AnnajahSidogiri.id
No Result
View All Result
Senin, Mei 19, 2025
  • Login
  • Terbaru
  • Aktual
    Murjiah: Sekte Pemberi Harapan Palsu

    Murjiah: Sekte Pemberi Harapan Palsu

    Nabi Ibrahim Enggan Berdoa?

    Nabi Ibrahim Enggan Berdoa?

    Keluarnya Dabbah Sebagai Tanda Kiamat

    Keluarnya Dabbah Sebagai Tanda Kiamat

    Keberadaan Allah Bisa Dirasionalkan (2/2)

    Keberadaan Allah Bisa Dirasionalkan (2/2)

    Meluruskan Makna Pasrah dalam Paham Pluralisme

    Meluruskan Makna Pasrah dalam Paham Pluralisme

    Buletin Tauiyah 297

    Buletin Tauiyah 297

    Akidah dalam Dinamika: Memahami Perbedaan antara Asy’ariyah dan Maturidiyah

    Akidah dalam Dinamika: Memahami Perbedaan antara Asy’ariyah dan Maturidiyah

    Legalitas Manakib

    Legalitas Manakib

    Buletin Tauiyah 291

    Buletin Tauiyah 291

  • Aswaja
    Merayakan Ulang Tahun Bidah (?)

    Merayakan Ulang Tahun Bidah (?)

    Sayidina Abu Bakar tidak Rasional?

    Sayidina Abu Bakar tidak Rasional?

    Bangsa Perusak: Ya’juj & Ma’juj

    Bangsa Perusak: Ya’juj & Ma’juj

    Perbedaan antara Sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah dalam Akidah Islam

    Perbedaan antara Sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah dalam Akidah Islam

    Antara Mati dan Hidup Kembali?

    Antara Mati dan Hidup Kembali?

    Ahlusunnah wal Jamaah sebagai Manhajul Fikri dalam Islam

    Ahlusunnah wal Jamaah sebagai Manhajul Fikri dalam Islam

    Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ; Rahmatan-Lil ’Alamin

    Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ; Rahmatan-Lil ’Alamin

    Akidah dalam Dinamika: Memahami Perbedaan antara Asy’ariyah dan Maturidiyah

    Akidah dalam Dinamika: Memahami Perbedaan antara Asy’ariyah dan Maturidiyah

    Mungkinkah Manusia Menjadi Penjaga Neraka?

    Mungkinkah Manusia Menjadi Penjaga Neraka?

  • Wahabi
    Merayakan Ulang Tahun Bidah (?)

    Merayakan Ulang Tahun Bidah (?)

    Tradisi Mitoni: Mengupas Legalitas

    Tradisi Mitoni: Mengupas Legalitas

    Kesunahan Selametan Haji

    Kesunahan Selametan Haji

    Eksistensi Tuhan Menurut Ahlusunnah & Fir’aun

    Eksistensi Tuhan Menurut Ahlusunnah & Fir’aun

    Hukum Mengucapkan “Apa Kata yang di Atas”

    Hukum Mengucapkan “Apa Kata yang di Atas”

    Polemik Tradisi 40 Harian

    Polemik Tradisi 40 Harian

    Benang Merah Antara Khawarij dan Wahabi #1

    Benang Merah Antara Khawarij dan Wahabi #1

    Ketika Maulid Nabi Dipertanyakan

    Ketika Maulid Nabi Dipertanyakan

    Menanggapi Problematika Bidah

    Menanggapi Problematika Bidah

  • Liberal
    Mengurai Tuduhan Al-Quran Pluralisme

    Mengurai Tuduhan Al-Quran Pluralisme

    Memahami Apa Itu Ilmiah?

    Memahami Apa Itu Ilmiah?

