Kristiani
Mengapa Allah bersumpah dengan makhluk-Nya dalam al-Quran? Bukankah seharusnya makhluk yang bersumpah kepada Tuhannya?
Muslim
Manna’ Khalil al-Qaththan dalam bukunya Manna’ al-Qaththan, menerangkan:
وَأَقْسَامُهُ بِبَعْضِ مَخْلُوْقَاتِهِ دَلِيْلٌ عَلَى أَنَّهُ مِنْ عَظِيْمِ آيَاتِهِ.
Bersumpahnya Allah dengan sebagian makhluk-makhluk-Nya itu menunjukkan bahwa sebagian makhluk itu adalah termasuk keagungan tanda-tanda kekuasaan-Nya.[1]
Kemudian, Muhammad Hassan bin Abdu al-Ghaffar dalam karyanya, Syarh ad-Durr an-Nadhid Fi Ikhlash Kalimat at-Tauhid, menjelaskan:
أَنَّ قَسَمَ اللهِ بِالْمَخْلُوْقِ فِيْهِ الدَّلَالَةُ عَلَى عَظَمَةِ الْمَخْلُوْقِ، وَعَظَمَتُهُ تَدُلُّ عَلَى عَظَمَةِ الْخَالِقِ، فَكُلُّ كَمَالٍ فِيْ الْمَخْلُوْقِ فَاللهُ أَحَقُّ بِهِ، وَكُلُّ عَظَمَةٍ فِي الْمَخْلُوْقِ فَقَدْ دَلَّتْ عَلَى عَظَمَةِ الَّذِي خَلَقَ.
Bahwa sumpah Allah dengan makhluk itu menunjukkan akan kemuliaan makhluk, kemuliaan makhluk menunjukkan akan kemuliaan penciptanya. Maka, setiap kemuliaan yang ada pada makhluk, Allah lebih berhak tentang kemuliaan hal itu, dan setiap kemuliaan yang ada pada makhluk, itu menunjuk-kan atas keagungan Tuhan yang menciptakannya.[2]
Baca Juga; Al-Quran dalam Perspektif Barat
قَالَ الشَّعْبِيُّ رحمه الله: لِلْخَالِقِ أَنْ يُقْسِمَ مِنْ خَلْقِهِ وَلَا يُقْسِمُ الْمَخْلُوْقُ إِلَّا بِالْخَالِقِ، وَلِأَنْ أُقْسِمَ بِاللهِ فَأَحْنَثُ خَيْرٌ إِلَيَّ مِنْ أُقْسِمَ بِغَيْرِهِ فَأَبِرُّ.
Telah berkata Asy-Sya’bi r: “Bagi Sang Pencipta berhak bersumpah dengan ciptaan-Nya, sementara makhluk tidak boleh bersumpah kecuali dengan Sang Pencipta. Bersumpah dengan nama Allah lalu melanggarnya lebih baik bagiku daripada bersumpah dengan selain-Nya lalu menepatinya.”
وَقَالَ مُطَرِّفُ بْنُ عَبْدِ اللهِ رحمه الله: إِنَّمَا أَقْسَمَ اللهُ بِهَذِهِ الْمَخْلُوْقَاتِ لِيُعَجِّبَ بِهَا الْمَخْلُوْقِيْنَ وَيُعَرِّفَهُمْ قُدْرَتَهُ لِعِظَمِ شَأْنِهَا عِنْدَهُمْ وَدَلَالَتِهَا عِنْدَ الْخَالِقِ.
Dan berkata Mutharrif bin Abdullah rahimahullah: “Sesungguhnya Allah bersumpah dengan makhluk-makhluk tersebut untuk membuat takjub makhluk-makhluk-Nya dan memperkenalkan mereka kepada kekuasaan-Nya, karena besarnya kedudukan makhluk-makhluk itu (yang Allah bersumpah dengannya) di mata makhluk-makhluk yang lain dan karena makhluk-makhluk itu menunjukkan keagungan Sang Pencipta.”
M Fuad Abdul Wafi | Annajahsidogiri.id
[1] Manna’ al-Qaththan, hal. 302. Maktabah Syamilah.
[2] Muhammad Hassan bin Abdu al-Ghaffar, Syarh ad-Durr an-Nadhid Fi Ikhlash Kalimat at-Tauhid, juz 10 hal. 5. Maktabah Syamillah.