Pada #SerialAkidahAwam sebelumnya, kita pernah membahas sifat Wujûd Allah, lengkap dengan ayat al-Quran. Kali ini, kita akan lanjut kepada pembahasan bukti keberadaan Allah. Tentu, kita membuktikannya dengan menggunakan akal, lantaran kebanyakan ulama mengangap seseorang itu makrifat, bila memiliki dasar dalil aqly.
Baca Juga: Allah “Wajib” Wujud
Dalam Syarh Jam’ul-Jawâmi’ (1/273-274), Imam al-Mahalli bercerita jawaban dari seorang badui, saat Imam al-Ashma’î bertanya, “Bagaimana kamu bisa makrifat kepada tuhanmu?” Badui itu menjawab:
الْبَعْرَةُ تَدُلُّ عَلَى الْبَعِيرِ وَأَثَرُ الْأَقْدَامِ تَدُلُّ عَلَى الْمَسِيرِ فَسَمَاءٌ ذَاتُ أَبْرَاجٍ وَأَرْضٌ ذَاتُ فِجَاجٍ أَلَا تَدُلُّ عَلَى اللَّطِيفِ الْخَبِيرِ
“Kotoran unta, menunjukkan keberadaan unta. Jejak kaki menunjukkan keberadaan ada yang berjalan. Langit yang penuh dengan bintang dan bumi yang memiliki lereng gunung, akankah tidak menunjukkan kepada Tuhan al-Lathîf al-Khabîr?”
Jawaban ringan badui ini sudah cukup bagi orang awam untuk menunjukkan keberadaan Allah. Alam semesta, bukti jelas bahwa ada Allah yang Maha Pencipta.
Muhammad ibnu Romli | Annajahsidogiri.id