    Keberadaan Allah Bisa Dirasionalkan (1/2)

    Keberadaan Allah Bisa Dirasionalkan (1/2)

    Gatal-Gatal Selamat Natal

    Gatal-Gatal Selamat Natal

    Jihad dalam Islam: Antara Perang dan Dakwah

    Jihad dalam Islam: Antara Perang dan Dakwah

    Menelaah Hikmah dan Keadilan Qisas dalam Islam

    Menelaah Hikmah dan Keadilan Qisas dalam Islam

    Tuduhan Palsu Kaum Liberal

    Tuduhan Palsu Kaum Liberal

    Relevansi yang Tidak Menyimpang

    Relevansi yang Tidak Menyimpang

    Akidah Islam: Doktrinal atau Ilmiah? (2) 

    Akidah Islam: Doktrinal atau Ilmiah? (2) 

  • Syiah
    Tinjauan Kritis Akidah Pokok Syiah

    Tinjauan Kritis Akidah Pokok Syiah

    Hari ‘Asyura dalam Tradisi Komunitas Syiah

    Hari ‘Asyura dalam Tradisi Komunitas Syiah

    PELEGALAN NIKAH MUT’AH BERBAU PROSTITUSI

    PELEGALAN NIKAH MUT’AH BERBAU PROSTITUSI

    Syiah dan Konsep Syafaat

    Syiah dan Konsep Syafaat

    Syiah; bukan Sekadar Ideologi tapi juga Agresi

    Syiah; bukan Sekadar Ideologi tapi juga Agresi

    Mengenal Mushaf Fatimah

    Mengenal Mushaf Fatimah

    Memahami Maksud Ayatut-Tathir

    Memahami Maksud Ayatut-Tathir

    Syiah Pelopor Ajaran Rasisme

    Syiah Pelopor Ajaran Rasisme

    Tragedi Kelam Hajar Aswad; Kisah Syiah Qaramithah yang Merenggut Kekudusan Batu Suci

    Tragedi Kelam Hajar Aswad; Kisah Syiah Qaramithah yang Merenggut Kekudusan Batu Suci

  • Serial Akidah Awam
  • Publikasi
    • Buletin Tauiyah
    • e-book
    • Firqah
    • Kajian Kitab Kiai
    • Kolom
    • Konsultasi
      Jahmiyyah; Sekte Pengingkar Asma Allah

      Jahmiyyah; Sekte Pengingkar Asma Allah

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#3)

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#3)

       Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#2)

       Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#2)

      Asmaul-Husna: Apakah Cuma Sembilan Puluh Sembilan Nama?

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#1)

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#1)

      Jangan Katakan Al-Quran Makhluk !

      Jangan Katakan Al-Quran Makhluk !

      Siapa Iblis Itu?

      Siapa Iblis Itu?

      Mengapa Tahlilan Hingga 7 Hari?

      Mengapa Tahlilan Hingga 7 Hari?

      Hikmah di Balik Menabur Bunga di Atas Kuburan

      Hikmah di Balik Menabur Bunga di Atas Kuburan

    • Resensi
    • Tokoh
      Ahmad Bin Hanbal: Amir al-Mukminin al-Hadis

      Ahmad Bin Hanbal: Amir al-Mukminin al-Hadis

      Mutiara Pembela Ahlusunnah dari Kota Mekah

      Mutiara Pembela Ahlusunnah dari Kota Mekah

      Saad al-Din at-Taftazani

      Saad al-Din at-Taftazani

      Syekh Muhammad bin Umar Al-Hadhrami

      Syekh Muhammad bin Umar Al-Hadhrami

      Al-Imam Al-Ghazali

      Al-Imam Al-Ghazali

      Al-Imam Al-Baghawi

      Al-Imam Al-Baghawi

      Syekh Ahmad bin Ismâ‘îl Al-kûrâni

      Syekh Ahmad bin Ismâ‘îl Al-kûrâni

      Maimuniyyah Gagal Paham

      Syekh Abdul Hâmid bin Muhammad Alî Quds

      Al-Imam Ibnu ‘Ajibah

      Al-Imam Ibnu ‘Ajibah

    • Wawancara
  • Video
AnnajahSidogiri.id
  • Terbaru
  • Aktual
    Murjiah: Sekte Pemberi Harapan Palsu

    Murjiah: Sekte Pemberi Harapan Palsu

    Nabi Ibrahim Enggan Berdoa?

    Nabi Ibrahim Enggan Berdoa?

