Syekh Muhammad Said Ramadhan al-Buthi dalam karyanya, Kubrol Yaqiniyyat al-Kauniyyat (hal.315), membahas bahwa tanda-tanda kiamat versi beliau itu dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah yang diriwayatkan dengan khabar mutawatir, baik al-Quran dan Hadis, sehingga membuahkan keyakinan yang wajib diimani bagi setiap orang mukmin. Dan yang kedua adalah yang diriwayatkan dengan hadis-hadis Ahad, dan meskipun berlandaskan pada beberapa hadis yang shohih, namun hal itu tidak bisa terlepas dari beberapa hal yang bersifat Dzanniyat (interpretatif).
Dalam pembahasan tersebut, beliau menggolongkan keluarnya Dabbah al-Ard sebagai tanda-tanda kiamat yang diriwayatkan dengan khabar mutawatir. Hal itu sebab telah disebutkan dalam QS. an-Naml [27]: 82 sebagaimana berikut:
وَاِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ اَخْرَجْنَا لَهُمْ دَاۤبَّةً مِّنَ الْاَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ اَنَّ النَّاسَ كَانُوْا بِاٰيٰتِنَا لَا يُوْقِنُوْنَࣖ
“Apabila perkataan (ketentuan masa kehancuran alam) telah berlaku atas mereka, Kami mengeluarkan makhluk bergerak dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka bahwa manusia selama ini tidak yakin pada ayat-ayat Kami.” (QS.an-Naml [27]: 82)
Dan berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan sanadnya dari Sahabat Abdullah bin Umar yang mengatakan Aku hafal dari Rasulullah SAW sebuah hadis tidak pernah aku lupakan setelah itu, aku mendengar Rasul SAW bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ الْآيَاتِ خُرُوجًا طُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَخُرُوجَ الدَّابَّةِ عَلَى النَّاسِ ضُحًى، وَأَيُّهُمَا مَا كَانَتْ قَبْلَ صَاحِبَتِهَا؛ فَالْأُخْرَى عَلَى أَثَرِهَا قَرِيبًا
“Sesungguhnya tanda-tanda pertama adalah terbitnya matahari dari barat, keluarnya binatang (dabbah) kepada manusia di waktu Dhuha. Tanda mana saja di antara yang sudah datang, maka yang lain akan mengiringinya tidak lama lagi.” (HR Muslim)
Baca juga: Kemunculan al-Masih Dajal Sebagai Tanda Kiamat
Tugas-tugas makhluk ini (Dabbah)
Makhluk ini akan muncul ketika manusia di akhir zaman berbuat kerusakan di atas muka bumi ini. Mereka meninggalkan segala perintah dan larangan Allah ﷻ. Mereka mengganti suatu yang haq dengan suatu yang bathil. Pada masa itu kebaikan tidak lah lagi diperintahkan dan kemungkaran tidaklah lagi dilarang. Dan hal itu terjadi saat Ulama telah tiada, keilmuan telah hilang, dan al-Quran tidak lagi dihafal. Maka, pada masa inilah Allah ﷻ akan mengeluarkan makhluk ini yang ditugaskan untuk memberikan peringatan pada manusia dengan mengatakan “bahwa selama ini manusia tidak yakin pada ayat-ayat kami” sebagaimana ayat di atas (an-Naml [27]: 82).[1]
Syekh Muhamad Ali as-Shobuni menjelaskan dalam karya monumentalnya, Shafwah at-Tafasir (hlm. 863/2/maktabah al-A’sriyyah), bahwa diantara tugas yang dilaksanakan oleh Dabbah adalah menyampaikan kalimat “ingatlah wahai manusia, bahwa laknat Allah ﷻ senantiasa bersama orang-orang yang zalim, yaitu orang-orang yang tidak membenarkan dan beriman pada ayat-ayat (tanda-tanda kebesaran) Allah.”
