Peran Laki-Laki dan Perempuan dalam Ibadah
Islam merupakan agama yang sama-sama memberikan peran kepada laki-laki dan perempuan. Peran laki-laki dan perempuan sebagai manusia yang hidup di muka bumi adalah menyembah kepada Allah. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah yang berbunyi:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
Begitu juga dalam hal mencari ilmu. Setiap individu laki-laki dan perempuan tidak boleh dihalang halangi untuk mencari ilmu. Demikian pula peran laki-laki dan perempuan dalam ibadah-ibadah yang lain, perannya sama dan tidak dibeda-bedakan.
Peran Laki-Laki dan Perempuan dalam Rumah Tangga
Setelah mengikat tali pernikahan, laki-laki dan perempuan mempunyai peran tersendiri. Laki-laki yang bertugas mencari nafkah, sebab dia adalah pemimpin rumah tangga. Tugas seorang perempuan sebagai istri mengelola
rumah tangga sesuai dengan kapasitas dan amanah yang diberikan. Dan jika mempunyai anak, maka dia berperan
sebagai seorang ibu yang tugasnya sudah ada sendiri. Sementara dalam mencari nafkah, perempuan tidak wajib.
Ketika dia bekerja setelah minta izin kepada suami, maka penghasilannya adalah miliknya sendiri dan tidak wajib
diberikan pada orang lain.
Lebih jauh, Islam itu adil dalam memposisikan perempuan dalam keluarga; berupa tidak melarang perempuan untuk keluar rumah jika sudah mendapatkan izin dari suaminya.
Hal ini tidak ekstrem seperti zaman Yunani. Pada masa itu, perempuan setelah menikah harus ada di rumah tidak boleh keluar. Sedangkan laki-laki boleh keluar rumah seenaknya, termasuk ke tempat pelacuran. Tugas utama perempuan adalah mengasuh anak, perempuan yang keluar rumah disebut pelacur. Zaman tersebut bernama ‘Heitaria’.
Islam juga tidak sebebas sistem sosial Barat sekarang yang ekstrem. Sistem sosial Barat memberikan kebebasan pada perempuan dengan sebebas-bebasnya. Jika keluar rumah untuk karir dan sebagainya tidak perlu izin kepada suami. Sehingga menganggap sama dengan laki-laki. Dampak dari hal itu, minusnya angka kelahiran di Barat. Seperti di Italia dan Jerman. Sebab perempuan tidak mau mempunyai anak. Dia merasa haknya sama dengan laki-laki. Mengapa harus capek-capek punya anak?!
Fakta Antara Peran Laki- Laki dan Perempuan
Dari sisi yang lain, memang secara umum, baik dalam sejarah maupun realitas, kita sekarang antara laki-laki dan wanita, laki-laki lebih banyak diberi kelebihan. Sosok yang paling banyak memainkan peran penting adalah laki-laki. Itu bisa dilihat dari sekian pemikir, ulama, cendekiawan kebanyakan laki-laki. Namun meskipun begitu, bukan berarti mengurangi kelebihan perempuan. Justru dari keterbatasannya, perempuan lebih dimudahkan oleh Allah untuk masuk surga. Sebab tugas bagi laki-laki itu tambah berat karena kelebihan yang dimiliki. Sementara orang yang tambah diberi kelebihan oleh Allah, semakin berat pula amanah yang dipikulnya. Jadi, jangan hanya melihat dari segi duniawi, aspek akhiratnya juga penting untuk dilihat
*Ditranskip dari wawancara dengan Dr. Adian Husaini oleh Khotibul Umam.