Sementara pendapat lain meyakini bahwa Abu Thalib wafat dalam keadaan beriman. Golongan ini mengatakan bahwa Abu Thalib termasuk orang yang beriman karena Allah SWT memuliakan Abu Thalib karena jasa pengayoman dan cintanya kepada Rasulullah SAW dengan menghidupkan kembali setelah wafatnya untuk menyatakan dua kalimat syahadat sebagaimana keterangan Syekh Abdul Wahhab As-Sya’rani dari As-Subki berikut ini:
….قال اليراوي والذي نقله سيدي عبد الوهاب الشعراني عن السبكي أن عمه صلى الله عليه وسلم أبا طالب بعد أن توفي على الكفر أحياه الله تعالى وآمن به صلى الله عليه وسلم ….
Artinya, “….Al-Yarawi mengatakan, pendapat yang dinukil oleh Syekh Abdul Wahhab As-Syarani dari As-Subki menyebutkan bahwa paman Rasulullah SAW, Abu Thalib, setelah wafat dalam keadaan kufur dihidupkan kembali oleh Allah SWT lalu beriman kepada Rasulullah SAW….[1]”
Menegenai pandangan Imam as-Subki diatas, Syaikh al-Allamah as-Sujaini mengatakan bahwa pendapat inilah yang lebih layak sebab cintanya Abu Thalib kepada Rasulullah, sebagaimana redaksi berikut:
قال شيخنا العلامة السجيني وهذا هو اللائق بحبه صلى الله عليه وسلم وهو الذي اعتقده وألقى الله به
Artinya: Guru kami As-Sujaini mengatakan, ini cukup layak berkat cintanya kepada Rasulullah SAW. Pendapat ini diyakini olehnya dan menyerahkannya kepada Allah[2].
Pandangan As-Subki ini bisa menjadi dasar agar umat Islam tetap menjaga adab terhadap mereka yang mencurahkan hidupnya untuk Rasulullah dan tidak mengecilkan kuasa Allah SWT. Selain pendapat as-Subki di atas, seorang Mufti Makkah Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan menulis kitab khusus yang membantah tuduhan Abu Thalib wafat dalam keadaan kafir yang berjudul Asnal Mathâlib fî Najâti Abî Thâlib. Dalam kitab tersebut, Syekh Ahmad banyak menggunakan argumen Syekh Al-Barzanji. Menurut Al-Barzanji, keengganan Abu Thalib mengucapkan kalimat syahadat pada detik-detik kewafatannya karena khawatir akan keselamatan Nabi Muhammad, mengingat pada saat itu ada Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah al-Makhzumi, dua tokoh kafir Quraisy yang cukup berpengaruh. Hanya saja, lanjut Al-Barzanji, ada kemungkinan Abu Thalib mengucapkan kalimat syahadat. Sebab, saat Abu Thalib menjelang wafat, seorang sahabat Nabi bernama Abbas melihat Abu Thalib menggerak-gerakkan mulutnya mengucapkan kalimat syahadat. Kesaksian Abbas ini kemudian dikabarkan kepada Nabi. Bersambung…
[1] Ibid,hal.36
[2] Ibid,hal.37
M. Sholahuddin al-Ayyubi | annajahsidogiri.id