.’
Orang munafik dan kafir juga ditanya, ‘Apa yang akan kamu katakan tentang orang ini?’ Mereka menjawab, ‘Aku tidak tahu, aku hanya mengatakan apa yang dikatakan oleh orang-orang.’ Dikatakan kepad dia, ‘Kamu tidak tahu, juga tidak membaca.’
Akhirnya dia dipukul satu kali di antara dua telinganya dengan palu yang terbuat dari besi. Dia menjerit keras sekali sampai didengar oleh semua makhluk kecuali jin dan manusia.”
Baca Juga: Cinta dan Bahagia dalam Maulid Nabi Muhammad
Ulama berbeda pendapat tentang siapa yang akan mendapat pertanyaan dari kalangan umat Nabi Muhamad di alam kubur nanti. Imam al-Bajuri menjelaskan dalam kitabnya Tuhfatul-Murid hlm. 110, pertanyaan Malaikat Mungkar dan Maklaikat Nakir tertuju kepada seluruh umat Nabi Muhammad, bai yang mukmin, munafik, dan orang kafir. Sedangkan menurut Imam Ibnu Abdil-Bar orang kafir tidak ditanyai. Mayoritas ulama mengungulkan pendapat yang pertama.
Konten pertanyaan dan bagaimana mayit ditanya berbeda-beda, sebagaimana tertera dalam hadis. Pada akhirnya, jelas Syekh Muhamad bin Ali asy-Syanawani, dalam kitabnya, Hasyiatusy-Syanawani hlm. 539-540, pertanyaan dan keadaan mayit tergantung amalnya. Ada yang ditanya tentang sebagaian keyakinan dia, ada pula yang ditanya tentang seluruh keyakinan dia.
Abdullah bin Abbas pernah berakta, “Ada satu persaksian yang akan ditanyakan kepada mereka yang meninggal di kuburan.” Ada yang bertanya kepada sahabat Ikrimah, “Apa itu wahai Ikrimah?” Beliau menjawab, “Meraka akan ditanya tentang iman kepada Nabi Muhamad dan pengesaan kepada Allah. Jawaban akan sesuai dengan keadaan mereka saat mereka meninggal. Apakah mereka mati dalam keadaan beriman, kufur, atau ragu-ragu.”
Itu adalah dinamika tanya-jawab yang berkaitan dengan umat Nabi Muhamad. Bagaimana dengan umat terdahulu sebelum umat Nabi Muhamad?
Dalam kitab Ithaful-Murid hlm. 540 dijelaskan bahwa dalam hal ini ulama juga berbeda pendapat. Ada satu pendapat (qil) yang menerakangkan bahwa umat terdahulu juga akan diberi pertanyaan tentang iman kepada Nabi Muhamad. Bukan cuma itu, para nabi sebelum Nabi Muhamad, menurut pendapat ini, juga akan diberi pertanyaan terkait iman kepada Nabi Muhamad. Namun pendapat ini adalah pendapat yang lemah, sebagaimana dijelaskan oleh Imam asy-Syanawani.
Yang benar, baik Nabi Muhamad atau nabi-nabi sebelum beliau tidak akan diberi pertanyaan. Karena ada atsar (dalil naqli) yang menjelaskaan itu, seperti yang dijelaskan dalam kitab Minhatul-Hamid hlm. 139.
Bahkan, jika kita kembalikan kepada etika, tidak seharunya Npara nabi menjadi perdebatan, apakah mereka juga diberi pertanyaan-atau tidak. Imam asy-Syanawani mengutip perkataan Imam Ibrahim al-Laqani:“Yang benar, para nabi tidak akan diberi pertanyaan (di alam kubur). Tawaquf (tidak menentukan pendapat dan memilih diam) dalam kasus ini tidak seharusnya terjadi. Apalagi sampai khilaf (berbeda pendapat, ada yang mengatakan mereka juga diberi pertayaan, dan ada yang tidak).”
Badruttamam | Annajahsidogiri.id