Teman-teman, pemirsa serial Aqidah Awam, kali ini pembahasan kali ini akan fokus tentang Nabi Idris dan Nabi Nuh. Penulis akan menjelaskan kenabian dan sekelumit biografi tentang mereka berdua.
Konon, nabi kedua adalah Nabi Syits. Meskipun Nabi Syits tidak wajib diketahui oleh umat islam secara terperinci layaknya Nabi Adam, Nabi Syits tetaplah nabi yang mendapatkan wahyu langsung dari Allah ﷻ. Oleh karena itu, Nabi Syits hanya wajib diketahui secara global saja. Maksudnya, kita wajib mengimani bahwa selain dua puluh lima nabi yang wajib diimani atas kenabiannya, ada nabi yang wajib diimani akan kenabian mereka tanpa mengetahui nama mereka satu persatu. Hal ini dikarenakan tidak ada dalil yang mengarah kepada wajibnya mengimani Nabi Syits secara terperinci. Selain itu, hal ini juga dikuatkan dengan pendapat Syekh Ramdhan al-Buthi dan Syekh Nawawi al-Banteni dalam kitab mereka, yang berpandangan bahwa Nabi Syits tidak tergolong nabi yang wajib diimani secara terperinci.
Nabi Idris
Nabi kedua yang wajib diketahui oleh umat islam adalah Nabi Idris. Nama asli beliau adalah Akhnukh (Khanukh), dijuluki Idris karena sering menelaah kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Adam dan Nabi Syits. Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa Nabi Idris adalah orang pertama yang menulis menggunakan qalam (pena) sekaligus menjadi mukjizat beliau. Nabi Idris merupakan orang pertama yang melakukan jahit-menjahit, juga orang pertama yang memakai pakaian yang berjahit[1].selain itu, Nabi Idris juga kakek Nabi Nuh dari jalur ayah.
Baca Juga; Kontroversi Wahabi Perihal Mengatakan “ Sayyid “ Pada Nabi
Ternyata, Nabi idris tidak wafat sebagaimana Nabi Isa, melainkan berpindah alam menuju langit ke empat. Oleh karenanya, saat peristiwa isra mikraj, Nabi Muhammad bertemu dengan Nabi Idris di langit ke empat[2]. Hal ini sesuai dengan firman Allah;
وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ اِدْرِيْسَۖ اِنَّهٗ كَانَ صِدِّيْقًا نَّبِيًّا.وَّرَفَعْنٰهُ مَكَانًا عَلِيًّا
“Ceritakanlah (Nabi Muhammad kisah) Idris di dalam Kitab (Al-Qur’an). Sesungguhnya dia adalah orang yang sangat benar dan membenarkan lagi seorang nabi. Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.”
Dari ayat di atas, sangat jelas akan benarnya eksistensi kenabian Idris. Juga dikuatkan oleh opini Syekh Muhammad Ali ash-Shobuni yang berpandangan bahwa Nabi Idris tergolong nabi sekaligus rasul yang wajib diketahui oleh umat islam.
Nabi Nuh
Nabi Nuh adalah rasul pertama yang diutus kepada penyembah berhala. Sebab, umat islam priode Nabi Adam dan Nabi Syits tidak ada yang berpaling dari ajaran islam. mereka meyakini Allah ﷻ sebagai tuhan. Nabi Nuh adalah cicit Nabi Adam yang ke Sembilan.
Nama Nabi Nuh diabadikan dalam al-Quran sebanyak empat puluh tiga kali. Di antaranya dalam surat Hud, al-A’raf, al-Mu’minun, asy-Syu’ara’, bahkan terdapat surat tersendiri yaitu surat Nuh. Nabi Nuh merupakan satu-satunya Nabi yang dikaruniai umur paling panjang daripada nabi-nabi yang lain. Beliau wafat ketika berusia 1350 tahun, diutus sebagai rasul ketika berumur 50 tahun, berdakwah dan mengajak kaumnya kepada kebenaran selama 950 tahun, hidup dengan harmoni setelah terjadinya kejadian banjir thufan selama 350 tahun.
Baca Juga; Eksistensi Malaikat Penjaga & Pencatat Amal (1)
Nabi Nuh tergolong Nabi yang memiliki gelar Ulûl–Azmi. Hal ini dikarenakan beliau memiliki kesabaran yang sangat luar biasa. Ketika berdakwah, Nabi Nuh sering kali dihina, diolok-olok, bahkan dipukul kaumnya hingga pingsan.
Ulama menyebutkan bahwa Nabi Nuh tergolong nabi sekaligus rasul yang diutus oleh Allah[3]. Di samping beliau merupakan rasul pertama yang diutus untuk menyampaikan wahyu kepada orang kafir, Nabi Nuh juga nabi pertama yang diperintah untuk mengantisipasi kaumnya akan pedihnya sisksaan Allah. Sebagaimana firman Allah;
اِنَّآ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖٓ اَنْ اَنْذِرْ قَوْمَكَ مِنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya (dengan perintah), “Berilah peringatan kepada kaummu sebelum datang azab yang pedih kepadanya!” (QS. Nūḥ [71]:1)
Dari keterangan di atas, dapat diambil kesimpulan atas kebenaran hakikat kenabian Syits, Idris, dan Nuh. Nabi Nuh tidak hanya memikul jabatan nabi, melainkan juga memikul jabatan rasul sekaligus Rasul pertama yang diutus untuk menyampaikan wahyu kepada orang-orang kafir. Maka seharusnya umat islam beriman akan kenabian mereka. Wallâhu A’lam bis-Shawâb.
Fakhrul Islam | AnnajahSidogiri.id
[1] An-naisaburi, Abu Ishaq, Ahmad bin Muhammad, Qasas al-Anbiya’, Dar al-Kutub al-Islamiyah Beirut Lebanon, cetakan kedua. Hal. 46-47.
[2] Abi al-Fada’, Ismail bin Katsir, Qasas al-Anbiya’, Dar al- Fikr Beirut lebanon, Cetakan pertama. Hal. 71-73.
[3] Ash-Shobuni, Muhammad Ali, an-Nubuwah wa al-Anbiya’, Dar al-Qalam damaskus, cetakan keempat, Hal.187-201.