Problem jumlah rakaat shalat tarawih memang tak pernah usai dari pembahasan. Akhir-akhir ini salah satu media online membuat ulasan bahwa jumlah rakaat shalat tarawih tidak lebih dari 11 rakaat. Lantas, bagaimana kita menyikapinya? Alangkah baiknya simak ulasan artikel ini.
Media tersebut beranggapan shalat tarawih berjumlah 11 rakaat, berpedoman pada ulasan salah satu hadis di kitab Riyâdhus Shâlihîn, karya Imam an-Nawawi dalam bab Fadhâilu Qiyâmil Lail (Keutamaan Qiyamul Lail).
وَعَنْ عائشة قَالَتْ : مَا كَانَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَزِيْدُ – فِي رَمَضَانَ وَلاَ فِي غَيْرِهِ – عَلَى إحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً : يُصَلِّي أرْبَعًا فَلاَ تَسْألْ عَنْ حُسْنِهِنََّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّي أرْبَعاً فَلاَ تَسْألْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وطُولِهِنَّ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلاثاً. فَقُلتُ: يَا رسولَ اللهِ ، أتَنَامُ قَبْلَ أنْ تُوتِرَ؟ فَقَالَ: يَا عَائِشَة، إنَّ عَيْنَيََّ تَنَامَانِ وَلاَ يَنَامُ قَلْبِي. مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Aisyah radhiyallahu‘anha berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah (baik dalam bulan Ramadhan dan tidak pula pada bulan Lainnya) dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat, maka janganlah engkau tanyakan tentang bagus dan panjangnya rakaat tersebut. Kemudian beliau shalat empat rakaat, maka janganlah engkau tanyakan bagusnya dan panjangnya rakaat tersebut. Lalu beliau shalat tiga rakaat. Maka aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur sebelum engkau melakukan witir?’ Beliau menjawab, ‘Wahai Aisyah, sesungguhnnya mataku tidur tetapi hatiku tidak. (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari, no. 1147 dan Muslim, no. 738).
Di sini, media online tersebut memberi keterangan di awal tulisannya bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menambah jumlah rakaat shalat malam dari 11 rakaat. Sejatinya, hadis dari Sayyidatina Aisyah RA dalam riwayat al-Bukhari di atas tidak ada sangkut pautnya dengan jumlah rakaat shalat tarawih, kenapa? karena Imam Nawawi di sini menulis bab sebelum hadis di atas begini: Fadhail Qiyamul Lail (Keutamaan Qiyamul Lail). Begitupun sebagian Wahabi, biasanya membuat suatu referensi yang persis dengan di atas, dengan dalil mengambil dari kitab Sahih Bukhari langsung, padahal sudah dijelaskan oleh kalangan Sunni, bahwa Imam Bukhari menulis bab pada referensi tersebut jauh dengan yang Wahabi maksud. Imam Bukhari menulis bab sebelum hadis di atas begini:
بَاب فَضْلِ بَاب قِيَامِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاللَّيْلِ فِي رَمَضَانَ وَغَيْرِهِ
“Bab Shalat malam Nabi r pada bulan Ramadhan dan lainnya”
Menyikapi hadis tersebut, Ust. Idrus Ramli, salah satu Dewan Pakar Annajah Center Sidogiri dalam karya-nya yang berjudul “Wahabi Gagal Paham” membantah argumen hadis di atas dengan kesimpulan;
Pertama: Hadist di atas tidak memberikan pengertian bahwa shalat melebihi 11 rakaat adalah pekerjaan yang tidak afdal (tidak diutamakan) apalagi terlarang atau bidah.
Baca Juga: Majelis Sholawat, Bid’ahkah?
Kedua: Hadist tersebut hanya menginformasikan bahwa shalat malam Rasulullah SAW tidak pernah lebih dari 11 rakaat, baik ketika bulan Ramadhan maupun di luarnya.
Ketiga: Informasi bahwa shalat malam Rasulullah SAW tidak pernah lebih dari sebelas hanya berdasarkan sepengatahuan Aisyah RA.
Lantas, apakah ada pendapat/bukti riwayat lain bahwa shalat malam Rasulullah SAW lebih dari 11 rakaat. Dalam hadis riwayat Imam Muslim dalam al-Ausath, menjelaskan rakaat shalat malam Rasulullah justru 13 rakaat:
عَنْ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: كَان رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يُصَلِي مِنَ الَّليْلِ ثَلَاثَ عَشَرَةَ رَكْعَةً سِوَى الْمَكْتُوْبَةِ
Ibn Abbas RA berkata: Rasulullah SAW menunaikan shalat malam 13 Rakaat.
Shalat malam Nabi SAW sebanyak 13 rakaat justru diriwayatkan dari beberapa shahabat diantaranya, Zaid bin Khalid al-Juhani, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Aisyah dan Jabir bin Abdullah. Bahkan dalam riwayat lain, shalat malam Rasulullah SAW 16 rakaat,
عَنْ عَلِيّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَان رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم يُصَلِّي مِنَ الَّيْلِ سِتَّ عَشَرَةَ رَكْعَةً سِوَى الْمَكْتُوْ بَةِ
Dari Ali RA berkata: Rasulullah SAW selalu menunaikan shalat pada malam hari sebanyak 16 rakaat, selain shalat maktubah”.
Hadis di atas diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang para perawinya tsiqah. Sedangkan dari beberapa riwayat yang sampai pada kita, ternyata hadis Shalat malam Rasulullah SAW ada 9 riwayat yang berbeda, mulai dari 4,7,8,9,11,13,16, dan 17 rakaat. Semuanya diriwayatkan di kitab-kitab hadis.
Lantas bagaimana dengan salah satu media online tersebut yang mengatakan rakaat Nabi SAW benar sekali tidak pernah lebih dari 11 rakaat, mungkin mereka menanggapi dengan gagal paham. Misalnya riwayat 11 rakaat yang berada di Sahih Bukhari tersebut, dengan begitu riwayat 11 rakaat lebih kuat pendapatnya. Padahal dalam menyikapi hadis, cara diambil oleh para ulama bukan adu riwayat yang lebih kuat. Wallâhu A’lam
A. Farid Muflihin | AnnajahSidogiri.id