Tidak hanya itu, makhluk ini juga memberikan tanda pada setiap orang apakah mereka kafir ataukah mereka mukmin, sebagaimana yang diterangkan Dalam hadis yang diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah dari Nabi Muhammadﷺ, beliau bersabda;
تَخْرُجُ الدَّابَّةُ وَمَعَهَا عَصَا مُوسَى عَلَيْهِ السَّلَامُ وَخَاتَمُ سُلَيْمَانَ عَلَيْهِ السَّلَامُ فَتَخْطِمُ الْكَافِرُ أَنْفَ الْكَافِرِ بِالْخَاتَمِ، وَتَجْلُو وَجْهَ الْمُؤْمِنِ بِالْعَصَا حَتَّى إِنَّ أَهْلَ الْخُوَانِ لَيَجْتَمِعُونَ عَلَى خُوَانِهِمْ فَيَقُولُ هَذَا يَا مُؤْمِنُ! وَيَقُولُ هَذَا: يا كافر
“Binatang bumi itu keluar membawa tongkat Musa dan cincin Sulaiman. Lalu, binatang itu memukul (mencap) hidung orang kafir dengan cincin itu dan mencap wajah orang mukmin dengan tonkat tersebut, hingga manusia berkumpul di sebuah perkumpulan, dan binatang itu mengatakan ini orang mukmin dan ini orang kafir.” (HR Ahmad)
Baca juga: Kiamat Sudah Dekat (Serial Kajian Tanda-Tanda Kiamat 1)
Pandangan ulama terkait Dabbah
Dalam ayat tersebut (QS.an-Naml: 82) Ulama berbeda pendapat dalam menafsiri apa sebenarnya sosok yang dimaksud dengan Dabbah al-Ard. Namun, pendapat yang paling shohih (ashoh) mengatakan bahwa Dabbah tersebut adalah anak unta Nabi Sholih AS Yang disembelih. Saat induknya disembelih, anak induk tersebut melarikan diri sehingga masuk pada satu batu besar yang terbuka. Kemudian, batu tersebut tertutup sehingga menjadikan anak unta tersebut terkurung di dalamnya dan akan keluar pada masa yang dikehendaki oleh Allah ﷻ. Sebagian Ulama lain justru menafsiri bahwa Dabbah tersebut adalah induk itu sendiri.[2]
Ada suatu pendapat yang unik dari Abu Ubayyah dalam catatan kaki kitab an-Nihayah milik Ibnu Katsir, bahwa arti Dabbah di sini adalah suatu penyakit semacam bakteri berbahaya yang bisa membunuh dan melukai manusia bilamana terjangkit oleh semacam penyakit ini. Namun, pendapat ini sangat ditentang oleh Syekh Yusuf al-Wabil dalam karyanya Asyrotus-Sa’ah (hal.410-411/maktabah syamilah) dengan beberapa peninjauan. Di antaranya adalah:
Yang pertama, bahwa bakteri berbahaya adalah telah ada sejak dulu. Sedangkan misteri dabbah yang menjadi tanda-tanda kiamat adalah belum terjadi dan hanya akan muncul di akhir zaman.
Yang kedua, bahwa penyakit yang semacam bakteri biasanya tidaklah terlihat dan kasat mata. Sedangkan misteri dabbah tidak ada seorang pun yang mengatakan bahwa dabbah tersebut tidak terlihat. Bahkan Nabi Muhammad ﷺ menyampaikan dalam beberapa hadisnya yang menunjukkan bahwa kalangan manusia bisa melihatnya, seperti dabbah tersebut membawa tongkat Nabi Musa dan cincin Nabi Sulaiman AS dan lain sebagainya.
Yang ketiga, bahwa di antara tugas dari misteri dabbah adalah memberikan pada setiap orang tanda kafir dan mukmin, dengan memukulkan tongkat nabi Musa pada hidung orang kafir dan memukulkan cincin nabi Sulaiman pada hidung orang mukmin. Dan ini semua tidak dilakukan oleh semacam penyakit maupun bakteri.
Baca juga: Ahli Membaca tapi Tidak Memahami Isinya (Serial Kajian Tanda-tanda Kiamat 2)
Namun, semua keterangan yang telah dijelaskan barusan; bahwa dabbah adalah makhluk yang sangat tinggi dan besar. Ia akan membawa tongkat Nabi Musa dan cincin Nabi Sulaiman, memberikan label mukmin dan kafir pada setiap orang, adalah tidak dibenarkan menurut Syekh Abdullah bin Abdurrahman Ibnu jabarin yang mengatakan bahwa hadis-hadis tersebut kebanyakan tidaklah tsubut (tetap).[3]
Maka, kemunculan dabbah adalah suatu hal yang wajib diimani bagi setiap orang muslim, meskipun ulama banyak berbeda pendapat mengenai sosok asli dari makhluk ini. Wassalam.
Moch Rizky Febriansyah|annajahsidogiri.id
[1] Ibnu Katsir, Tafsîrul-Quran al-Adzîm, juz.3, hal.336, DKI. Atau Syekh Nawawi al-Jawi, Marâh labîd li kasyfi Ma’anîl- Quran al-Majîd, hlm.183.
[2] Ahmad as-Showi, Hasyiah as-Shâwî, hal.339, juz.3, DKI.
[3] Ibnu Jabarin, Syarh Aqîdah at-Tahâwiyyah, hal.5, juz.93, maktabah syamilah.