Tâwassuṭ merupakan salah satu ciri khas Ahlusunah wal Jamaah yang membuat beda dari paham-paham sesat lain. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang kurang mengerti betul apa itu tâwassuṭ (moderat) menurut Ahlusunah. Nah, di sini penulis akan menjelaskan apa itu tawassuṭ dalam Islam, khususnya Ahlusunnah wal-Jamaah.
Kata tawassut secara bahasa mengandung arti tengah-tengah atau moderat, tidak terlalu ke kiri atau ke kanan. Namun, sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama, maksud moderat dalam konsep Ahlusunnah wal-Jamaah tidak hanya sekedar tengah-tengah, melainkan sikap atau pandangan yang lurus, benar dan terukur sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw dan para sahabat. Jadi, pandangan moderat adalah sesuatu yang sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad dan para Sahabat dan merupakan ciri khas pandangan Ahlusunnah wal Jamaah.Berkenaan dengan tâwassuṭ sendiri Allah ﷻ berfirman dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 134:
وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِّتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
“Dan demikian pula, kami menjadikan kalian (umat islam) ummat yang tengah-tengah, moderat (wasatiyah) agar kalian menjadi saksi atas perbuatan manusia, Sedangkan rasul (Nabi Muhammad) menjadi saksi atas perbuatan kalian”. (Q.S al-Baqarah [2]:134).
Dalam sebuah hadis riwayat Imam Qaffal dari Imam at-Tsauri dari Imam Abu Said al-Khudhri Rasulullah bersabda:
قال رسول الله ﷺ خير الأمور أوسطها. الحديث
“Sebaik-baiknya urusan adalah paling tengah”
Imam sayyid Muhammad Alawy al-Maliki dalam kitabnya Syarāfatul Ummah al-Muhammadiyyah menjelaskan makna dari kata الوسط’ di atas adalah jalan lurus yang tidak melenceng dari haluan. Maksudnya, sikap moderatmeniscayakan umat Islam berada di posisi tengah, tidak boleh melenceng ke kanan atau ke kiri.
Imam Fakhruddin ar-Razi dalam tafsirnya menjelaskan makna الوسط’ dengan tengah-tengah atau moderat dalam beragama. Dengan kata lain, agama Islam ciri khasnya adalah moderat diantara dua kubu agama lain, yang ekstrim kanan atau kiri. Ekstrim kanan adalah radikal, dalam hal ini adalah agama Nasrani yang mengkultuskan Nabinya sebagai tuhan. Sedang yang ekstrim kiri terlalu longgar, cendrung ceroboh, dalam hal ini adalah agama Yahudi yang serampangan membunuh para nabinya, mendistorsi kandungan Al-Qur’an dan berbagai bentuk kecerobohan yang lain.
Baca Juga:Ahlusunah Bukan Firkah
Setelah kita memahami kandungan ayat sebagaimana telah dijelaskan di muka, ternyata masih ada sebagian orang yang masih sanksi, dan merasa kurang puas dengan penjelasan barusan. Lantas mereka bertanya, mengapa sikap moderat tersemat begitu saja pada Ahlusunah wal Jamaah? Kenapa bukan Wahabi, Syiah, Liberal dan sekte-sekte Islam yang lain?
Untuk menjawab kemuskilan tersebut, pertama, sebagaimana sudah maklum bahwa ajaran Ahlusunah wal-jamaah merupakan ajaran Islam murni (jauharatul islam) yang telah dipraktekkan oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabat, Jadi, Ahlusunah wal-Jamaah adalah hakikat Islam itu sendiri. Kedua, ketika meneropong dan menelusuri jejak karakter sekte-sekte luar Ahlusunah wal-Jamaah, seperti Qodariyah, Jabariyah, Muktazilah, Wahabi dan Syiah, tidak ada satupun yang mempunyai pandangan yang lurus, moderat dan benar.
Kita ambil contoh, ketika terjadi perseteruan antara kelompok Muktazilah yang melampaui batas dalam menggunakan akal, dengan kelompok Hasyawiyah yang cendrung mengebiri akal. Maka, Ahlusunah wal-Jamaah yang dipelopori Imam Abul Hasan al-Asy’ari berada di antara dua kelompok tersebut; tidak mengabaikan fungsi akal dalam penggunaan dalil, hanya saja menggunakannya secara proporsional.
Contohnya lagi, ketika ada kelompok yang menghina para sahabat Nabi yang dikenal dengan kelompok Râfidhah dan kelompok yang gemar mencela Ahlu bait, mereka dikenal dengan sebutan kelompok Nawâshib. Maka Ahlusunah wal-Jamaah berada di posisi tengah antar keduanya. Aswaja mencintai para sahabat dan Ahlu bait, karena mencintai keduanya merupakan hal fundamental dalam ajaran Islam khususnya Ahlusunah wal-Jamaah.
Selanjutnya sekte sempalan yang tumbuh di era modern yaitu Wahabi (ekstrim kanan) yang dengan mudah mengkafirkan, membidahkan, tajsim dan lain sebagainya, dan kelompok Liberal (ekstrim kiri) yang cenderung lebih longgar seperti pendapat mereka yang mengatakan semua agama itu sama benar. Maka Ahlusunah wal jamaah hadir dengan pandangan yang moderat, tidak mudah mengklaim kelompok lain sesat apalagi kafir. Namun, tidak segan-segan menilai sesat kelompok lain yang keluar dari jalur lurus yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dan para sahabat.
Dari pemaparan di atas berikut contoh-contohnya, sudah sepatunya sikap tawassuṭ atau moderat menjadi trand make dan terwakili oleh kelompok Ahlusunah wal-Jamaah, karena dari sekian pendapat yang bersifat moderat terejawantahkan dalam ajaran Ahlusunah wal-Jamaah. Sekian, semoga bermanfaat.
Syaiful Arif | Annajahsidogiri.id