Syekh Yusuf al-Qardawi dalam kitabnya, al-Wathan wal-Muwatthanah, menjelaskan bahwa perasaan cinta tanah air merupakan fitrah manusiawi yang pasti tumbuh dalam hati manusia, tanpa memandang agama, suku, atau warna kulitnya. Setiap orang pasti akan membanggakan tanah airnya dan marah jika ada orang yang mencoba mengganggu wilayah tempat ia tinggal. Perasaan ini lah yang menjadi dasar nasionalisme.
Orang-orang yang membenci Islam sering kali membenturkan ajaran Islam dengan prinsip cinta tanah air. Namun, Mereka sering kali menyebarkan propaganda bahwa Islam tidak mengenal cinta tanah air, Islam hanya mengajarkan cinta Agama saja. Tidak heran jika banyak orang-orang yang tidak mengenal Islam beranggapan bahwa orang Muslim adalah kelompok radikal yang tidak bisa bertoleransi dengan pemeluk agama lain serta acuh tak acuh terhadap urusan negaranya. Karena itulah, penting bagi kita untuk mengenalkan bahwa Islam adalah agama yang menjunjung nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air.
Prisnsip cinta tanah air dapat kita temukan dari sikap Rasulullah saat datang dari bepergian menuju kota Madinah, sebagaimana hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari:
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا قَدِمَ مِنْ سَفَرٍ فَنَظَرَ إِلَى جُدُرَاتِ الْمَدِينَةِ أَوْضَعَ نَاقَتَهُ وَإِنْ كَانَ عَلَى دَابَّةٍ حَرَّكَهَا مِنْ حُبِّهَا
“Diriwayatkan dari sahabat Anas bahwa Nabi ketika kembali dari bepergian, dan melihat dinding-dinding kota Madinah, beliau mempercepat laju untanya. Apabila beliau menunggangi kendaraan lain maka beliau menggerak-gerakkannya karena kecintaannya terhadap kota Madinah”.
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitab Fathul-Bâri Syarhu Sahîhil-Bukhârî (3/621) menjelaskan bahwa hadis tersebut menunjukkan dianjurkannya cinta tanah air dan keutamaan kota Madinah.
وَفِي الْحَدِيثِ دَلَالَةٌ عَلَى فَضْلِ الْمَدِينَةِ وَعَلَى مَشْرُوعِيَّة حُبِّ الوَطَنِ والحَنِينِ إِلَيْه
“Hadis ini menjadi dalil keutamaan kota Madinah, serta disyariatkannya cinta tanah air dan merindukannya”.
Dalil lain yang menjadi dasar di syariatkannya cinta tanah air adalah berikut ini:
إِنَّ الَّذِي فَرَضَ عَلَيْكَ الْقُرْآنَ لَرَادُّكَ إِلَى مَعَادٍ
“Sesungguhnya (Allah) telah mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.” (QS. Al-Qashash [28]: 85).
Baca Juga : Islam Cinta Tradisi
Ayat ini turun saat Rasulullah melakukan perjalanan hijrah menuju Madinah. Ketika sampai di Juhfah, Nabi merasa kerinduan terhadap kota Makkah; tempat kelahiran Nabi.
Ulama tafsir banyak menyebutkan bahwa ayat tersebut merupakan dalil disyariatkan cinta tanah air. Syekh Ismail Haqqi al-Hanafi al-Khalwati dalam kitab Rûhul–Bayân (6/441-442) menjelaskan:
وفي تَفسيرِ الآيةِ إشَارَةٌ إلَى أنَّ حُبَّ الوَطَنِ مِنَ الإيمانِ، وكَانَ رَسُولُ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ كَثِيرًا: اَلْوَطَنَ الوَطَنَ، فَحَقَّقَ اللهُ سبحانه سُؤْلَهُ … قَالَ عُمَرُ رضى الله عنه لَوْلاَ حُبُّ الوَطَنِ لَخَرُبَ بَلَدُ السُّوءِ فَبِحُبِّ الأَوْطَانِ عُمِّرَتْ البُلْدَانُ.
“Ayat ini (QS. Al-Qashash [28]:85) memberi isyarah bahwa cinta tanah air merupakan bagian dari iman. Rasulullah (dalam perjalanannya menuju Madinah) beberapa kali menyebut kata ‘tanah air’, ‘tanah air’. Lantas Allah mengabulkan permohonannya (dengan kembali ke kota Makkah) … Sayidina Umar berkata: ‘Jika bukan karena cinta tanah air, maka akan rusak negeri yang jelek. Karena cinta tanah air, dibangunlah negeri-negeri”.
Dari sederet penjelasan yang kami paparkan, kiranya sudah jelas bahwa Islam pun mengajarkan umatnya untuk cinta tanah air. Bahkan Rasulullah juga begitu. Sekarang sudah terbukti, bawa Islam adalah agama yang menjunjung nasionalisme dan kecintaan terhadap tanah air!
Muhammad Nuruddin | Annajahsidogiri.id