    Keluarnya Dabbah Sebagai Tanda Kiamat

    Keluarnya Dabbah Sebagai Tanda Kiamat

    Keberadaan Allah Bisa Dirasionalkan (2/2)

    Keberadaan Allah Bisa Dirasionalkan (2/2)

    Meluruskan Makna Pasrah dalam Paham Pluralisme

    Meluruskan Makna Pasrah dalam Paham Pluralisme

    Buletin Tauiyah 297

    Buletin Tauiyah 297

    Akidah dalam Dinamika: Memahami Perbedaan antara Asy’ariyah dan Maturidiyah

    Akidah dalam Dinamika: Memahami Perbedaan antara Asy’ariyah dan Maturidiyah

    Legalitas Manakib

    Legalitas Manakib

    Buletin Tauiyah 291

    Buletin Tauiyah 291

  • Aswaja
    Merayakan Ulang Tahun Bidah (?)

    Merayakan Ulang Tahun Bidah (?)

    Sayidina Abu Bakar tidak Rasional?

    Sayidina Abu Bakar tidak Rasional?

    Bangsa Perusak: Ya’juj & Ma’juj

    Bangsa Perusak: Ya’juj & Ma’juj

    Perbedaan antara Sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah dalam Akidah Islam

    Perbedaan antara Sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah dalam Akidah Islam

    Antara Mati dan Hidup Kembali?

    Antara Mati dan Hidup Kembali?

    Ahlusunnah wal Jamaah sebagai Manhajul Fikri dalam Islam

    Ahlusunnah wal Jamaah sebagai Manhajul Fikri dalam Islam

    Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ; Rahmatan-Lil ’Alamin

    Kelahiran Nabi Muhammad ﷺ; Rahmatan-Lil ’Alamin

    Akidah dalam Dinamika: Memahami Perbedaan antara Asy’ariyah dan Maturidiyah

    Akidah dalam Dinamika: Memahami Perbedaan antara Asy’ariyah dan Maturidiyah

    Mungkinkah Manusia Menjadi Penjaga Neraka?

    Mungkinkah Manusia Menjadi Penjaga Neraka?

  • Wahabi
    Merayakan Ulang Tahun Bidah (?)

    Merayakan Ulang Tahun Bidah (?)

    Tradisi Mitoni: Mengupas Legalitas

    Tradisi Mitoni: Mengupas Legalitas

    Kesunahan Selametan Haji

    Kesunahan Selametan Haji

    Eksistensi Tuhan Menurut Ahlusunnah & Fir’aun

    Eksistensi Tuhan Menurut Ahlusunnah & Fir’aun

    Hukum Mengucapkan “Apa Kata yang di Atas”

    Hukum Mengucapkan “Apa Kata yang di Atas”

    Polemik Tradisi 40 Harian

    Polemik Tradisi 40 Harian

    Benang Merah Antara Khawarij dan Wahabi #1

    Benang Merah Antara Khawarij dan Wahabi #1

    Ketika Maulid Nabi Dipertanyakan

    Ketika Maulid Nabi Dipertanyakan

    Menanggapi Problematika Bidah

    Menanggapi Problematika Bidah

  • Liberal
    Mengurai Tuduhan Al-Quran Pluralisme

    Mengurai Tuduhan Al-Quran Pluralisme

    Memahami Apa Itu Ilmiah?

    Memahami Apa Itu Ilmiah?

    Keberadaan Allah Bisa Dirasionalkan (1/2)

    Keberadaan Allah Bisa Dirasionalkan (1/2)

    Gatal-Gatal Selamat Natal

    Gatal-Gatal Selamat Natal

    Jihad dalam Islam: Antara Perang dan Dakwah

    Jihad dalam Islam: Antara Perang dan Dakwah

    Menelaah Hikmah dan Keadilan Qisas dalam Islam

    Menelaah Hikmah dan Keadilan Qisas dalam Islam

    Tuduhan Palsu Kaum Liberal

    Tuduhan Palsu Kaum Liberal

    Relevansi yang Tidak Menyimpang

    Relevansi yang Tidak Menyimpang

    Akidah Islam: Doktrinal atau Ilmiah? (2) 

    Akidah Islam: Doktrinal atau Ilmiah? (2) 

