Liberalisme merupakan ideologi orang-orang Barat yang mereka sebarkan dan kembangkan ke berbagai penjuru dunia. Tak terkecuali di indonesia.
Paham ini mulanya muncul sebab pemberontakan orang-orang Barat terhadap agama Kristen. Dalam dinamika sejarah, mereka menolak dengan keras terhadap gereja yang telah berbuat sewenang-wenang kepada umatnya.
Namun, lambat laut paham ini mulai dicekoki ke berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Dengan berbagai cara halusnya, orang-orang Barat berhasil menghipnotis masyarakat Indonesia dan membuat mereka silau terhadap kemajuan Barat.
Sejatinya, jika ideologi ini terlaksana dalam agama Kristen, agaknya termasuk hal yang wajar. Sebab, dengan berbagai ideologi-ideologi Kristen tak masuk akal, merupakan hal yang wajar jika orang-orang Barat sadar bahwa Kristen adalah agama yang bermasalah.
Namun, titik yang perlu diperhatikan adalah ketika ideologi ini diterapkan dalam Islam. Hal ini merupakan kesalahan yang sangat besar karena terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara Islam dan Kristen.
Ironisnya, banyak masyarakat Indonesia yang tidak paham dengan berbagai paham-paham mereka terutama dalam hal-hal yang bersifat furuiyah. Masyarakat Indonesia sudah terlena dengan paham mereka, tanpa memikirkan lebih lanjut apakah hal itu benar dalam Islam atau tidak.
Oleh karena itu, supaya kita mengetahui tentang paham-paham yang mereka usung agar berhati-hati, terutama dalam hal furuiyah sekaligus dengan penolakannya, buku “Liberalisme Disekitar Kita” sangat cocok untuk mengetahui berbagai konsep mereka sekaligus diiringi dengan penolakan-penolakan tegas dari sang penulis balik menggunakan dalil nas ataupun akal.
Baca Juga: Haulal-Ihtifâl bi-Dzikrâ Maulidin-Nabî asy-Syarîf
Secara spesifik, buku ini mencakup 12 bab ideologi Barat dengan rincian; sekularisme, pluralisme, feminisme, Islam dan budaya, skeptisisme, ateisme, relativisme, humanisme, islamphobia, stigma dan propaganda, rasionalisme dan desakralisasi. Selain itu, buku ini juga disertai bab lain-lain yang berisi paham-paham kekinian yang sesat dan perlu diluruskan.
Masing-masing dari bab diatas mencakup berbagai permasalahan furuiyah yang bermunculan baru-baru ini disekitar kita. Hal inilah yang membuat buku ini menarik untuk dibaca. Oleh karena itu, buku ini diberi nama “Liberalisme Disekitar Kita” karena memang pembahasannya terkait hal-hal sesat di sekitar kita yang menyusup ke barbagai tempat tanpa kita sadari.
Selain itu, yang membuat buku ini berbeda dengan buku lain adalah isi dari berbagai permasalahan dari setiap bab dari buku ini menggunakan sistem penolakan terhadap pernyataan kontroversial dari para tokoh-tokoh liberal yang penulis ambil dari berbagai sosial media, seperti Twitter, Instagram dan sosial media lainnya. Ini menarik. Sebab, hal tersebut membuat pembaca tahu persis terhadap pernyataan kontroversial orang-orang liberal. Wallâhu a‘lam.
Moh Zaim Robbani | Annajahsidogiri.id