Banyaknya temuan fosil yang berumur ratusan juta tahun yang lalu, menunjukkan secara jelas usia bumi tak lagi muda. Dari teori pasca ledakan “Big Bang”, kemudian berkembanglah pengetahuan manusia tentang bumi yang sarat akan sejarah dan kejadian panjang.
Empat belas abad lalu, Nabi telah mengatakan: jarak antara Nabi terutus dengan hari akhir sangatlah dekat. Hal itu beliau sampaikan dan termaktub dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ وَيُشِيْرُ بِإِصْبَعَيْهِ فَيَمُدُّهُمَا
“Jarak diutusnya aku dan Hari Kiamat seperti dua (jari) ini. Beliau berisyarat dengan kedua jarinya (jari telunjuk dan jari tengah), lalu merenggangkannya. (HR. Al-Bukhari)”
Berangkat dari hadis inilah, para ulama kemudian mengkaji lebih dalam. Ada yang sekilas hanya menjelaskan tanda-tanda besar yang akan terjadi di hari akhir, dan ada juga yang menjelaskannya secara konkrit disertai pelbagai peristiwa kecil yang akan menjadi pelengkap dari tanda-tanda besar tersebut.
Di antaranya ialah kitab “Al-Itsyâ’ah li Isyrâthis-Sâ’ah” karya Sayid Muhammad Rasul al-Barzanji al-Husaini. Dalam kitab setebal 200 halaman tersebut, beliau membahas secara gamblang tentang peristiwa lengkap sejak zaman Nabi hingga akhir zaman.
Di awal kitab terdepat penjelasan manfaat dari pengkajian kitab tersebut, seperti untuk memperkuat keimanan, pengingat diri agar senantiasa mawas, tidak lalai untuk bertaubat, dan mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Terlebih hal tersebut dianggap penting bagi manusia akhir zaman sebagai bekal bertemu Tuhan.
Tanda-tanda kiamat pertama kali yang dipaparkan oleh Sayid Muhammad Rasul ialah dengan wafatnya Rasulullah. Karena pasca wafatnya Rasulullah ditengarai sebagai awal perpecahan dalam tubuh umat Islam antara sahabat Anshar dan Muhajirin yang ingin mengangkat pemimpin dari masing-masing golongan.
Di bab selanjutnya Sayid Muhammad Rasul menjelaskan peristiwa penting yang juga menjadi salah satu dari pelengkap kronologi hari akhir ialah turunnya Sayidina Hasan dari tampuk ke khilafahan guna menyatukan dua golongan besar kaum muslimin yang sudah lama saling berseteru. Tahun itu pun kemudian dikenal sebagai “Tahun Persatuan.”
Di akhir kitab, beliau memaparkan sejarah yang dianggap memiliki andil besar dalam perjalanan dunia menuju hari akhir dengan merebaknya wabah taun yang terjadi di beberapa masa dan tempat, salah satunya adalah taun Amawas di Kota Syam yang terjadi pada masa ke khilafahan Sayidina Umar dengan total korban di pihak kaum Islam mencapai 25.000 jiwa. Beliau juga mencantumkan beberapa riwayat tentang pembebasan Kota Konstantinopel yang dipimpin oleh Sultan Muhammad al-Fatih di tahun 1453 H. Sesuai dengan hadis nabi yang mengatakan kelak Kota Konstantinopel akan dikuasai oleh umat Islam.
Tentu, kitab ini sangat cocok sebagai pemerkuat iman!
Irvan Rizki | Annajahsidogiri.id