  • Syiah
    Tinjauan Kritis Akidah Pokok Syiah

    Tinjauan Kritis Akidah Pokok Syiah

    Hari ‘Asyura dalam Tradisi Komunitas Syiah

    Hari ‘Asyura dalam Tradisi Komunitas Syiah

    PELEGALAN NIKAH MUT’AH BERBAU PROSTITUSI

    PELEGALAN NIKAH MUT’AH BERBAU PROSTITUSI

    Syiah dan Konsep Syafaat

    Syiah dan Konsep Syafaat

    Syiah; bukan Sekadar Ideologi tapi juga Agresi

    Syiah; bukan Sekadar Ideologi tapi juga Agresi

    Mengenal Mushaf Fatimah

    Mengenal Mushaf Fatimah

    Memahami Maksud Ayatut-Tathir

    Memahami Maksud Ayatut-Tathir

    Syiah Pelopor Ajaran Rasisme

    Syiah Pelopor Ajaran Rasisme

    Tragedi Kelam Hajar Aswad; Kisah Syiah Qaramithah yang Merenggut Kekudusan Batu Suci

    Tragedi Kelam Hajar Aswad; Kisah Syiah Qaramithah yang Merenggut Kekudusan Batu Suci

  • Serial Akidah Awam
  • Publikasi
    • Buletin Tauiyah
    • e-book
    • Firqah
    • Kajian Kitab Kiai
    • Kolom
    • Konsultasi
      Jahmiyyah; Sekte Pengingkar Asma Allah

      Jahmiyyah; Sekte Pengingkar Asma Allah

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#3)

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#3)

       Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#2)

       Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#2)

      Asmaul-Husna: Apakah Cuma Sembilan Puluh Sembilan Nama?

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#1)

      Takdir Dan Pertanyaan-Pertanyaan Membingungkan (#1)

      Jangan Katakan Al-Quran Makhluk !

      Jangan Katakan Al-Quran Makhluk !

      Siapa Iblis Itu?

      Siapa Iblis Itu?

      Mengapa Tahlilan Hingga 7 Hari?

      Mengapa Tahlilan Hingga 7 Hari?

      Hikmah di Balik Menabur Bunga di Atas Kuburan

      Hikmah di Balik Menabur Bunga di Atas Kuburan

    • Resensi
    • Tokoh
      Ahmad Bin Hanbal: Amir al-Mukminin al-Hadis

      Ahmad Bin Hanbal: Amir al-Mukminin al-Hadis

      Mutiara Pembela Ahlusunnah dari Kota Mekah

      Mutiara Pembela Ahlusunnah dari Kota Mekah

      Saad al-Din at-Taftazani

      Saad al-Din at-Taftazani

      Syekh Muhammad bin Umar Al-Hadhrami

      Syekh Muhammad bin Umar Al-Hadhrami

      Al-Imam Al-Ghazali

      Al-Imam Al-Ghazali

      Al-Imam Al-Baghawi

      Al-Imam Al-Baghawi

      Syekh Ahmad bin Ismâ‘îl Al-kûrâni

      Syekh Ahmad bin Ismâ‘îl Al-kûrâni

      Maimuniyyah Gagal Paham

      Syekh Abdul Hâmid bin Muhammad Alî Quds

      Al-Imam Ibnu ‘Ajibah

      Al-Imam Ibnu ‘Ajibah

    • Wawancara
  • Video
No Result
View All Result
AnnajahSidogiri.id
  • Terbaru
  • Aktual
  • Aswaja
  • Wahabi
  • Liberal
  • Syiah
  • Serial Akidah Awam
  • Publikasi
  • Video

Manunggaling Kawula Gusti; Sebuah Analisis Lengkap

Muhammad ibnu Romli by Muhammad ibnu Romli
11 Februari 2022
in Aswaja
Reading Time: 6 mins read
A A
0
Manunggaling Kawula Gusti; Sebuah Analisis Lengkap
189
SHARES
2.4k
VIEWS
Bagikan di FBBagikan di TwitterBagikan di WABagikan di Telegram

Setelah sebelumnya kami membahas perihal batasan Aswaja dengan non-Aswaja, untuk kali ini, kami akan fokus mengulas mengapa penganut Manunggaling Kawula Gusti bukanlah Aswaja. Kita rentet dan berkenalan terlebih dahulu dengan apa itu Manunggaling Kawula Gusti.

