“Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Mereka semua akan masuk neraka kecuali satu. Sahabat bertanya, ‘siapa mereka Rasulullah?’ Rasulullah menjawab, ‘Ahlussunnah wal jamaah’, sahabat kembali bertanya, ‘Siapa mereka Rasulullah?’ Rasul menjawab ‘orang-orang yang berpegang teguh pada ajaranku dan sahabat-sahabatku (HR. Ibnu Majah).
Dari potongan hadis ini jelas bahwa ketika umat Islam terpecah menjadi beberapa golongan maka hanya satu golonganlah yang akan selamat. Mereka adalah Ahlusunah wal Jamaah. Oleh karenanya, gelar ini ramai dibicarakan oleh ormas Islam. Mereka kerap kali saling memperebutkan gelar ini.
Kendati demikian, tidak semua aliran mengaku bahwa mereka adalah Ahlusunah wal Jamaah. Khawarij, Syiah dan Muktazilah tidak pernah memperebutkan gelar ini. Gelar ini sering diperebutkan oleh Wahabi dan Penganut Madzhab Imam Asy’ari dan Maturidi.
Nah, dari sini perlu kajian khusus untuk menentukan aliran apa yang pantas menyandang gelar ini. Agar tidak lagi terdengar di telinga kita aliran yang sebenarnya bukan golongan Ahlusunah wal Jamaah mengaku dirinya sebagai bagian dari golongan ini.
Namun, untuk mengetahui golongan apa yang pantas menyandang gelar ini sangat sulit. Sebab Rasulullah ? sendiri tidak menentungan golongan tertentu. Akan tetapi kita dapat mengetahuinya dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh Ahlussunnah wal Jamaah.
Ciri-ciri Ahlus sunnah wal Jamaah
- Dari sekian banyak hadis yang berbicara tentang perpecahan umat Islam menjadi tujuh puluh tiga golongan, disebutkan bahwa hanya satu golongan saja yang akan selamat. Mereka adalah al-Jamaah (HR. At-Tirmidzi).
Dari kata jamaah ini sudah dapat dipaham bahwa hanya golongan yang terkenal dengan julukan jamaah inilah yang akan menjadi golongan selamat. Dan Sejarah mencatat bahwa kata jamaah ini sejak dulu sudah menjadi identitas resmi pengikut Madzhab Imam Asy’ari dan Maturidi. Kata ini digunakan untuk membedakan antara madzhab mereka dan madzhab Mu’tazilah.
- Tidak gemar mengafirkan aliran lain yang berbeda paham. Dalam hadis diterangkan bahwa tuduhan kafir atau fasiq kepada orang lain akan kembali kepada dirinya jika orang lain tersebut tidak terbukti kafir atau fasiq (HR. Bukhari-Muslim).
Artinya, kita perlu hati-hati untuk menuduh kafir orang lain. Sebab tuduhan itu bisa menjadi senjata makan tuan. Dengan demikian, kita perlu menjauhi aliran yang kerap kali mengajarkan pengikutnya untuk menuduh kafir pengikut aliran lain yang tidak sepaham dengan mereka.
- Ahlusunah wal Jamaah adalah golongan mayoritas. Pemahaman ini diambil dari hadis nabi yang artinya, “Sesungguhnya umatku tidak akan sepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat perselisihan umat maka ikutilah sawad al-a’dzam(kelompok mayoritas)” (HR. Ibnu Majah)
Dalam hadis ini Rasulullah ? memberi anjuran untuk senantiasa mengikuti kelompok mayoritas ketika umat ini sudah terpecah belah menjadi beberapa golongan. Hal yang perlu digaris-bawahi bahwa yang dimaksud golongan mayoritas adalah mayoritas ulama, bukan mayoritas muslim secara keseluruhan.
Baca Juga: Jalan Lurus Ajaran Aswaja
Walhasil, dari pemaparan di atas dapat kita simpulkan bahwa golongan mayoritas adalah golongan yang menganut paham Asy ‘ariyah atau Maturidiyah. Sebab sejarah mencatat bahwa kelompok ini memang sudah sejak dulu terkenal dengan julukan Jamaah, bahkan sebelum muncul golongan lain yang mengaku Ahlusunah wal Jamaah. Mereka juga tidak mudah menuduh kafir golongan lain yang tidak sepaham. Dan madzhab inilah yang dianut oleh mayoritas ulama. Wallahu a’lam.
Luthfi A. Tsani/Annajah.co