Makin hari, dunia saat ini makin dipenuhi oleh orang-orang yang aneh. Tak khayal jika kita saksikan bahkan disekitar kita, orang-orang yang bertingkah lucu. Mulai dari keanehan yang beruansa non-agama ataupun keanehan yang bernuansa agama. Fenomena ini harus kita terima sebagai kenyataan yang harus kita cari solusinya.
Yang baru, akhir-akhir ini kita saksian sebuah video ceramah orang tua yang berjenggot tebal dan memakai aksesoris ala jawa. Dalam ceramahnya, dia memproklamirkan dirinya di hadapan para hadirin sebagai penjaga pintu neraka. Tujuannya adalah agar dia bisa mencegah para pengikutnya ketika akan masuk neraka, dan menggiring mereka menuju surga. Dari sini, maka bisa kita simpulkan bahwa dia telah memproklamasikan dirinya sebagai penjaga neraka yang karena itulah berarti dia seakan-sekan telah mengaku sebagai sosok yang bisa menandingi Malaikat Malik. Lalu, bagaimana kita menjawab pengakuan ngawur berusan?
Siapa Penjaga nereka?
Sebenarnya, kita perlu membahas pengakuan di atas bukan karena pengakuan tersebut berbobot. Sebab, pengakuan barusan sangat kentara kesesatannya dan jauh dari kebenaran. Tapi, kita perlu membahasnya karena dikhawatirkan pengakuan itu dianggap sebagai kebenaran oleh orang-orang yang minim pengetahuan tentang agama. Hal itu mungkin saja terjadi. Sebab, jika orang yang mengetahui suatu kesesatan tapi dia membiarkannya dan memilih tutup mulut untuk menanggapinya, maka yang akan terjadi adalah orang-orang awam akan mengira kesesatan itu adalah kebenaran. Imām ‘Alī bin Abī Ṭālib berkata:
حِينَ سَكَتَ أَهْلُ الْحَقِّ عَنْ الْبَاطِلِ، تَوَهَّمَ أَهْلُ اَلْبَاطِلِ أَنَّهُمْ عَلَى حَقٍّ
“Manakala orang-orang yang baik berdiam diri atas suatu kejahatan, maka para pelaku kejahatan mengira tindakan mereka adalah benar dan baik”.
Dari uraian barusan, maka kita dituntut untuk menanggapi hal yang batil karena khawatir dianggap sebagai kebenaran oleh orang-orang yang minim pengetahuan tentang agama.
Nah, oleh sebab itu, kita perlu mengetahui apakah memang ada sosok yang bisa menjadi penjaga pintu neraka. Bukankah sudah ada malaikat Malik yang ditugaskan oleh Allah ﷻ untuk menjaga pintu tersebut?
Maka, jawabannya adalah tidak ada. Jika kita saksikan dalam al-Quran, hadis dan kitab-kitab para ulama, maka kita tidak akan menemukan keterangan penjaga neraka adalah manusia. Sebab, penjaga neraka sudah merupakan tugas yang Allah ﷻ bebankan kepada malaikat Malik. Hal itu sesuai dengan ayat berikut:
وَمَا جَعَلْنَآ اَصْحٰبَ النَّارِ اِلَّا مَلٰۤىِٕكَةًۖ (المدثر [٧٩]: ٣١)
“Kami tidak menjadikan para penjaga neraka, kecuali para malaikat” (QS. Al-mudaṡṡir [74]: 31)
Dari ayat ini, maka sudah bisa kita pastikan bahwa pengakuan penceramah di atas bahwa ia bisa menjaga pintu neraka, merupakan pengakuan yang keliru dan sesat karena bertentangan dengan nas sarih dari al-Quran.
Baca Juga: Syekh Muhammad bin Umar Al-Hadhrami
Selain malaikat Malik, ada juga malaikat lain yang bertugas menjaga pintu nereka. Hal itu bisa kita saksian dari ayat berikut:
سَاُصۡلِيۡهِ سَقَرَ وَمَاۤ اَدۡرٰٮكَ مَا سَقَرُؕ لَا تُبۡقِىۡ وَلَا تَذَرُ لَـوَّاحَةٌ لِّلۡبَشَرِ عَلَيۡهَا تِسۡعَةَ عَشَرَ (المدثر [٧٩]: 26-30)
“Kelak, Aku akan memasukkannya ke dalam (neraka) Saqar, Dan tahukah kamu apa (neraka) Saqar itu? Ia (Saqar itu) tidak meninggalkan dan tidak membiarkan,1 yang menghanguskan kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga)”. (QS. Al-Mutaṡṡir [74]: 26-30)
Imam Qurṭubi dalam kitab tafsirnya menjelaskna bahwa ayat ini menjadi bukti bahwa terdapat 19 malaikat yang bertugas menjaga neraka Saqar. Mereka adalah malaikat Malik dan 18 malaikat lainnya.
Dari sini, bisa kita simpulkan bahwa tidak ada satupun keterangan bahwa ada penjaga neraka selain malaikat. Sehingga, pengakuan penceramah diatas bahwa dia bisa menjaga neraka, merupakan pengakuan yang ngawur dan tak berdalil. Hal itu, karena bertentangan dengan dalil al-Quran yang menegaskan bahwa penjaga neraka adalah malaikat alias bukan seorang manusia.
Moh Zaim Robbani | Annajahsidogiri.id