Secara literal manunggaling kawula gusti memiliki arti: Tuhan bersatu kepada hamba. Dalam kajian ilmu kalam, lebih sering diistilahkan dengan al-ittihâd wal-hulûl. Hadhratusy-Syekh KH. Hasyim Asy’ari, Pendiri Nahdlatul Ulama menyebutkan di dalam kitabnya Risâlatu-Ahlis-Sunnah bahwa paham ini merupakan sekte yang paling berbahaya ketimbang orang awam, daripada sekte lain. Kerena itu pula, kami membahas tentang ini. Untuk melihat langsung pernyataan Hadhratusy-Syekh KH. Hasyim Asy’ari, simak ‘ibarat berikut ini:

وَلَا بُدَّ عِنْدَ كُلُّ مٌسْلِمٍ مِنْ حَظٍّ فِيْ هَذَا المَقَامِ وَإِنْ تَفَاوَتُوا. وَإِِنَّمَا أَطَلْتُ الكَلَامَ عَلَى هَذِهِ الطَّائِفَة لِأَنَّ ضَرَرَهُمْ عَلَى المُسْلِمِينَ أَكْثَرَ مِنْ ضَرَرِ جَمِيْعِ الْكَفَرَةِ وَالمُبْتَدِعِينَ، فَإِن كَثِيْرًا مِنَ النَّاسِ يَعِظُمُوْنَهُمْ وَيَسْمَعُوْنَ كَلَامَهُمْ مَعَ جَهْلِهِمْ بِأَسَالِيْبِ الكَلَامِ العَرَبِيِّ.

“Merupakan keharusan bagi setiap muslim untuk memperhatikan masalah ini (al-hulûl wal-ittihâd), meskipun sangat jauh. Saya mempeluas pembahasan tetang sekte ini tidak lain lantaran tingkat kebahayaannya jauh lebih tinggi dari pada kebahayaan segaka sekte kafir dan bidah. Karena banyak manusia yang mengagungkan mereka dan mendengarkan perkataan mereka, padahal mereka tidak memahami alur bahasa Arab”

Pemikiran Manunggaling Kawula Gusti bermula dari meyakini selain Allah tidak memiliki sifat wujud sama-sekali. Bagi mereka ungkapan, “Manusia itu ada” berhubungan dengan keberdaan Allah , yakni wujud Allah itu sendiri. Hadhratusy-Syekh KH. Hasyim Asy’ari menyebutkan:

وَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ بِالحُلُوْلِ وَالإِتِحَادِ، وَهُمْ جَهْلَةُ المُتَصَوَّفَةِ، يَقُوُلُوْنِ: إِنَّهُ تَعَالَى الوُجُوُد المُطْلًقِ، وَإِنْ غَيْرَهُ لَا يَتَّصِفُ بِالوُجُوْدِ أَصْلًا، حَتَّى إِذَا قَالُوا: الْإِنسَانُ مَوْجُودٍ، فَمَعْنَاهُ أَنَّ لَهُ تَعَلَّقًا بِالوُجُوْدِ المُطْلَقِ، وَهُوَ اللَّهُ تَعَالَى.

“Dari mereka ada yang berpendapat hulûl wal-ittihâd. Mereka adalah para pengaku sufi yang jelas bodoh. Mereka berpendapat bahwa hanya Allah yang memiliki wujud secara mutlak. Selain-Nya tidak memiliki sifat wujud sama-sekali. Mereka hingga mengartikan ungkapan, ‘Manusia itu ada’ dengan kata bahwa itu kaitannya dengan keberadaan mutlak, yaitu Allah sendiri.”

Baca Juga: Goenawan Mohamad Salah Mengartikan Tuhan

Dalam buku Centhini: Tambangraras Amongraga jilid I, terdapat ungkapan Syekh Siti Jennar yang sangat nyentrik. Beliau mengatakan:

“Menyembah Allah dengan bersujud beserta rukuknya, pada dasarnya sama dengan Allah, baik yang menyembah maupun yang disembah. Dengan demikian, hambalah yang berkuasa, dan yang menghukum pun hamba juga.”

