Sejak tahun 1948, Palestina selalu mendapat serangan dari tentara biadab zionis Israel. Sejak itu, korban selalu berjatuhan dari rakyat Palestina. Hati mana yang tidak merasa sedih melihat warga Palestina yang terbunuh menjadi korban kebiadaban zionis Israel. Beribu-ribu jiwa manusia telah melayang akibat genosida yang dilakukan Israel. Anak kecil yang tidak memiliki salah ikut mnejadi korban pengeboman Israel. Mereka kehilangan nyawa dalam keadaan yang sangat mengenaskan. Bahkan, yang paling parah lagi, anak yang masih hidup beberapa hari di dunia juga terkena bom dari Israel. Sungguh kejamnya tentara biadab itu! Berbagai bantuan datang membantu rakyat Palestina melawan kekejian Israel. Hamas, sebagai pasukan pejuang kemerdekaan Palestina selalu berjuang melawan gempuran Israel.
Dari sini, sebetulnya sudah dapat kita ketahui tentara mana yang bisa dicap sebagai radikal. Namun sayangnya, fakta yang ada tidak seperti itu. Beberapa oknum mengatakan bahwa Hamas adalah radikal, padahal dalam berperang pun Hamas hanya membunuh pasukan Israel, mereka tidak membunuh rakyat sipil yang tak bersalah.
Etika Berperang Dalam Islam
Di saat Rasulullah ﷺ masih berada di Makkah, Allah ﷻ tidak memperkenankan beliau untuk berperang melawan kafir Makkah, yang sudah sangat sering menyakiti beliau dan para sahabat. Setelah Rasulullah ﷺ hijrah ke Madinah, Allah ﷻ memberi izin kepada beliau untuk memerangi orang kafir yang terlebih dahulu berbuat kezaliman kepada umat Islam.
Nah, kebolehan berperang ini pun harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh syariat. Artinya, seorang pejuang tidak boleh berbuat seenaknya dalam berperang. Dia harus selalu mengikuti semua ketentuan yang telah ada. Terkait hal ini, Sahabat Abu Bakar pernah menyampaikan pesan Rasulullah ﷺ demikian:
(لَا تَقْتُلُوا صَبِيًّا، وَلَا امْرَأَةً، وَلَا شَيْخًا كَبِيرًا، وَلَا مَرِيضًا، وَلَا رَاهِبًا، وَلَا تَقْطَعُوا مُثْمِرًا، وَلَا تُخْرِبُوا عَامِرًا، وَلَا تَذْبَحُوا بَعِيرًا وَلَا بَقَرَةً إِلَّا لِمَأْكَلٍ، وَلَا تُغْرِقُوا نَخْلًا، وَلَا تُحْرِقُوهُ (رواه البيهقي
“Jangan membunuh anak kecil, perempuan, orang yang sudah lanjut usia, orang sakit, dan pendeta. Jangan juga menebang pohon berbuah, jangan merusak bangunan, jangan menyembelih unta atau sapi kecuali untuk dimakan, jangan menenggelamkan sarang tawon dan membakarnya.” (HR. Al-Baihaqi)
Hadis ini adalah etika yang harus diikuti oleh pejuang. Dia tidak boleh bertindak brutal dalam berperang. Oleh karena itu, Rasullah ﷺ berpesan kepada para sahabat untuk tidak membunuh anak kecil, tidak membunuh perempuan, orang yang sudah lanjut usia, orang sakit, dan pendeta. Jika kita memahami hadis ini, maka yang boleh dibunuh dalam berperang hanyalah mereka yang punya peran dalam peperangan. Oleh karena itu, siapa pun yang tidak memiliki peran dalam peperangan, maka tidak diperbolehkan untuk diperangi, apalagi dibunuh.
Baca Juga; Baitul Maqdis, Palestina, dan Israel (1\2)
Selain itu, Rasulullah ﷺ juga menekankan kepada para shahabat bahwa mereka adalah para pejuang yang berperang di jalan Allah ﷻ dan untuk menegakkan Agama Allah ﷻ. Dalam sebuah hadis yang diceritakan oleh Shahabat Buraidah, bahwa tiap kali Rasulullah ﷺ mengirim utusan perang ke suatu tempat, beliau selalu berpesan kepada pasukan yang akan dikirim untuk selalu bertakwa kepada Allah ﷻ, serta selalu berbuat baik. Setelah itu Beliau bersabda: yang artinya, “Berperanglah kalian dengan menyebut Nama Allah, dan di dalam jalan Allah.” (HR. Ad-Darimi)
Dari sini, dapat kita tarik benang merah, bahwa Islam mengajarkan peperangan bukan untuk melakukan kekejian dan kekejaman, melainkan hanya untuk menegakkan Agama Allah ﷻ. Oleh karena itu, dalam berperang masih ada aturan yang harus ditaati oleh tentara Muslim, seperti yang telah disebutkan di atas. Aturan ini telah dilakukan oleh tentara Hamas yang sekarang sedang berjuang bersama pasukannya untuk membantu saudara kita, rakyat Palestina.
Fairuz Ubbadi | Annajahsidogiri.id