Falsafah semacam itu bertentangan dengan falsafah Aswaja memandang keberadaan makhluk. Bagi Aswaja, memahami eksistensi dari Tuhan dan hamba-Nya merupakan gambaran dari kesempurnaan pengetahuan. Jika ada seseorang ‘ârif malah mengklaim bahwa makhluk tidak ada, jelas dia bukan ‘ârif. KH. Hasyim Asy’ari r mengutip dalam kitab Lawâqihul-Anwâr yang menjelaskan:

مِنْ كَمَالِ العِرْفَانِ شُهُوْدِ عَبْدِ وَ رَبٍّ، وَكُلُّ عَارِفٌ نَفَى شُهُوْدِ العَبْدِ فِيْ وَقْتِِ مَا فَلَيْسَ هُوَ بِعَارِفٍ، وَإِنَّمَا هُوَ فِيْ ذَلِكَ الوَقْتِ صَاحِبُ حَالِ، ُوَصَاحِبُ الحَاِل سَكْرَانَ لَا تَحْقِيْقُ عِنْدَه

“Tergolong kesempurnaan makrifat ialah menyaksikan hamba dan tuhannya. Setiap ‘ârif yang malah menafikan makhluk, pada waktu itu berarti ia sedang tidak ‘ârif. Karena pada waktu itu ia memiliki keadaan tertentu; keadaan tidak sadar yang jelas tidak tahqîq.”

Memandang makhluk, Aswaja tetap meyakini bahwa makhluk itu ada, hanya saja keberadaannya masuk dalam kategori wujud nâqish. Dalam Kubral-Yaqiniyât al-Kauniyât halaman 109 Syekh Ramadan al-Buthi r memaparkan:

أَنَّ الوُجُوْدَ يَنْقَسِمُ اِلَى القِسْمَيْنِ: وُجُوْدِ كَامِلٍ وَوُجُوْدِ نَاقِص. وَبِتَعْبِيْرِ اَخَرَ نَقُوْلُ وُجُوْدُ ذَاتِيْ وَوُجُوْدُ تَبْعِيْ.

“Wujud terbagi menjadi dua bagian: wujud kâmil dan wujud nâqish. Istilah lainnya adalah: wujud dzâtî dan wujud tab’î.”

Perbedaan antara wujûd kâmil dan wujud nâqish sebagaimana berikut:

Wujud kamîl ialah sebuah istilah yang disematkan kepada zat wajib wujud, yang keberadaannya tanpa ‘illat. Ciri khas dari wujud kamîl adalah: tidak menerima ketiadaan sama-sekali, alias tidak pernah tiada dan tidak akan tiada.

Tentu keberadaan yang seperti ini, hanya layak disematkan kepada Allah yang Maha Pencipta. Syekh Muhammad Sa’id Ramadan al-Buthi dalam kitab yang sama menjelaskan:

 فَأَمَّا وُجُوْدُ اللَّهِ تَعَالَى، فَهُوَ وُجُوْدُ كَامِلٌ ذَاتِي بِمَعْنَى أَنَّهُ مَوْجُوْدٌ لِذَاتِهِ لَا لِعِلَّةِ مُؤْثَرَةِ فِيْهِ. وَمِنْ خَصَائِصِ الوُجُوْدِ الذَاتِي أَنَّهُ لَا يُقْبَلُ العَدَمَ.

“Keberadaan Allah tergolong wujud dzâtî, artinya keberadaan zat Allah tanpa didasari sebuah ‘illat mu’atstsirah. Di antara kehususan wujud dzâtî adalah: tidak menerima ketiadaan.”

Wujud nâqish adalah sebuah istilah yang disematkan kepada keberadaan yang membutuhkan pencipta. Ciri khas dari wujud nâqish adalah: berada di tengah-tengah dua ketiadaan, alias pernah tiada dan akan tiada.

Keberadaan segala sesuatu selain Allah c pasti tergolong wujud nâqish. Masih dalam kitab yang sama, Syekh Muhammad Sa’id Ramadan al-Buthi rmenjelaskan:

وَأَمَّا وُجُوْدُ مَا عَدَاهُ فَوُجُوْدُ نَاقِصٌ وَتَبْعِي. بِمَعْنَى أَنَّهُ مُسْتَمِدٌ مِنْ غَيْرِهِ وَاِنَّهُ مُتَوْقِفٌ عَلَى المَوْجُدِ لَهُ وَمِنْ خَصَائِصِ هَذَا النَّوْعِ الثَّانِي مِنْ الوُجُوْدِ اِنَّهُ لَابُدَّ أَنْ يَقُوْمَ بَيْنَ عَدَمَيْنِ: سَابِقٌ وَلَاحِقٌ.

“Keberadaan segala sesuatu selain Allah c tergolong wujud nâqish dan tab’î. Dengan arti, keberadaanya tergantung kepada selainnya dan membutuhkan kepada pencipta. Termasuk kekhususan macam wujud yang kedua ini ialah: harus berada di tengah-tengah dua ketiadaan; sebelum (yang lampau) dan sesudah (yang akan).”

Karena sampai kepada makam fanâ’ fit-tauhîd, terkadang wali Allahtidak menyadari keberadaan makhluk. Analogi mudahnya, seperti saat kita fokus kepada sesuatu, sering kali melalaikan dan tidak menyadari keberadaan yang lain. Oleh karenanya, muncul pernyataan yang terkesan hulûl wal-ittihâd.

Menyikapi wali yang semacam ini, Hadhratusy-Syekh KH. Hasyim Asy’ari r mengutip dari Hasyiyah ‘Abdis-Salâm memberikan penjelasan, bahwa, selagi bisa menakwilnya, harus kita takwil. Beliau mengungkapkan:

فَإِنْ وَقَعَ مِنْ أَكَابِرِ الأَوْلِيَاءَ مَا يُوْهَمُ ذَلِكَ أَوَّلَ بِمَا يُنَاسِبُهُ كَمَا يَقَعُ مِنْهُمْ فِي وَحْدَةِ الوُجُوْدِ، كَقُوْلِ بَعْضُهُمْ: “مَا فِي الجُبَّةِ إِلَّا اللَّهِ”، أَرَادَ  أَنْ مَا فِي الجُبَّةِ، بَلْ وَالْكَوْنُ كُلُّهُ لَا وُجُوْدَ لَهُ إِلَّا بِاللَّهِ.

“Apabila wali Allah c mengucapkan sesuatu yabng diduga mengandung wahdatul-wujûd, maka takwillah dengan sesauatu yang layak. Seperti perkataan, “Tidak ada sesuatu apa pun di jubah ini, kecuali Allah ,” maka yang dimaksudkan ialah: apa yang ada di jubah ini, bahkan alam secara keseuruhan, tidak mungkin ada, kecuali diciptakan oleh Allah.”

Pemikiran manunggaling kawula gusti tidak hanya ada di agama Islam saja. hampir setiap agama, memiliki aliran penyatuan dengan tuhan. Karena hakikatnya, aliran ini bermula dari filsafat mistisisme. Aliran ini berujung kepada neoplatonisme, sebuah pemikiran yang dilhami dari pemikiran Plato (428–427 SM).

Tokoh besar neoplatonisme ini ialah Plotinos (270 M). Rangkaian pemikirannya memang mirip dengan Plato perihal realitas ganda; realitas ide dan realitas indrawi. Namun, alih-alih meniscayakan keberadaan keduanya, filsafat neoplatonisme, lebih mengarah kepada penyatuan. Penggambarannya sebagaimana berikut.

Plotinus percaya bahwa dunia terentang antar dua kutub. Di ujung yang satu adalah cahaya ilahi yang dinamakan Yang Esa. Kadang-kadang Plotinus menyebutnya tuhan. Ujung yang satu lagi adalah kegelapan mutlak, yang tidak menerima cahaya dari Yang Esa. Tapi maksud Plotinus adalah bahwa kegelapan ini sesungguhnya tidak ada. Ia hanyalah ketiadaan cahaya. Dengan kata lain, ia tidak ada. Yang ada hanyalah Tuhan, atau Yang Esa, tapi sebagaimana suatu cahaya semakin lama semakin kecil akhirnya lenyap di suatu tempat ada suatu titik yang di dalamnya cahaya ilahi tidak dapat sampai.

Menurut Plotinus, jiwa disinari oleh cahaya Yang Esa, sementara materi adalah kegelapan yang tidak mempunyai keberadaan yang nyata. Tapi bentuk di alam ini mendapatkan sedikit cahaya dari Yang Esa

Oleh karenanya, memang antara filsafat neoplatonisme dengan filsafat Plato ada kemiripan, tetapi perbedaan keduanya pun sangat mencolok. Sehingga dapat disimpulkan seperti berikut.

Kiasan Plotinus agak mirip dengan mitos Plato tentang gua: semakin dekat kita pada mulut gua, semakit dekat kita pada asal semua eksistensi. Tapi, berkebalikan dengan ralitas ganda dari Plato, doktrin Plotinus dicirikan oleh pengalaman tentang kesatuan. Segala sesuatu utu satu, sebab segala sesuatu berasal dari tuhan. Bayang-bayang jauh di dalam gua Plato pun mengandung pijaran lemah dari Yang Esa.

Kemudian berlanjut kepada pemikiran filsafat mistisisme. Filsafat ini lebih memperjelas konsep yang diusung neoplatonisme. Gagasan yang diusung adalah sebagaimana berikut.

Apa yang biasanya kita sebut “aku” bukanlah “aku” yang sebenarnya. Secara sekilas kita mengalami identifikasi dengan “aku” yang lebih besar. Sebagian ahli mistik menyebutnya Tuhan, yang lain menyebutnya ruh kosmik. Ketika penyatuan itu terjadi, ahli mistik merasakan bahwa dia kehilangan dirinya; lenyap ke dalam diri tuhan atau hilang di dalam diri tuhan sebagaimana setitik ari kehilangan dirinya ketika menyatu dengan samudera.

Pengusung mistisisme di India pernah mengungkapkan demikian, “Jika aku mengadu, tuhan tiada. Jika tuhan mengadu, aku pun tiada”. 

Gagasan ini diserap oleh hampir semua agama. Sehingga tak jarang menemukan konsep manungaling kawula gusti di agama selain Islam. Tokoh Kristen yang mengusung paham mistisisme yang terkenal ialah Angelus Silesius (1634-1677), ia mengungkapkan, “Setiap tetas air menjadi lautan jika ia mengalir menuju samudra, sebagaimna akhirnya jiwa itu naik menjadi tuhan.”

Muhammad ibnu Romli | AnnajahSidogiri.ID

Previous Post

Memahami Mukalaf Sesuai Pandangan Ahlusunah

Next Post

Sihir Menyalahi Kemaksuman Nabi?

Muhammad ibnu Romli

Muhammad ibnu Romli

Penulis buku Pengantar Memahami Wahdaniyah. Pernah aktif sebagai Pemred Annajahsidogiri.id (2020-2022), Pemred Sidogiri.NET (2018-2019), Ketua Komisi Fatwa ACS (2022) dan Pustakawan Sidogiri (2014-2022).

Next Post
Sihir Menyalahi Kemaksuman Nabi?

Sihir Menyalahi Kemaksuman Nabi?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kategori

  • Aktual
  • Aswaja
  • Buletin Tauiyah
  • e-book
  • Firqah
  • Kajian
  • Kajian Kitab Kiai
  • Kolom
  • Konsultasi
  • Liberal
  • Publikasi
  • Resensi
  • Serial Akidah Awam
  • Syiah
  • Tokoh
  • Wahabi
  • Wawancara

© 2012-2025 AnnajahSidogiri.ID - design theme by Tim Media ACS.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Terbaru
  • Aktual
  • Aswaja
  • Wahabi
  • Liberal
  • Syiah
  • Serial Akidah Awam
  • Publikasi
    • Buletin Tauiyah
    • e-book
    • Firqah
    • Kajian Kitab Kiai
    • Kolom
    • Konsultasi
    • Resensi
    • Tokoh
    • Wawancara
  • Video

© 2012-2025 AnnajahSidogiri.ID - design theme by Tim Media ACS.